Mulai Gaslighting sampai Red Flag, Ini Arti 8 Istilah Perkencanan di Media Sosial
Belakangan kata toxic, gaslighting, dan red flag sering digunakan di media sosial. Biasanya, konteks penggunaannya berkaitan dengan urusan asmara.
Belakangan kata toxic, gaslighting, dan red flag sering digunakan di media sosial. Biasanya, konteks penggunaannya berkaitan dengan urusan asmara.
Istilah berbahasa Inggris seperti red flag banyak diadopsi oleh kaum milenial dan gen Z yang memang lebih sering terpapar konten-konten asing. Sebenarnya, apa arti kata-kata tersebut?
-
Kapan gaslighting bisa terjadi dalam hubungan? Menurut studi dari Journal of Social and Personal Relationships (2019), meremehkan emosi seseorang, terutama dalam hubungan dekat, dapat menyebabkan efek negatif jangka panjang pada kesejahteraan mental dan emosional mereka.
-
Bagaimana gaslighting bisa terjadi di berbagai hubungan? Meskipun lebih sering digunakan dalam konteks hubungan asmara, gaslighting bisa terjadi dalam hubungan pribadi apa pun. Misalnya pernikahan dan persahabatan.Gaslighting juga bisa terjadi dalam hubungan profesional.
-
Kenapa Gaslighting dilakukan? Mereka menggunakan jenis pelecehan emosional ini untuk menguasai orang lain dengan memanipulasi teman, rekan kerja atau bahkan anggota keluarga.
-
Apa itu Gaslighting? Gaslighting adalah salah satu bentuk manipulasi yang sering terjadi dalam hubungan. Ini adalah jenis pelecehan emosional terselubung di mana pelaku menyesatkan target, menciptakan narasi yang salah dan membuat mereka mempertanyakan penilaian dan realitas mereka. Pada akhirnya, korban gaslighting mulai merasa tidak yakin dengan persepsi mereka tentang dunia dan kebenaran yang mereka percayai.
-
Bagaimana Gaslighting dapat dilakukan? Gaslighting biasanya dilakukan dalam jangka waktu lama hingga menyebabkan korban mempertanyakan validitas pemikiran, persepsi realitas, atau ingatan mereka sendiri. Hal ini dapat menyebabkan kebingungan, hilangnya rasa percaya diri dan harga diri, serta ketidakpastian stabilitas mental seseorang.
-
Apa itu gaslighting? Gaslighting adalah bentuk manipulasi psikologis di mana seseorang membuat orang lain meragukan realitas, ingatan, atau persepsinya sendiri.
Berikut ini beberapa istilah perkencanan yang kerap digunakan di media sosial dan artinya. Mulai dari ghosting sampai rose-colored glasses.
1. Ghosting
Ghosting adalah aksi menghilang tanpa alasan saat berada dalam fase pendekatan atau sudah berkomitmen. © pixabay.com/cuncon
Melalui wawancara dengan Stylist, Louise Troen, wakil presiden International Media and Communications di aplikasi kencan Bumble menyebut ghosting sebagai aksi menghilang tanpa alasan saat berada dalam fase pendekatan atau sudah berkomitmen.
Pelaku ghosting bakal menghilang begitu saja jika mereka ingin mengakhiri hubungan atau menjauh dari orang yang sedang didekati. Mereka mendadak tidak bisa dihubungi atau malah memblokir seluruh akses komunikasi.
Tak ada penjelasan, apalagi kata pamit. Intinya, pelaku ghosting malas ribet dan memilih pergi dengan cara yang tidak fair.
2. Bread-Crumbing
Bread-crumbing merujuk pada bread crumb (remah roti) yang sengaja dijatuhkan sedikit demi sedikit untuk menarik minat mangsa. Seperti halnya si dia yang sengaja meninggalkan "jejak-jejak kecil" berupa perhatian sekadarnya untuk membuat seseorang terus berharap.
Bread-crumbing biasa dilakukan oleh seseorang saat sudah kehilangan minat kepada seseorang yang didekati, namun tak ingin kehilangan penggemar dan pemujaan gratis.
Bread-crumbing juga bisa dilakukan oleh mantan atau gebetan yang memang hobi tebar pesona kepada banyak orang.
4. Love Bombing
Love bombing adalah taktik "membom" pasangan dengan perhatian berlebihan untuk memanipulasi. © pixabay.com/Free-Photos
Love bombing adalah taktik di mana seseorang "membom" pasangan atau calon pasangan dengan perhatian dan kasih sayang berlebihan dengan niat untuk memanipulasi.
Love bombing merupakan bentuk pelecehan psikologis dan emosional yang dilakukan seseorang secara sengaja atau tidak sengaja untuk memanipulasi pihak lain agar bersedia menjalin hubungan dengannya. Setiap orang mungkin mengalami love bombing dengan cara yang berbeda, tetapi bentuk umum perilaku ini termasuk:
- Pujian dan pemujaan berlebihan
- Terlalu sering menyatakan perasaan terhadap pasangan atau calon pasangan
- Memberikan hadiah yang tidak perlu atau tidak diinginkan secara berlebihan.
- Ngotot membicarakan masa depan bersama di fase hubungan yang masih terlalu dini
"Pada awalnya, Anda mungkin merasa aman, nyaman, dan terpikat karena tindakan tersebut meningkatkan percaya diri dan membuat Anda merasa penting serta diinginkan," kata psikolog Alaina Tiani, PhD, kepada Cleveland Clinic. "Namun, tujuan utama pelaku love bombing bukan hanya mencari cinta, melainkan untuk mendapatkan kendali atas orang lain. Seiring waktu, tindakan tersebut merupakan upaya untuk memanipulasi Anda dan membuat Anda merasa berutang serta bergantung pada mereka."
5. Cat-fishing
Ada yang menyebutnya cat-fishing, ada juga yang menggunakan istilah kitten-fishing. Ini adalah kelakuan orang-orang yang menggunakan foto hasil editan berlebihan bahkan mencomot foto dan identitas orang lain dan menggunakannya di jejaring sosial atau aplikasi kencan.
Cat-fishing dilakukan agar seseorang terlihat menarik bagi lawan jenis yang ditemui di jejaring sosial atau aplikasi kencan. Tujuan utamanya adalah menggaet pasangan.
Cat-fishing juga sering dilakukan dalam penipuan online. Tak sedikit perempuan atau pria atraktif yang fotonya dicuri untuk cat-fishing, lalu digunakan untuk memeras atau meminta uang.
6. Red Flag
Red flag yang secara harfiah berarti "bendera merah" adalah "sebuah sinyal atau tanda peringatan". © PublicDomainPictures/Marina Shemesh
Menurut Merriam-Webster, red flag yang secara harfiah berarti "bendera merah" adalah "sebuah sinyal atau tanda peringatan". Bisa disimpulkan, red flag adalah sesuatu yang menunjukkan masalah, bahaya, atau abnormalitas.
Pada era internet ini, red flag lebih banyak digunakan dalam konteks hubungan antarmanusia. Red flag kerap diartikan sebagai perilaku atau karakteristik seseorang yang dianggap bakal menimbulkan masalah dalam hubungan asmaranya di masa depan.
Psikiater dan penulis Transitions: How Women Embrace Change and Celebrate Life, Abigail Brenner, M.D. menyebut red flag dalam hubungan sebagai petunjuk bahwa sesuatu dalam diri pasangan atau orang yang disukai berpotensi menimbulkan masalah di masa depan.
Dilansir Psychology Today (29/7/2014), Abigail Brenner menyebut sepuluh perilaku berikut sebagai red flag dalam hubungan.
- Kurangnya komunikasi
- Tidak bertanggung jawab, tidak dewasa, dan tidak dapat diprediksi
- Kurangnya kepercayaan
- Keluarga dan teman dekat tidak menyukai pasangan
- Suka mengendalikan pasangan.
- Merasa tidak aman berlebihan dalam hubungan
- Masa lalu yang kelam atau misterius
- Hubungan-hubungannya tidak pernah selesai baik-baik
- Menjalin hubungan karena ingin "merasa dibutuhkan" orang lain.
- Memiliki perilaku abusive (kerap melakukan kekerasan fisik atau psikis)
7. Toxic
Menurut artikel WebMD, seseorang yang toxic (beracun) adalah siapa pun yang perilakunya menyebabkan hal buruk atau kegelisahan dalam hidup orang lain. Orang seperti ini sering berbuat tidak menyenangkan menyakiti orang lain.
Pada banyak kasus, orang-orang yang toxic berperilaku demikian secara sengaja atau tidak sengaja karena mereka sedang menghadapi stres dan trauma. Perilaku ini tidak bisa dimaklumi, karena pada dasarnya toxic tidak dianggap sebagai gangguan kejiwaan. Namun, bukan tidak mungkin jika ada masalah mental yang mendasari perilaku toxic seseorang.
Menurut Manhattan Medical Arts, ciri-ciri orang toxic adalah:
- Manipulatif
- Suka menghakimi
- Tidak pernah meminta maaf
- Narsis dan agresif
- Tidak konsisten dalam berucap atau bertindak
8. Rose-Colored Glasses
Rose-colored glasses (kacamata berwarna merah muda) merujuk pada kecenderungan untuk melihat sisi baik pasangan atau orang yang disukai saja. © pixabay.com/MabelAmber
Mirip dengan ungkapan "cinta itu buta", rose-colored glasses (kacamata berwarna merah muda) merujuk pada kecenderungan untuk melihat sisi baik pasangan atau orang yang disukai saja. Anggapannya, seperti memandang pasangan dari balik kacamata berlensa merah jambu. Semua terlihat indah dan manis.
Memandang orang yang disukai melalui rose-colored glasses biasanya dilakukan pada tahap awal hubungan. Menurut penelitian yang dipublikasikan di Psychological Science, perilaku ini bisa disebabkan oleh pelepasan hormon oksitosin.
Sebenarnya, memandang pasangan dari balik rose-colored glasses atau fokus pada nilai-nilai positif pasangan sangat disarankan. Namun, tak jarang perilaku ini juga membuat seseorang mengabaikan red flag yang tampak di depan mata.
Itulah beberapa istilah perkencanan di era digital yang sering muncul di media sosial.
(mdk/tsr)