Tips Liburan Akhir Tahun, Kenali Tanda Alam Agar Wisata Tak Berujung Petaka
Kenali tanda berikut untuk memprediksi kondisi alam selama musim liburan akhir tahun,
Indonesia terletak di kawasan Ring of Fire, yang sering disebut sebagai Cincin Api Pasifik. Bencana seperti gempa bumi dan letusan gunung berapi tidak dapat dihindari dan bisa terjadi kapan saja, termasuk di lokasi wisata alam. Oleh karena itu, mitigasi bencana menjadi sangat penting untuk mempersiapkan diri menghadapi cuaca ekstrem dan memprediksi kondisi alam, terutama saat liburan akhir tahun, agar dampaknya dapat diminimalkan.
Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Abdul Muhari, menyatakan bahwa mereka telah mengadakan rapat koordinasi dengan kementerian terkait untuk mempersiapkan liburan akhir tahun.
-
Kapan tips ini dibagikan? Ingin tahu caranya? Simak penjelasan lengkapnya yang disajikan pada Jumat (7/6/2024) berikut ini.
-
Bagaimana cara mencapai wisata alam di Madiun? Kota Madiun sendiri dapat Anda tempuh melalui jalur darat, terutama menggunakan moda transportasi kereta api.
-
Bagaimana cara menikmati keindahan alam di Desa Wisata Tempur? Di sini, Anda bisa mendapatkan pemandangan alam yang elok dan asri khas pedesaan. Bukan hanya itu, Desa Wisata Tempur juga memiliki beberapa spot menarik seperti situs sejarah berupa candi, air terjun dan sungai jernih, persawahan, hingga pemandangan gunung yang memukau.
-
Kapan Wisata Perahu Kalimas diresmikan? Bertepatan dengan Hari Jadi Kota Surabaya ke-729, pada Selasa (31/5/2022) malam, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi meresmikan wisata “Perahu Kalimas Reborn”.
-
Apa saja wisata alam Jogja terbaru yang recommended? Jika Anda berencana ke Jogja, beberapa wisata alam Jogja terbaru berikut patut untuk dikunjungi. Mulai dari objek wisata Watu Payung, Pantai Cangkring, Mangrove Baros, Bukit Ngisis, hingga Grojogan Pucung.
-
Bagaimana cara menikmati pesona alam di Agrowisata Kaliklatak? Di sini, Anda dapat menikmati sajian beberapa komoditas warga setempat. Di antaranya yakni kopi, coklat, karet, cengkeh, dan rempah-rempah.
"Pos terpadu pemantauan seperti waktu Lebaran kita sudah siapkan di titik yang kita anggap rawan bencana," ungkapnya dalam wawancara telepon dengan Tim Lifestyle Liputan6.com pada Jumat, 6 Desember 2024. Beberapa lokasi yang dianggap rawan adalah Merak dan Bakauheni. Persiapan ini melibatkan banyak pihak, termasuk Kementerian Kesehatan, BNPB, dan Kementerian Sosial. Keberadaan pos ini bertujuan untuk mempercepat penanganan berbagai situasi, seperti Kecelakaan Lalu Lintas (Lakalantas) dan antrean panjang, agar dapat diatasi dengan lebih baik.
Selain itu, kesiapan pemerintah daerah dalam menghadapi bencana juga merupakan strategi penting dalam penanganan. "Cuaca ekstrem antisipasinya jauh lebih tinggi, kita juga sudah berjalan dengan pendampingan langsung ke tingkat propinsi," tambah Muhari.
Ketika ditanya mengenai daerah yang rawan bencana saat musim hujan, Muhari menyebutkan bahwa tanah longsor dan banjir sangat mungkin terjadi. Ia menjelaskan bahwa pada akhir tahun, gelombang pasang atau gelombang tinggi merupakan kondisi yang umum. Provinsi Jawa Barat, terutama di Bogor, Sukabumi, dan Cianjur, dikenal sebagai daerah yang secara historis rentan terhadap bencana, dan tidak hanya tertinggi di Pulau Jawa, tetapi juga di seluruh Indonesia.
Kesiapsiagaan untuk Mengatasi Berbagai Situasi Darurat
Kesiapsiagaan dalam pengecekan perangkat untuk mendeteksi bencana merupakan langkah antisipasi yang dilakukan oleh BNPB dan pihak terkait lainnya. "Biasanya di akhir tahun, pemerintah daerah menyediakan fasilitas penting untuk mendukung operasional dan logistik makanan, sehingga mereka dapat siap menghadapi potensi bencana," jelas Muhari.
Ia juga menambahkan bahwa dengan bantuan teknologi, prakiraan cuaca dapat memberikan informasi yang lebih detail untuk mengantisipasi bencana. Namun, yang tidak kalah penting adalah adanya pemantauan berbasis komunitas dari akademisi dan relawan saat hujan, yang dapat membantu mengawasi daerah yang berpotensi mengalami banjir atau tanah longsor, sehingga evakuasi masyarakat dapat dilakukan dengan lebih cepat.
- Tips Liburan Murah Akhir Tahun ke Luar Negeri, Ini 4 Negara dengan Nilai Tukar Mata Uang Rendah
- Tips Dapat Tiket Murah Liburan Akhir Tahun, Cek 10 Trik Ini Sebelum Terlambat!
- Tips Terhindar Penipuan Pemesanan Hotel dan Tiket Perjalanan saat Liburan
- 15 Tips Liburan Murah Tanpa Bikin Tabungan Jebol, Hati Senang Tabungan Aman
"Dari sisi masyarakat, kita harus melakukan sosialisasi, dan jika ada instruksi untuk evakuasi serta meninggalkan lokasi kejadian, mereka harus mengikuti anjuran tersebut," tegasnya.
Terkait dengan kegiatan wisata di akhir tahun, BNPB juga telah melakukan koordinasi dengan Kementerian Pariwisata. "Kami berharap wisata air tetap beroperasi, karena tidak mungkin ditutup. Namun, untuk daerah yang berada di sepanjang aliran sungai, seperti glamping di Bandung, kami mengharapkan adanya mekanisme edaran dari Kemenpar," tambahnya.
Edaran tersebut akan memberikan peringatan lokal mengenai evakuasi, terutama karena biasanya wisatawan yang datang dari luar daerah tidak mengetahui langkah yang harus diambil saat bencana terjadi. Oleh karena itu, pengelola kawasan wisata disarankan untuk memasang rambu-rambu yang menunjukkan titik kumpul yang mudah dipahami oleh pengunjung.
Persiapan Menghadapi Bencana Sangat Penting
Gunung Bromo adalah salah satu destinasi wisata yang sangat populer dan menjadi sumber pendapatan utama bagi masyarakat setempat. Meskipun demikian, sebagai gunung yang masih aktif, terdapat risiko bencana yang dapat terjadi. Humas Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS), Korina Tasya, menjelaskan bahwa untuk mengurangi kemungkinan terjadinya bencana, Balai Besar TNBTS telah memasang rambu-rambu peringatan serta papan informasi di lokasi-lokasi yang dianggap rawan bencana. Selain itu, mereka juga telah melakukan sosialisasi mengenai tata cara berkunjung dan peringatan potensi bencana melalui berbagai platform media sosial, termasuk Instagram, Facebook, YouTube, dan situs resmi TNBTS.
"Kami melakukan pengamanan akhir tahun yang melibatkan semua unsur muspika setempat," ujar Korina dalam wawancara tertulis dengan Tim Lifestyle pada Jumat, 6 Desember 2024. Mengingat pengalaman dari bencana yang pernah terjadi, seperti kebakaran dan erupsi gunung, pihak TNBTS berupaya melakukan tindakan pencegahan dengan meningkatkan frekuensi patroli di area yang rawan kebakaran. Mereka juga menambah perlengkapan untuk penanggulangan kebakaran, seperti mobil pemadam kebakaran, pompa portable, dan jet shooter yang selalu siap di lokasi-lokasi yang berisiko tinggi.
Lakukan Koordinasi dengan PVMBG dan BNPB
Kepada masyarakat umum, terutama para wisatawan yang berencana mengunjungi Bromo, pihak Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) memberikan informasi dan edukasi melalui media sosial. Hal ini ditujukan agar pengunjung dan pelaku industri pariwisata lebih waspada terhadap potensi kebakaran hutan, seperti dengan tidak membuat atau membawa barang-barang yang dapat memicu api. "TNBTS bekerja sama dengan Pos Pengamatan Gunung Bromo untuk memantau dan mendeteksi secara dini status aktivitas Gunung Bromo. Saat ini, status gunung berada pada Level II (Waspada), dan berdasarkan rekomendasi dari masyarakat, pengunjung, serta pelaku jasa wisata, diimbau untuk tidak memasuki radius 1 km dari kawah aktif Gunung Bromo," jelasnya.
Pihak pengelola TNBTS juga melakukan koordinasi dengan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) melalui Pos Pengamatan Gunung Bromo dan Gunung Semeru, serta bekerja sama dengan BNPB, TNI, Polri, dan pemerintah daerah setempat. Langkah antisipasi ini tidak hanya dilakukan pada musim liburan akhir tahun, tetapi juga sepanjang tahun mengingat Gunung Bromo merupakan salah satu destinasi favorit yang rentan terhadap bencana alam, termasuk erupsi. Dengan demikian, upaya pencegahan dan edukasi menjadi sangat penting untuk menjaga keselamatan pengunjung dan masyarakat sekitar.