Bukan Cuma Bebas PHK, Begini Enaknya Kerja di TV
Apa saja?
Bicara Pemutusan Hubungan Kerja (PHK), rasanya istilah tersebut semakin sering akrab di telinga sejak berlangsungnya pandemi. Benar saja, kondisi yang tak menentu belakangan ini benar-benar memukul beragam sektor perekonomian, di samping sektor kesehatan.
Dari yang sebelumnya bekerja, kini terpaksa jadi pengangguran. Mencari pekerjaan baru pun juga tak segampang yang diharapkan. Andai saja ada pekerjaan yang benar-benar tak terdampak kondisi macam pandemi ini. Nyatanya, profesi itu pun sungguhan ada, apa lagi kalau bukan bidang penyiaran, khususnya bekerja di TV.
-
Bagaimana cara industri media memanfaatkan ChatGPT? Nah saya kira industri publisher bisa memakai secara bijak dengan melimitasi hybrid tidak murni tapi di-hybrid. Kedua, hybrid pun bisa delimitasi di konteks-konteks yang low risk regulasi, etik dan moralitas,"
-
Mengapa munculnya stasiun televisi swasta membawa dampak besar di industri pertelevisian Indonesia? Namun, dengan perkembangan teknologi dan tuntutan akan variasi program, masyarakat mulai menginginkan adanya pilihan yang lebih beragam. Hal ini mendorong lahirnya stasiun televisi swasta seperti RCTI, SCTV, ANTV, dan Indosiar.
-
Mengapa Ganjar berpendapat hilirisasi industri digital penting? Maka dari itu hilirisasi industri digital penting dilakukan supaya aturan tersebut semakin kuat dipegang para seniman hingga musisi.
-
Siapa yang menilai Ganjar paham industri kreatif? Anang yang merupakan anggota relawan ExtravaGanjar menilai yang disampaikan Ganjar sangat pas dengan aspirasi pelaku industri kreatif Indonesia.
-
Apa yang menunjukkan pertumbuhan industri manufaktur Indonesia? Geliat pertumbuhan ini dapat terlihat dari peningkatan permintaan baru yang menunjukkan aktivitas produksi yang semakin terpacu.
-
Apa yang ditawarkan oleh Indibiz bagi para pelaku bisnis? Jadi kami bukan hanya memberi solusi soal connectivity atau layanan internet saja, tapi juga menyediakan produk digital sesuai kebutuhan pelaku bisnis hingga pemerintah," kata GM Telkom Witel Denpasar Ismono Adi Jatmiko, Jumat (27/10/2023).
Tingginya kebutuhan akan informasi terkini, membuat bekerja di TV jadi salah satu profesi yang bukan saja tak mudah terdampak pandemi, tetapi juga gejolak politik dan ekonomi. Lagipula profesi di bidang penyiaran ini juga banyak macamnya. Selain pembawa berita, ada juga reporter, presenter, tim kreatif, pengarah kamera, editor maupun produser.
Enaknya lagi bekerja di TV ini punya banyak keuntungan, yang kadang tak disadari oleh orang-orang kantoran atau yang bekerja di bidang lain. Apa saja?
Tak Melulu Kerja di Kantor
©Shutterstock
Bagi kameramen dan jurnalis yang harus meliput berita di tempat tertentu secara langsung, maka berkesempatan keliling Indonesia, bahkan dunia. Enaknya lagi, selain tak melulu kerja di kantor, juga bisa keliling Indonesia atau dunia gratis karena dibayari kantor. Apalagi kalau bekerja di program liburan atau destinasi wisata, maka bisa sekalian rekreasi ke tempat-tempat indah, bukan?
Disiplin Waktu dan Lebih Kreatif
©Shutterstock
Sistem kejar tayang dan tuntutan untuk menjadi kreatif, membuat orang-orang yang bekerja di bidang ini cenderung lebih mampu disiplin waktu. Jam kerja yang nggak ajeg mengharuskan untuk pintar dalam mengatur waktu karena berbeda dengan karyawan biasanya. Meski begitu, urusan kreativitas jangan diremehkan kemampuan orang-orang yang bekerja di belakang televisi ini.
Jam Kerja Lebih Fleksibel
©Shutterstock
Berbeda dengan pegawai kantor yang punya jam kerja tetap, waktu kerja 8 jam sehari di stasiun televisi dibagi menjadi shift harian. Inilah kenapa kadang harus datang ke kantor atau studio dini hari atau tengah malam karena harus meliput siaran tertentu. Namun, dengan begini, waktu kerja jadi lebih fleksibel dan tak jadi tak gampang bosan karena jam kerja yang monoton.
Kesempatan Bertemu Orang Penting Sangat Besar
©Shutterstock/2p2play
Keuntungan lainnya kerja di TV adalah kesempatan bertemu dan bekerja sama dengan orang-orang penting, seperti artis ternama di Indonesia atau bahkan luar negeri. Ini belum ditambah dengan koneksi dengan insan pertelevisian lainnya seperti presenter, jurnalis, produser, dan sebagainya. Kesempatan untuk melebarkan karier ke bidang lain pun makin besar, berkat luasnya jaringan yang dimiliki.
Bisa Bekerja di Media Lain
©Shutterstock
Keberadaan TV mungkin perlahan akan tergerus zaman, hingga kelak akan ditinggalkan penonton. Namun, tidak dengan ilmu penyiaran yang dimiliki. Sebab, kemampuan di bidang penyiaran kini tak hanya bisa dimanfaatkan untuk bekerja di TV, tetapi di media digital lain. Sebut saja YouTube, Instagram, startup, dan e-commerce serta media sosial lainnya yang mampu menampilkan informasi lebih cepat dan langsung.
Demi mendapatkan kemampuan di bidang penyiaran yang mumpuni ini, maka perlu berlajar di institusi yang tepat, seperti Akademi Televisi Indonesia (ATVI). Hal ini karena kuliah di ATVI tak hanya menyiapkan bekerja di TV saja, tetapi juga kemampuan mengelola media lain, termasuk media sosial. Apalagi kini sudah ada fitur IG Live dan IG TV, sehingga keahlian penyiaran sangat dibutuhkan, terutama bagi influencer. Kemampuan penyiaran juga banyak dibutuhkan oleh startup atau e-commerce, terutama untuk memasarkan produk menggunakan media video untuk menarik perhatian konsumen.
Lebih lanjut, kuliah di ATVIhanya bisa mengembangkan hobi dan talenta, tetapi bisa mempersiapkan masa depan karier kamu di media digital, konten online, perfilman, hingga penyiaran.Ada dua program studi di ATVI, yaitu Jurnalisme Multimedia dan Produksi Multimedia. Di Jurusan Jurnalisme Multimedia akan mempelajari cara membuat dan mendistribusikan konten berita untuk disajikan di media multiplatform. Sedangkan di Jurusan Produksi Multimedia, akan diajari teknik-teknik produksi konten, seperti penyutradaraan, tata kamera, tata suara, penulisan naskah, dan sebagainya.
Bukan itu saja, ATVI menghadirkan tenaga pendidik yang kompeten dan berpengalaman di bidangnya. Kampus ini juga dilengkapi fasilitas kampus, studio untuk praktik, dan dukungan staf pengajar berpengalaman dalam bidangnya. Selain itu keuntungan back up induk perusahaan besar dalam bidang pertelevisian, seperti PT Elang Mahkota Teknologi atau EMTEK yang memiliki tiga stasiun TV; Indosiar, SCTV, O'Channel dan membawahi puluhan perusahaan berbasis platform media.
Hadirnya pola pengajaran yang meggabungkan teori dan praktik akan mempermudah untuk memahami dan menguasai materi kuliah yang memang disiapkan, sehingga bisa bekal memasuki dunia kerja yang penuh persaingan. Walhasil, setelah lulus dari ATVI, kamu akan menjadi seorang profesional yang siap kerja dan berdaya saing untuk berkarya di perusahaan-perusahaan ternama. Adapun kampus ATVI bisa ditemukan di Jalan Damai No. 11 Daan Mogot, Jakarta.
Cek lebih lanjut program ATVI lewat video berikut ini, agar cita-cita merasakan enaknya bekerja di TV tak sekadar mimpi.
(mdk/tmi)