Di Mata Anak Buah Saat Perang, Soeharto Seolah Kebal Peluru, Benarkah?
"Pada saat itu, Pak Harto seolah-olah memiliki kekuatan mental yang luar biasa. Boleh percaya atau tidak, tetapi Pak Harto seperti tidak mempan ditembak."
Komandan Wehrkreise III Letnan Kolonel Soeharto memimpin serangan Umum 1 Maret 1949. Mereka berhasil menduduki Kota Yogyakarta selama enam jam dan membuktikan pada dunia bahwa TNI masih ada.
Mayor (Purn) Soerjono, salah satu anak buah Soeharto menceritakan aksi mantan komandannya itu dalam buku 'Pak Harto Untold Stories'.
-
Siapa yang berencana meracuni Soeharto? Rupanya tamu wanita yang tidak kami undang itu berencana meracuni kami sekaluarga," kata Soeharto.
-
Kapan Soeharto mendengar berita kemerdekaan Indonesia? Di Yogyakarta dia mulai mendengar secara samar-samar tentang berita kemerdekaan Indonesia.
-
Apa yang pernah dititipkan Soeharto kepada Sudjono Humardani? Ceritanya pada tahun 1967, Sudjono pernah diberi tugas oleh Soeharto untuk meminjam topeng Gadjah Mada yang disimpan di Pura Penopengan Belah Batu Bali.
-
Bagaimana Soeharto menghadapi serangan hoaks? Soeharto menganggap, pemberitaan hoaks yang menyerang dirinya dan keluarganya sebagai ujian. "Tapi tidak apa-apa, ini saya gunakan sebagai suatu ujian sampai di mana menghadapi semua isu-isu yang negatif tersebut. Sampai suatu isu tersebut sebetulnya sudah merupakan penfitnahan," ungkap Soeharto. Meski sering diserang hoaks, Presiden Soeharto memilih berserah diri kepada Tuhan Yang Maha Esa. Ditambah dengan senyum dan canda tawa.
-
Siapa yang mengenalkan Soeharto kepada Siti Hartinah? Rupanya mereka sudah punya calon. Wanita itu adalah Siti Hartinah. Teman sekelas adik Soeharto, saat sekolah di Wonogiri.
-
Bagaimana Soeharto memperoleh informasi lengkap tentang proklamasi kemerdekaan RI? Dari Koran Matahari yang Terbit di Yogyakarta 19 Agustus 1945, Soeharto Memperoleh Informasi Lengkap Soal Kemerdekaan RI.
Uniknya Soeharto disebut tak kenal rasa takut. Seolah-olah kebal peluru.
"Pada saat itu, Pak Harto seolah-olah memiliki kekuatan mental yang luar biasa. Boleh percaya atau tidak, tetapi Pak Harto seperti tidak mempan ditembak. Pak Harto selalu di barisan depan jika menyerang atau diserang Belanda. Saya sering diminta menempatkan posisi diri di belakang beliau," ujar Soerjono.
"Saya ingat kata-kata Pak Harto, kalau takut mati tidak usah ikut perang," terangnya.
Tahu Teknis Bukan Mistis
Kisah-kisah soal pejuang yang kebal peluru ini memang jadi cerita tersendiri di kalangan prajurit selama perang kemerdekaan. Dalam beberapa kisah, memang ada yang kebal peluru. Tapi banyak juga yang hanya dibohongi oleh orang pintar.
Dalam beberapa pertempuran, seringkali komandan TNI yang berpengalaman paham jarak tembak peluru musuh atau jangkauan artileri lawan. Mereka mengambil posisi di jarak aman sehingga tidak terkena tembakan.
Banyak anak buah yang belum pernah mendapat pendidikan militer kagum melihat ini. Mereka menyangka komandannya kebal peluru. Padahal sang perwira menguasai teknis kemiliteran, bukan karena mistis.
Soeharto sendiri tercatat pernah mendapat pendidikan militer sebagai prajurit KNIL di era Hindia Belanda. Pengalamannya dalam dunia keprajuritan bertambah saat mengikuti pendidikan perwira Pembela Tanah Air (PETA) di zaman Jepang.