WHO Sebut Ratusan Fasilitas Kesehatan di Lebanon Tutup Karena Serangan Israel, Petugas Medis Jadi Target Serangan
Sejak menyerang Lebanon pada 23 September, Israel telah membunuh lebih dari 1.300 orang.
Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus menyatakan sistem kesehatan Lebanon kesulitan mengatasi meningkatnya kebutuhan di tengah serangan Israel yang terus berlanjut ke negara itu.
Tedros menyampaikan 100 dari 207 pusat perawatan kesehatan primer di Lebanon yang dilanda konflik, telah ditutup karena meningkatnya kekerasan.
- Serangan Israel ke Lebanon Tewaskan 4.047 Orang, 16.000 Luka
- Israel Bunuh 150 Warga Gaza & Lebanon Dalam Sehari, AS Basa Basi Cuma Minta Penjelasan
- Israel Hancurkan Rumah Sakit Terbesar di Lebanon, Empat Orang Tewas Termasuk Bayi
- Kebrutalan Israel di Lebanon: Serang 9 RS & 45 Pusat Layanan Kesehatan, Puluhan Tenaga Medis Wafat
Selain itu, lima rumah sakit juga ditutup akibat kerusakan struktural setelah serangan.
"Serangan terhadap petugas dan fasilitas kesehatan, yang telah menyebabkan hampir 100 kematian, harus dihentikan," tegas Tedros, seperti dilansir Antara, Sabtu (12/10).
Mencatat peningkatan jumlah korban luka-luka, Dirjen WHO itu mengatakan sistem kesehatan di Lebanon terus berjuang untuk mengatasinya karena keterbatasan kapasitas sumber daya dan tenaga kesehatan.
Tedros menyerukan perlindungan segera bagi pasien dan petugas kesehatan.
Israel telah melancarkan serangan udara besar-besaran di Lebanon sejak akhir September lalu. Serangan Israel telah membunuh sedikitnya 1.351 orang, melukai lebih dari 3.800 orang lainnya, dan memaksa lebih dari 1,2 juta orang mengungsi.