Kisah mengharukan 7 ayah yang rela melakukan apa saja demi anak
Mereka tak ragu melakukan apa saja demi kebaikan sang anak. Simak kisah selengkapnya.
Kasih sayang orang tua sepanjang jalan. Mungkin itu pepatah yang tepat untuk menggambarkan bukti cinta 7 ayah ini kepada anaknya.
Mereka tak ragu melakukan apa saja demi kebaikan sang anak. Ada yang rela menjual ginjalnya, bahkan ada yang bersedia babak belur demi biaya pengobatan puteranya.
Simak kisah mengharukan para ayah luar biasa yang kami rangkum dari berbagai sumber berikut.
-
Apa yang menjadi keunggulan Jakarta sebagai destinasi wisata? Pulau ini merupakan rumah bagi ibu kota negara yang besar, yang memiliki semua fasilitas yang dapat Anda bayangkan, dengan harga yang murah.
-
Apa saja tempat wisata yang menarik di Kota Tua Jakarta? Di tengah gemerlapnya kota metropolitan Jakarta, berdiri bangunan-bangunan bersejarah yang jadi saksi bisu perjalanan panjang kota ini, dari masa kolonial hingga masa kini. Dikenal dengan sebutan Kota Tua, tempat wisata ini adalah harta karun yang penuh dengan histori.
-
Apa saja tempat wisata yang menarik untuk dikunjungi di Jakarta saat liburan? Berikut rekomendasi destinasi wisata di Ibu Kota Jakarta yang patut Anda kunjungi: Taman Margasatwa RagunanTak lengkap rasanya jika berwisata bersama keluarga tak mengunjungi kebun binatang ragunan.
-
Apa yang menjadi salah satu solusi untuk kemacetan di Jakarta? Wacana Pembagian Jam Kerja Salah satu ide yang diusulkan Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono adalah pembagian jam masuk kerja para pekerja di Jakarta. Menurutnya, cara itu bisa mengurangi kemacetan hingga 30 persen.
-
Apa yang dilakukan Syahrini di Jakarta? Tidak ada perubahan, Syahrini selalu terlihat anggun dan menenangkan sekali.
-
Apa yang dibahas Indonesia di Sidang Umum ke-44 AIPA di Jakarta? “AIPA ke-44 nanti juga akan membahas persoalan kesejahteraan, masyarakat, dan planet (prosperity, people, and planet),” kata Putu, Rabu (26/7/2023).
Keliling China untuk mencari anak
Guo Gantang, seorang pria asal Liaoncheng, Provinsi Shandong, China telah menempuh perjalanan sejauh 400.000 kilometer selama 18 tahun terakhir untuk menemukan putranya.
Pada tanggal 21 September 1997, putranya yang baru berumur 2 tahun, Guo Zhen menghilang. Menduga sang anak diculik, Guo pun melapor kepada pihak berwajib. Namun upaya pencarian putra semata wayangnya itu tak pernah membuahkan hasil.
Guo pun memutuskan mencari sendiri puteranya. Dilaporkan situs Oddity Central, ia berkeliling China dengan mengendarai motor yang dipasangi poster dengan gambar puteranya.
Jadi sansak demi biaya operasi
Pria China ini rela dipukuli sampai babak belur. Asalkan setiap orang mau membayar 10 yuan untuk setiap pukulan. Pasalnya uang yang ia kumpulkan dari profesi 'sansak manusia' itu akan segera dibayarkan untuk tunggakan biaya operasi puteranya.
Dilaporkan situs Shaghaiist, Xia Jun adalah ayah dari seorang putera yang sedang mengidap myeloid leukimia. Puteranya yang baru berusia dua tahun itu harus segera menjalani pencangkokan sumsum tulang belakang. Prosedur operasi itu akan menghabiskan biaya 700.000 yuan. Dan Xia Jun tidak mampu membayarnya.
Shanghaiist
Awalnya Xia Jun berniat mengemis untuk mengumpulkan uang. Tetapi ia takut orang-orang justru mengira dia gelandangan pemalas dan tak mau memberinya uang. Jadi ia memutuskan untuk menjadi sasaran tinju. Berdiri di depan stasiun, berbekal kardus yang ditempeli foto dan surat diagnosis puteranya, Xia Jun menawarkan 'jasanya' kepada setiap orang yang lewat.
Shanghaiist
Rupanya banyak orang yang bersimpati kepada nasib keluarga pria ini. Tak sedikit yang bersedia menyumbang. Ia sudah berhasil mengumpulkan 800.000 yuan. Setiap hari ada saja yang menjenguk dan menghibur anaknya di rumah sakit.
Saat ini putera Xia Jun masih harus menjalani serangkaian perawatan lanjutan. Untuk ke depannya, sang ayah masih harus mencari dana. Tetapi ia tidak berencana menggantungkan diri dari sumbangan. Ia memang sangat berterimakasih atas uluran tangan yang diterima. Tetapi ia ingin mencari pekerjaan lebih baik untuk mendapatkan biaya bagi puteranya.
Jadi kuda demi biaya perawatan
Mirip dengan kisah Xia Jun, seorang ayah asal Heifei, China ini menawarkan jasa sebagai kuda-kudaan untuk mengumpulkan biaya kemoterapi puteranya yang mederita leukimia.
Ikut triatlon di usia senja
Meskipun usianya sudah senja, Dick Hoyt ngotot mengikuti triatlon demi menyenangkan puteranya, Rick. Sejak Rick lahir, Hoyt tahu puteranya tak akan bisa menjalani hidup layaknya orang normal. Rick memiliki fisik yang tak sempurna.
Namun sang ayah tetap menyayanginya. Ketika suatu hari sang anak menyatakan keinginan untuk mengikuti triatlon, Dick pun menyanggupi. Ia tak ingin membuat putera kesayangannya kecewa.
Meskipun fisiknya di usia 60-an sudah tak seprima dulu, Hoyt membawa puteranya berpacu di triatlon. Hoyt mendorong kursi roda Rick sambil berlari. Saat berenang, Dick membaringkan tubuh anaknya di atas perahu. Tak peduli berapa lama waktu yang ia perlukan, Hoyt tetap berjuang untuk mencapai garis finish bersama Rick.
Sejak itu, tiap tahun Hoyt dan Rick rutin mengikuti triatlon. Bahkan sampai saat ini ketika usia Hoyt sudah memasuki 72 tahun.
Gendong anak sejauh 28 km setiap hari
Setiap hari ayah hebat ini menggendong puteranya sejauh 28 kilometer untuk berangkat ke sekolah. Dilaporkan situs Daily Mail, Yu Xukang harus menggendong anaknya dengan sebuah keranjang di punggung. Puteranya itu mengalami keterbatasan fisik karena kelumpuhan yang ia alami.
Walaupun begitu, Yu percaya puteranya bisa mendapatkan masa depan yang cerah seperti orang lain. Karena itulah ia bertekad untuk menyekolahkan puteranya.
"Memang benar anak saya mengalami lumpuh di kaki dan badannya, tetapi otak dan pikirannya normal seperti anak-anak lainnya. Jadi tidak ada alasan anak saya untuk tidak bersekolah, walaupun saya harus berjalan berpuluh-puluh kilometer akan saya lakukan demi anak saya agar kelak dia dapat kehidupan yang lebih baik," tandasnya.
Bawa anak narik becak
Bablu Jatav (38), seorang tukang becak asal Bharatpur, India harus membawa bayinya bekerja setiap hari. Sambil menggendong sang putri dengan satu tangan, ia mengayuh becak di bawah teriknya matahari.
Dilansir Dailymail, bayi perempuan bernama Damini itu tak punya siapa pun selain ayahnya. Sang ibu meninggal setelah melahirkannya. Karena tak ada orang yang bisa menjaganya, Jatav memutuskan untuk membawa bayinya bekerja.
"Shanti meninggal tidak lama setelah melahirkan di rumah sakit pada tanggal 20 September. Sejak saat itu, belum ada seorang pun yang mau merawat putri saya, sehingga saya yang merawatnya, bahkan pada saat saya menarik becak," tuturnya.
Rupanya kisah Jatav membuat banyak orang terharu. Sejak itu ia menerima banyak uluran tangan dari para donatur dan pemerintah setempat. Sekarang ia bisa bekerja tanpa mengkhawatirkan kondisi putrinya lagi.
Jual ginjal demi ijazah
Kisah yang satu ini berasal dari Indonesia. Sugianto nekat menawarkan ginjalnya dengan berkeliling Bundaran HI, Jakarta Pusat untuk biaya menebus ijazah sang puteri, Shara Meylanda Ayu. Ijazah Ayu ditahan pihak sekolah karena tunggakan sebesar Rp 17 juta.
"Untuk itu saya jual ginjal saya sesuai dengan tagihan anak saya. Sebetulnya Rp 1 miliar tidak akan saya jual cuma ini demi masa depan anak," ujar Sugianto.
Setelah kisah Sugianto menjadi sensasi, pria yang berprofesi sebagai penjahit ini berhasil mengumpulkan uang menebus ijazah. Putrinya bahkan mendapat beasiswa untuk kuliah.
Sayangnya, sang puteri justru memilih untuk kabur bersama kekasihnya dan meninggalkan sang ayah yang kebingungan.
Itulah kisah-kisah mengharukan para ayah yang tak segan melakukan apa saja demi anak mereka.