Cerita Jenderal Hoegeng, Pernah Disantet Perwira karena Bongkar Skandal Polisi
Laku lampahnya yang tak mempan disogok, membuat polisi kelahiran Pekalongan, 14 Oktober 1921 itu kerap mendapat teror hingga perlakuan tak menyenangkan dari berbagai pihak. Bahkan Hoegeng juga diceritakan pernah dikirimi santet oleh rekan sejawatnya, usai mengusut skandal di tubuh kepolisian kala itu
buku hoegeng/sinar harapan
-
Kenapa berita hoaks ini beredar? Beredar sebuah tangkapan layar judul berita yang berisi Menteri Amerika Serikat menyebut Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bodoh usai Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 diserang hacker beredar di media sosial.
-
Apa isi dari surat kabar *Bataviasche Nouvelles*? Mengutip dari berbagai sumber, isi konten tulisan yang ada di surat kabar Bataviasceh Nouvelles ini mayoritas adalah iklan. Ada pula beberapa terbitannya juga memuat aneka berita kapal dagang milik VOC.
-
Apa kabar terbaru dari Nunung? Nunung bilang badannya sekarang udah sehat, ga ada keluhan lagi dari sakit yang dia alamin. Kemo sudah selesai "Nggak ada (keluhan), karena kemo-nya sudah selesai sudah baik, aman, Alhamdulillah," tuturnya.
-
Bagaimana kabar terbaru dari seleb dadakan yang meredup? Meskipun popularitas mereka meredup, beberapa dari mereka tetap aktif di media sosial dan masih memiliki pengikut yang setia. Namun, sebagian lainnya * * * * * Kelima seleb dadakan ini viral karena keunikan mereka, baik dari gaya bicara, penampilan, atau konten yang mereka buat. Namun, popularitas mereka yang meredup bisa disebabkan karena kurangnya konten yang menarik, kejenuhan publik, atau munculnya tren baru.
-
Apa isi dari surat kabar Soenting Melajoe? Terbit pertama kali pada 10 Juli 1912, isi dari surat kabar Soenting Melajoe ini seperti tajuk rencana, sajak-sajak, tulisan atau karya mengenai perempuan, hingga tulisan riwayat tokoh-tokoh kenamaan.
-
Kapan nama surat kabar Benih Merdeka diubah? Akhirnya pada tahun 1920, ia mengubah nama menjadi "Mardeka".
Menyandang gelar pemimpin tertinggi kepolisian periode 9 Mei 1968-2 Oktober 1971, membuat Hoegeng Imam Santoso atau Jenderal Hoegeng tak pandang bulu dalam mengusut kelindan kecurangan yang merugikan negara.
Ia tak gentar menghadapi mafia kelas kakap macam Roby Tjahjadi yang berupaya menyelendupkan mobil mewah di dekade awal rezim Orde Baru Soeharto.
Laku lampahnya yang tak mempan disogok, membuat polisi kelahiran Pekalongan, 14 Oktober 1921 itu kerap mendapat teror hingga perlakuan tak menyenangkan. Bahkan Hoegeng juga diceritakan pernah dikirimi santet oleh rekan sejawatnya usai mengusut skandal di tubuh kepolisian kala itu.
Melansir dari berbagai sumber pada Minggu (24/10), berikut kisah Jenderal Polisi Hoegeng yang melegenda itu.
Tolak Gratifikasi dan Pilih Tinggal di Hotel
Sejak masih sekolah di akademi kepolisian, Hoegeng memang menjunjung tinggi integritas sebagai Kapolri. Bahkan ia rela hidup sederhana dan pas-pasan demi menolak berbagai gratifikasi termasuk saat baru menjabat Reserse Kriminal Sumatera Utara.
Mengutip dari YouTube Melawan Lupa, saat itu ia mendapat tugas di Kota Medan selepas menduduki jabatan sebagai kepala kepolisian di Provinsi Jawa Timur tahun 1956.
Betapa kagetnya Hoegeng saat baru menempati rumah dinas yang disiapkan. Ia mendapat kiriman barang mewah hingga mobil yang usut punya usut berasal dari salah satu mafia di ibu kota Sumatera Utara itu.
"Jadi saat di Medan itu suasananya sangat beda dengan di Surabaya. Di sana banyak judi dan mafia lainnya. Kita waktu datang ke rumah itu kaget karena isinya sudah penuh dengan barang mewah. Bapak merasa tak sudi menyentuh itu dan kami pilih pindah ke hotel," terang Meriyati Roeslani, istri Hoegeng.
Kebal Dirayu Wanita Cantik
©2012 Merdeka.com/dok
Selama menjabat sebagai Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia ke-5 Hoegeng memang sangat gencar memerangi permasalahan akar rumput salah satunya penyelundupan yang marak saat Indonesia baru bertumbuh.
Ia tak peduli siapa yang terlibat, mulai dari Roby Tjahjadi yang menyelundupkan 8 unit Mercy hingga seorang wanita cantik yang berusaha merayunya dan mengirim hadiah agar kasus penggelapannya diselesaikan dengan jalan damai.
Keheranan Hoegeng muncul, tatkala para koleganya di kepolisian dan kejaksaan memintanya untuk melepaskan wanita tersebut. Ia bingung kenapa begitu banyak pejabat yang mau menolong sosok yang bersalah itu.
Belakangan Hoegeng mendapat kabar jika wanita tersebut tak segan-segan tidur dengan pejabat. Hal ini bertujuan untuk memuluskan aksi penyelundupannya.
Disantet Perwira Usai Bongkar Skandal Kepolisian
Selama memimpin Reskrim di Medan, Hoegeng banyak menangani kasus perjudian, termasuk penggelapan minyak nilam di Teluk Nibung ke Penang.
Suatu ketika ia berhasil menciduk anggota tentara dan polisi yang menjadi backing usaha ilegal itu. Anggota polisi yang digelandang Hoegeng saat itu berpangkat Kompol.
Merasa tak terima usahanya digagalkan tim Hoegeng, perwira itu menaruh dendam dan berupaya menyantet Hoegeng melalui perantara dukun.
Menariknya, sang dukun justru menghadap Hoegeng usai gagal menyantet dan meminta maaf karena disuruh perwira melakukan perbuatan tersebut dan berupaya menyembuhkan Hoegeng.
Namanya Abadi Sebagai Polisi Jujur
©2013 Merdeka.com
Merasa menjadi ancaman rezim orde baru Hoegeng pun akhirnya dipensiunkan dini oleh Soeharto, dan berupaya disingkirkan dari Indonesia dengan menawarinya jabatan sebagai diplomat di luar negeri.
Merasa ada yang tidak beres, dan dihalang halangi pemerintah. Ia memilih mundur dari institusi kepolisian dan pemerintahan untuk kembali melakoni hobi bermusiknya dan memilih menjadi pelukis, dengan menggambar tokoh tokoh nasional.
(mdk/nrd)