Lebih dari 50 Persen Orang Pernah Terpikir untuk Bunuh Diri, Ini 4 Sebabnya
Keinginan untuk bunuh diri bukan semata-mata karena mental dan iman yang lemah. Trauma akut, depresi menahun yang tak ditangani, hingga lingkungan toxic bisa menjadi pemicu yang lebih berbahaya.
Bunuh diri kerap diidentikkan dengan depresi akut. Bahkan tak sedikit yang mengecilkannya menjadi masalah mental dan iman yang lemah. Padahal kenyataannya tak sesederhana itu.
Masih banyak stigma tentang keinginan bunuh diri atau mati yang beredar di masyarakat. Tanpa bertanya ke ahlinya, kita hanya akan disesatkan asumsi keliru. Jadi apa yang perlu diketahui soal keinginan bunuh diri?
-
Bagaimana mengatasi depresi terselubung? Jika Anda atau seseorang yang Anda kenal menunjukkan tanda-tanda depresi terselubung, jangan ragu untuk mencari bantuan profesional. Depresi terselubung bisa diobati dengan terapi, obat-obatan, atau perubahan gaya hidup. Dengan bantuan yang tepat, Anda atau orang yang Anda kenal bisa pulih dan menikmati hidup yang lebih bahagia.
-
Apa saja tanda dari depresi terselubung? Berikut sejumlah tanda depresi terselubung yang penting untuk segera dikenali: Perubahan Kepribadian Orang dengan depresi terselubung mungkin menjadi lebih pendiam, pasif, atau tidak peduli pada hal-hal yang penting bagi mereka. Mereka juga bisa menjadi lebih mudah tersinggung atau marah. Perubahan Pola Makan dan Tidur Depresi terselubung bisa memengaruhi pola makan dan tidur seseorang. Mereka bisa kehilangan nafsu makan atau justru makan berlebihan. Gangguan tidur seperti insomnia atau hipersomnia juga sering terjadi. Perubahan Interaksi Sosial dan Produktivitas Kehilangan Minat pada Hobi dan Kegiatan Orang dengan depresi terselubung sering kali kehilangan minat pada hobi atau kegiatan yang mereka nikmati. Mereka bisa berhenti melakukan aktivitas yang biasanya membuat mereka bahagia. Bercanda tentang Hal-hal Negatif Mereka mungkin sering bercanda tentang topik yang berkaitan dengan depresi, seperti kematian atau bunuh diri. Ini bisa menjadi cara mereka untuk mengungkapkan perasaan mereka atau mencari perhatian.
-
Bagaimana depresi situasional terjadi? Depresi situasional adalah contoh depresi yang tidak menentu. Biasanya, kondisi ini ditandai dengan munculnya gejala murung, perubahan pola tidur dan makan, ketika ada kejadian yang memberi tekanan mental yang cukup tinggi. Gejala depresi situasional muncul akibat respons otak terhadap stres.
-
Mengapa mental health penting? Kesehatan mental sangat penting karena memengaruhi cara seseorang menangani stres, hubungan interpersonal, dan pengambilan keputusan. Pentingnya kesehatan mental tidak bisa diabaikan karena berdampak langsung pada kualitas hidup seseorang.
-
Kapan rasa takut berlebihan menjadi gejala dari masalah kesehatan mental? Ketakutan juga bisa menjadi gejala dari beberapa kondisi kesehatan mental termasuk gangguan panik, gangguan kecemasan sosial, fobia, dan gangguan stres pasca-trauma (PTSD).
-
Bagaimana cara mengatasi depresi terselubung? Jika Anda merasa mengalami gejala-gejala depresi terselubung, jangan ragu untuk mencari bantuan profesional. Selain itu, Anda juga bisa melakukan beberapa hal untuk mengatasi depresi terselubung, seperti: • Berolahraga. Olahraga bisa membantu meningkatkan mood Anda dengan melepaskan hormon endorfin yang bisa membuat Anda merasa lebih bahagia. Olahraga juga bisa meningkatkan kesehatan fisik Anda dan membuat Anda lebih percaya diri. • Berpikir positif. Coba cegah setiap pikiran negatif yang datang dengan menggunakan logika. Jangan biarkan pikiran-pikiran seperti “saya tidak berharga”, “saya tidak berdaya”, “saya tidak berbakat”, atau “saya tidak dicintai” menguasai diri Anda. Gantilah pikiran-pikiran tersebut dengan pikiran-pikiran yang lebih realistis, optimis, dan konstruktif. • Mencari teman curhat. Berbagi perasaan Anda dengan orang-orang yang Anda percayai dan peduli bisa membantu Anda merasa lebih lega dan didukung. Teman curhat bisa menjadi keluarga, teman, komunitas, atau profesional yang bisa memberikan Anda saran, masukan, atau sekadar mendengarkan. • Perlahan menyelesaikan masalah. Jika ada masalah yang menjadi penyebab depresi Anda, jangan menghindarinya atau menundanya. Hadapi masalah tersebut dengan cara yang bijak dan bertanggung jawab. Tentukan prioritas masalah yang harus diselesaikan terlebih dahulu, kemudian cari solusi yang paling efektif dan efisien. • Atur asupan makan. Makanlah makanan yang sehat dan bergizi untuk menjaga keseimbangan tubuh dan pikiran Anda. Hindari makanan yang mengandung gula, kafein, alkohol, atau zat aditif lainnya yang bisa memperburuk depresi Anda. • Membuat buku harian atau diary. Menulis perasaan Anda di buku harian atau diary bisa menjadi cara untuk mengekspresikan emosi Anda secara sehat. Anda juga bisa menulis hal-hal positif yang terjadi dalam hidup Anda sebagai pengingat bahwa hidup tidak selalu buruk. • Tidur cukup. Tidur cukup bisa membantu tubuh dan pikiran Anda untuk beristirahat dan meregenerasi diri. Tidur juga bisa mempengaruhi mood, konsentrasi, daya ingat, dan kesehatan secara keseluruhan. • Melakukan hal baru. Cobalah untuk melakukan hal-hal baru yang bisa memberikan Anda rasa puas dan percaya diri. Misalnya, belajar sesuatu yang baru, mengembangkan hobi atau minat Anda, melakukan perjalanan ke tempat baru, atau bergabung dengan organisasi atau komunitas yang positif.
Menurut Ashley Boynton, PhD, seorang terapis dan peneliti bunuh diri, lebih dari 50 persen orang bakal pernah memikirkan keinginan untuk bunuh diri. Bahkan selebriti dan orang yang terlihat ceria pun bisa memiliki pemikiran untuk mengakhiri hidup.
Penting untuk seseorang didampingi dengan tenaga profesional seperti psikolog dan psikiater dalam menghadapi keinginan untuk bunuh diri. Tetapi sebelumnya mari kenali penyebab seorang mengakhiri hidupnya.
Dilansir Women's Health Mag, ada beberapa faktor penyebab pikiran untuk bunuh diri. Berikut ini beberapa di antaranya.
1. Lingkungan Sekitar yang Tidak Suportif
Berada di tengah keluarga toxic yang tidak mendukung, hubungan abusive, teman-teman yang kerap melakukan bullying, atau lingkungan masyarakat yang mengucilkan bisa membuat seseorang tertekan. Jika dibiarkan terus-menerus, perasaan tertekan itu bisa sampai pada titik di mana individu ingin mengakhiri hidup.
2. Kondisi Hidup yang Berubah Drastis
Faktor risiko yang paling umum adalah ketika keadaan dalam hidup berubah drastis menjadi lebih buruk. Semua orang punya kapasitas untuk membendung emosi. Situasi apa pun yang menyebabkan seseorang merasa kehilangan semangat, bersalah, atau malu dapat meningkatkan kemungkinan datangnya keinginan untuk bunuh diri.
3. Gangguan Mental
©Ilustrasi stres
Depresi diartikan sebagai kelainan emosi yang menyebabkan perasaan sedih dan kehilangan minat secara terus-menerus. Gangguan kesehatan mental ini dapat memengaruhi penderita dalam berpikir dan berperilaku, sekaligus bisa memicu berbagai masalah fisik maupun emosional.
Penyebab medis paling umum dari pikiran untuk bunuh diri adalah memiliki penyakit mental seperti depresi, gangguan kecemasan, gangguan bipolar, skizofrenia, atau anoreksia. Tetapi perlu digarisbawahi, tidak semua penyakit mental mengarah pada bunuh diri.
4. Trauma Kekerasan dan Pelecehan Seksual
©Shutterstock
Menjadi korban kekerasan dan pelecehan seksual menyisakan kenangan pahit yang menyebabkan trauma untuk beberapa orang. Saat kenangan itu muncul seseorang bisa sangat impulsif dan berpikir bahwa dirinya tidak berharga lagi sehingga memilih untuk mengakhiri hidup.
Bagaimana Cara Menghadapi Pikiran untuk Mengakhiri Hidup?
Jika mempunyai pikiran untuk mengakhiri hidup, sebisa mungkin jangan dipendam sendiri. Kenali pikiran tersebut sebagai 'alarm'. Ceritakan uneg-uneg Anda kepada seseorang yang bisa dipercaya. Ingatlah bahwa emosi manusia tidak tetap, tapi terus berubah sewaktu-waktu. Keinginan untuk mengakhiri hidup yang dirasa saat ini bisa jadi hilang beberapa waktu kemudian, besok, atau minggu depan.
Jika pikiran untuk bunuh diri tak juga hilang dan semakin sering muncul, mintalah saran psikolog atau psikiater. Keinginan bunuh diri yang muncul terus-menerus tak seharusnya didiamkan saja.
Reporter: Adonia Bernike Anaya
Sumber: Fimela.com