Analisis Psikologis di Balik Outfit Kompakan Sama Pasangan
Jadi apa alasan di balik outfit kompakan bareng pasangan? Ini analisis psikologis yang ditawarkan Dr. Nikki Goldstein.
Sering kompakan outfit sama pasangan, baik secara sengaja atau kebetulan? Atau mungkin kamu baru menyadari kalau belakangan gaya berpakaianmu jadi semakin mirip sama si dia. Padahal kamu tidak pernah bermaksud untuk jadi pasangan yang sedikit-sedikit posting #coupleOOTD atau #colorcoordinate.
Jadi apa alasan di balik outfit kompakan bareng pasangan? Ini analisis psikologis yang ditawarkan Dr. Nikki Goldstein seperti dilansir The Huffington Post.
-
Apa pengertian psikotes? Psikotes adalah alat evaluasi yang digunakan oleh perusahaan, lembaga pendidikan, atau profesional psikologi untuk mengukur berbagai aspek psikologis individu, seperti kemampuan kognitif, kepribadian, minat, dan sikap.
-
Bagaimana cara orang Sunda mengungkapkan perasaan sedih hati mereka karena cinta? Selayaknya masyarakat Indonesia dari daerah lain, orang Sunda juga punya dialek dan logat yang khas untuk mengungkapkan perasaan pedih hati mereka karena cinta.
-
Bagaimana cara menyatakan cinta sejati yang tulus? "Aku mencintaimu, bukan hanya karena siapa kamu. Tapi juga karena menjadi apa diriku saat bersamamu."
-
Apa yang dialami orang yang sulit jatuh cinta? Mereka perlu usaha yang lebih keras untuk bisa jatuh cinta kepada lawan jenisnya. Saking sulitnya untuk bisa merasakan perasaan romantis, tak jarang ada pula yang akhirnya menyerah dan membiarkan takdir yang memutuskan.
-
Mengapa mimpi jatuh dari ketinggian bisa menjadi tanda masalah psikologis? Mimpi jatuh dari ketinggian ternyata bisa memberi peringatan adanya masalah psikologis dalam diri kita. Beberapa masalah dalam diri kita bisa kita ketahui dari mimpi tersebut.
-
Apa saja yang jadi ciri khas caption galau tentang cinta? Caption galau akibat cinta paling galau yang menyentuh dapat mewakili perasaanmu. Anda harus yakin agar dapat move on dan bangkit lagi dari kesedihan serta menjalani kehidupan di lembaran yang baru.
Keinginan untuk Merasa Cocok di Alam Bawah Sadar
Pakar hubungan Dr. Goldstein menyebut outfit kompakan adalah perilaku yang dilakukan oleh alam bawah sadar. Perilaku ini biasanya terlihat sekitar enam bulan setelah hubungan dimulai.
"Kita cenderung untuk merasa ingin sesuai dengan orang yang kita pacari. Benar, kita semua memang unik, tetapi sebagai pasangan kita ingin terlihat kompak dan seakan-akan 'cocok'," jelas Goldstein.
Suatu Bentuk Konformitas dalam Hubungan
Shutterstock
Menurut Goldstein, outfit kompakan itu seperti konformitas dalam hubungan. Tak beda jauh dengan cara berpakaian di kantor yang lambat laun terpengaruh mayoritas rekan kerja.
"Anda menyesuaikan diri dengan lingkungan di mana Anda berada, jadi wajar jika Anda mengencani seseorang, Anda bakal mulai mengubah gaya berpakaian agar bisa membaur dengan mereka, meskipun Anda tidak menyadarinya."
Perubahan ini biasanya tidak disadari secara langsung. Setelah beberapa waktu, mungkin Anda melihat foto-foto lama dan menyadari betapa berbedanya dandanan Anda dulu.
"Anda tertarik kepada pasangan karena suatu hal dan dengan menjalin hubungan bersama mereka secara tidak langsung Anda menyatakan 'Saya suka gayamu'," tutur Goldstein lagi.
Outfit Kompakan Itu Normal, Asal...
Outfit kompakan dengan pasangan merupakan hal yang wajar. Namun lain ceritanya jika hal ini dilakukan secara sengaja.
"Jika sudah mencapai titik di mana Anda kehilangan jati diri, Anda perlu bertanya-tanya apakah kalian memakai segala atribut itu karena kalian benar-benar pasangan serasi, atau karena Anda sebegitu ingin hubungan itu berhasil sampai Anda merasa perlu untuk mengubah diri sedemikian rupa agar bisa cocok dan hubungan itu lantas berhasil,"
Intinya, kalau Anda terobsesi untuk memakai couple outfit atau harus banget color coordinate bareng pasangan, bisa jadi ada yang salah dengan hubungan Anda.
(mdk/tsr)