Tips untuk Mengatasi Rasa Takut Naik Pesawat Terbang menurut Psikoterapis
Menurut para pakar dan psikoterapis, takut naik pesawat terbang bukan jenis kecemasan yang tak bisa diatasi.
Takut naik pesawat terbang? Anda tidak sendiri, kok. Rupanya, cukup banyak orang yang kehilangan nyali saat harus bepergian dengan pesawat terbang.
Gara-gara hal itu, beberapa maskapai penerbangan di berbagai negara sampai menawarkan pelatihan bagi calon penumpang agar tak panik di udara. Misalnya program Flying with Confidence yang dirintis British Airways.
-
Kenapa Petruk melempar orang keturunan Betawi dari pesawat? Petruk: (Tak mau kalah. Dia lempar orang keturunan Betawi di sampingnya ke luar pesawat).Kali ini Semar dan Gareng: (Jantungnya nyaris copot) Semar: “Lho? Kenapa kamu buang orang betawi tadi? Kan kasihan?”Petruk: “Tenang aja! Indonesia kaya banget kok! Masih banyak, orang betawi yang hidup di sana.”
-
Kecoak apa yang berhasil nempel di jendela pesawat? Video yang dibagikan oleh akun @TripInChina ini menunjukkan bagaimana seekor kecoak yang berada di sela-sela jendela pesawat yang sedang terbang.
-
Di mana pesawat Merpati MZ-171 dibajak? Pesawat ini lepas landas dari Bandara Sam Ratulangi Manado. Saat berada di atas langit Pekalongan, sang pembajak ini memaksa untuk masuk ke ruang kemudi setelah berhasil mengancam sang kapten yaitu Soleh Sukarnapradja.
-
Kenapa jendela pesawat pada umumnya berbentuk bulat? Awalnya, jendela pesawat berbentuk persegi, tetapi desain ini menyebabkan masalah yang serius. Ketika maskapai mulai beralih ke jet yang lebih cepat dan besar pada tahun 1950-an, beberapa pesawat mengalami kecelakaan di udara. Salah satu contohnya adalah de Havilland Comets, yang hancur dalam waktu singkat pada tahun 1954 dan menewaskan 56 penumpang. Para peneliti menemukan desain sudut jendela persegi berkontribusi pada masalah tersebut, karena tekanan dari kabin bisa menyebabkan retakan.
-
Bagaimana cara Lapangan Terbang Gorda menyembunyikan pesawat? Sebagai gambaran, di masa itu lapangan terbang Gorda masih terdiri dari rawa, rumput ilalang dan wilayah hutan. Saking tebalnya semak belukar, pesawat yang sudah melaksanakan misi tertentu akan langsung disembunyikan di dalam semak-semak. Kendati berukuran besar, keberadaan pesawat tetap tidak terlacak.
-
Kenapa Hari Air Sedunia penting? Peringatan ini menyoroti tantangan-tantangan besar yang dihadapi dunia dalam hal krisis air, termasuk polusi air, perubahan iklim, dan ketidaksetaraan akses terhadap air bersih.
Menurut para pakar dan psikoterapis, takut naik pesawat terbang bukan jenis kecemasan yang tak bisa diatasi. Ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mengatasi kecemasan berlebihan saat bepergian dengan pesawat terbang. Berikut ini beberapa di antaranya.
1. Biasakan Diri dengan Segala Aspek yang Berkaitan dengan Penerbangan
ilustrasi solo traveling © pixabay.com
Bisa jadi, rasa panik baru merayapi pikiran ketika Anda sudah dekat dengan bandara atau memasuki ruang tunggu. Buat mnencegah hal seperti ini terjadi saat perjalanan, biasakan diri Anda dengan segala aspek yang berkaitan dengan penerbangan jauh-jauh hari sebelum keberangkatan.
Susan Zinn, seorang psikoterapis dan penulis The Epiphanies Project menyarankan untuk membaca-baca informasi tentang penerbangan, pergi ke bandara, atau iseng berbincang dengan awak kabin pesawat. Lari juga bisa dijadikan latihan untuk meredakan kepanikan.
Menurut artikel The Huffington Post, aktivitas-aktivitas yang disebutkan di atas termasuk terapi eksposur. Kegiatan seperti ini membuat otak beradaptasi terhadap situasi yang akan dihadapi dan pada akhirnya meredakan ketakutan terhadap risiko dan ketidakpastian terkait perjalanan udara.
2. Pilih Tempat Duduk yang Nyaman
ilustrasi penumpang pesawat terbang © pixabay.com
Ada alasannya kenapa Anda diberikan opsi untuk membeli tempat duduk sesuai lokasi yang diinginkan di pesawat. Pemilihan tempat duduk bisa menjadi cara yang cukup ampuh untuk meningkatkan kenyamanan dan ketenangan saat perjalanan udara.
Para pakar menyarankan untuk memilih tempat duduk yang paling nyaman bagi calon penumpang. Pilih yang jauh dari jendela, jika Anda takut ketinggian. Anda juga bisa memilih kursi di bagian yang paling leluasa untuk bergerak atau dekat kamar mandi agar Anda tidak merasa "terjebak" saat rasa panik melanda.
"Sampai hari ini, saya selalu duduk di kursi lorong samping luar untuk memastikan bahwa saya selalu bisa bangun, daripada terjebak di bagian dalam, yang membuat saya merasa lebih baik," kata Zinn kepada The Huffington Post.
3. Coba Latihan Pernapasan untuk Menenangkan Diri
Kim Soo Hyeon dan Seo Yeaji mempraktikkan butterfly hug di salah satu adegan drama Korea, It's Okay to Not be Okay ©2020 dok. tvN/It's Okay to Not be Okay
Ada banyak cara untuk menenangkan diri dalam waktu singkat. Salah satunya adalah mempraktikkan teknik pernapasan.
Zinn mengatakan ia sering menyarankan pasiennya untuk melakukan latihan pernapasan seperti pernapasan lima jari. Ini adalah teknik di mana Anda menarik dan mengembuskan napas secara bergantian sambil menelusuri garis tangan bagian luar. Menelusuri garis tangan akan mengalihkan fokus Anda dari pikiran negatif dan kecemasan.
Anda juga bisa mencoba butterfly hug seperti yang ditunjukkan di drama Korea, It's Okay to Not Be Okay. Metode ini diperkenalkan oleh Lucy Artigas saat menangani korban badai Paulina di Acapulco, Meksiko pada tahun 1997. Karena dianggap berhasil, metode ini pun dikembangkan ahli terapi sebagai penghilang gangguan kecemasan, terutama bagi mereka yang telah mengalami kejadian traumatis. Berikut ini langkah-langkah untuk melakukannya.
- Silangkan tangan di pundak, lengan, atau dada. Jika di dada, usahakan agar ujung jari tengah berada di bawah tulang selangka.
- Posisikan tangan dan jari-jari pada arah vertikal, jadi jari-jari menunjuk ke arah leher, bukan lengan.
- Tutup mata atau biarkan mata setengah terpejam.
- Tepuk-tepuk dada, pundak, atau lengan dengan ritme yang teratur seperti kepakan sayak kupu-kupu.
- Tarik napas lewat perut dan embuskan perlahan sambil merasakan suasana sekitar.
- Berhentilah jika Anda sudah merasa cukup dan turunkan tangan sampai paha.
4. Kulum Permen yang Rasanya Asam
ilustrasi permen jeruk © pexels.com/Mareefe
Mengulum permen yang memiliki rasa asam ternyata juga bisa membantu. Rasa asam yang kuat bisa membuat pikiran lebih fokus terhadap realitas saat ini dibandingkan ketakutan atas hal-hal yang belum tentu terjadi.
5. Pahami Penjelasan Ilmiah tentang Turbulensi agar Tidak Panik
ilustrasi pesawat terbang di udara © pexels.com/Pixabay
Menurut Adam Banks, seorang pensiunan pilot yang berbasis di New York, turbulensi adalah salah satu bagian yang paling mengkhawatirkan bagi penumpang saat terbang. Memahami penjelasan teknis turbulensi mungkin dapat membantu Anda untuk melihatnya sebagai hal yang normal, bukan pertanda bencana.
"Turbulensi hanyalah pergeseran angin. Jika Anda terbang ke awan tebal, pesawat akan terguncang," katanya. "Pesawat dirancang untuk menangani guncangan ini. Jika Anda duduk di atas sayap, Anda bisa melihat sayap-sayap melengkung saat menyerap turbulensi. Meskipun terasa seperti pesawat bergerak ribuan kaki, kenyataannya pesawat mungkin hanya terguncang beberapa kaki saja."
6. Tanamkan Sugesti Positif dengan Fakta dan Statistik
ilustrasi pesawat terbang Garuda Indonesia © pexels.com/Jeffry Surianto
Tak jarang, mengatasi kecemasan adalah perkara mengubah persepsi. Pada saat Anda mulai cemas dan panik, mensugesti diri dengan fakta dan statistik terkait penerbangan akan membantu Anda lebih tenang.
Menurut statistik, risiko kecelakaan pesawat dalam setahun sebenarnya hanya 1:11.000.000. Anda lebih berisiko mengalami kecelakaan di jalan raya daripada saat naik pesawat terbang. Mengingat fakta-fakta seperti ini sebenarnya cukup bermanfaat untuk menenangkan diri saat perjalanan udara.
Demikian beberapa cara sederhana untuk mengatasi anxiety atau gangguan kecemasan saat bepergian dengan pesawat terbang.
(mdk/tsr)