Sempat jadi misteri, 4 tempat di Indonesia ini asal usulnya sudah terkuak
Setelah ditelusuri, kini misteri-misteri alam di Indonesia satu demi satu mulai terpecahkan.
Indonesia menyimpan sejuta pesona yang tak ternilai. Inilah yang menjadi daya tarik para wisatawan asing yang ingin selalu berkunjung ke Indonesia. Namun di balik pesonanya, Indonesia juga menyimpan misteri yang membuat penasaran, dan ternyata semakin menambah kagum wisatawan.
Setelah ditelusuri, kini misteri-misteri alam di Indonesia satu demi satu mulai terpecahkan. Seperti dikutip Merdeka.com dari berbagai sumber, berikut beberapa misteri alam Indonesia yang terpecahkan tersebut:
-
Kapan Desa Wisata Nusa meraih juara? Desa Wisata Nusa telah menyabet juara di Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2021 kategori homestay.
-
Bagaimana Desa Wisata Nusa mengembangkan pariwisata? Desa Wisata Nusa berada di Kabupaten Aceh Besar, Aceh bergerak dan mengembangkan desa wisata berbasis masyarakat. Pengunjung bisa berinteraksi langsung dengan penduduk sekitar, bahkan bisa menginap di rumah milik warga.
-
Kapan Wisata Perahu Kalimas diresmikan? Bertepatan dengan Hari Jadi Kota Surabaya ke-729, pada Selasa (31/5/2022) malam, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi meresmikan wisata “Perahu Kalimas Reborn”.
-
Bagaimana desa wisata ini dikelola? “Konsep pengembangan desa wisata di Kaduela dikelola secara mandiri dan melibatkan pemberdayaan masyarakat setempat sebagai kunci keberhasilan,” terang Iim
-
Di mana Desa Wisata Cisaat berada? Desa Cisaat di Kecamatan Ciater, Kabupaten Subang, Jawa Barat, baru-baru ini mendapat gelar Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) RI.
-
Bagaimana Pantai Parang Semar dikelola menjadi tempat wisata? Destinasi ini dibangun dengan konsep wisata edukasi, terutama tentang mencintai lingkungan, melestarikan alam hingga konservasi.
Pulau Satonda di Sumbawa, Nusa Tenggara Barat
Di Pulau Satonda terkenal dengan danau air asin dan batu gantungnya. Pulau ini memiliki danau yang terbentuk akibat adanya letusan Gunung api Tambora di dasar laut sedalam kurang lebih 1000 meter yang terjadi jutaan tahun lalu. Konon katanya kadar keasinan air yang ada di Danaunya dua kali liat lebih besar daripada air laut.
Gunung api Satonda konon berumur lebih tua dari Gunung Tambora, atau tumbuh bersamaan dengan beberapa gunung api parasit yang tersebar di sekeliling Tambora. Danau yang terbentuk di kawah Satonda dulunya terisi air tawar. Lalu letusan Gunung Tambora yang mengakibatkan tsunami dan menumpahkan air laut ke kawah tersebut dan mengubahnya menjadi danau air asin hingga saat ini.
Pantai Tangsi atau Pantai Pink di Lombok
Banyak orang yang penasaran seperti apa wujud dari Pantai Pink ini. Selain unik, keindahannya juga tak diragukan lagi. Namun sebenarnya, Pantai Pink tidak benar-benar berwarna pink, alias merah muda.
Jadi sebenarnya, warna pink yang dihasilkan pada pasir pantai adalah hasil pantulan cahaya matahari yang terpantul dari rangkaian koral mati yang tersapu ombak. Warna pasir pantai ini juga tidak selalu berwarna pink, hanya pada jam tertentu saja.
Kawah Ijen di Banyuwangi
Banyak yang terpukau dengan keindahan Kawah Ijen. Apalagi saat malam hari, kawan tersebut seperti mengeluarkan api berwarna biru. Beberapa pendaki, terutama pendaki mancanegara yang berbondong-bondong ingin melihat Kawah Ijen ini.
Namun sebenarnya, api pada Kawah Ijen bukanlah api yang sesunggunya. Itu adalah gas yang keluar dari tanah bertemu dengan oksigen. Lalu terlihat seperti api berwarna biru.
Gunung Sadahurip di Garut
Beredar kabar ada Piramida di balik Gunung Sadahurip. Namun itu tidak benar. Sudah banyak bukti dari para ahli yang memecah misteri tersebut. Salah satunya seorang Geolog Sujatmiko. Menurutnya, ada 5 alasan yang membuktikan bahwa tak ada piramida di Gunung Sadahurip.
Pertama, susunan Gunung Sadahurip dari bawah sampai puncak tipe batuan solid, jadi sangat sulit dikatakan ada piramida di dalam gunung itu. Kedua, untuk membangun suatu piramida seperti Giza, dibutuhkan 200 ribu orang dalam waktu 20 tahun, dengan membawa blok-blok batu sebanyak 2,3 juta ton. Untuk Sadahurip itu impossible, bila bebatuan Sadahurip 6-7 ribu tahun sesuai uji karbon, saat itu Indonesia masih zaman menggunakan alat batu.
Lalu ketiga, setiap proyek raksasa yang dikerjakan meninggalkan jejak artefaktual atau sisa-sisa pengerjaan, di Sadahurip tidak ada jejak itu. Ada bekas bebatuan yang katanya mirip tulisan Mesir kuno, namun setelah diteliti itu silica yang terkena pelapukan.
Keempat, bebatuan besar yang ada di Sadahurip, yang katanya diangkut dari Gunung Rahong untuk pembuatan piramida bisa dipatahkan. Semua bisa dijelaskan dengan proses geologi. Bebatuan itu ada karena lava yang mengalir dan masuk ke gunung. Sadahurip merupakan gunung purba.
Dan yang terakhir, menurutnya, pintu masuk ke piramida yang disebutkan ternyata hanya goa biasa. Dalamnya, hanya beberapa meter dan tidak ditemukan indikasi adanya bebatuan yang dipahat manusia.