Kisah Hidup Sudjono Humardani, Penasihat Spiritual Soeharto yang Dijuluki "Menteri Dukun"
Hubungan Sudjono dengan Soeharto sudah dimulai sejak mereka masih sama-sama bertugas militer.
Hubungan Sudjono dengan Soeharto sudah dimulai sejak mereka masih sama-sama bertugas militer.
Kisah Hidup Sudjono Humardani, Penasihat Spiritual Soeharto yang Dijuluki "Menteri Dukun"
Mayor Jenderal Sudjono Humardani namanya. Dia adalah asisten pribadi Presiden Soeharto di bidang keuangan dan ekonomi. Namun masyarakat lebih mengenalnya sebagai “menteri dukun”.
-
Siapa yang jadi ajudan Presiden Soeharto? Berkat rekam jejaknya di bidang militer, pada tahun 1974 Try terpilih menjadi ajudan Presiden Soeharto. Mengutip situs tni.mil.id, sejak saat itu, karier suami Tuti Sutiawati ini meroket tajam.
-
Siapa yang menjadi ajudan Soeharto? Pada tahun 1974, Kolonel Try Sutrisno Diangkat Menjadi Ajudan Presiden Soeharto Empat tahun Try menjabat ajudan presiden.
-
Siapa guru spiritual Soekarno yang berasal dari Betawi? Guru Spiritual Keramat Dirangkum dari beberapa sumber, Datuk Mujib merupakan seorang Ulama asal Betawi keturunan dari Raja Bone di Sulawesi Selatan.
-
Siapa saja menteri Soekarno? Presiden Soekarno memimpin sendiri kabinet yang beranggotakan 21 orang menteri,' tulis Wahjudi Djaja dalam Kabinet-Kabinet di Indonesia.
-
Kenapa Soeharto mau diracuni? “Rupanya tamu wanita yang tidak kami undang itu berencana meracuni kami sekaluarga,“ kata Soeharto.
-
Siapa yang menjodohkan Soeharto? Hingga suatu hari di tahun 1947, saat itu Soeharto sudah berpangkat Overste atau Letnan Kolonel, komandan pasukan TNI di Yogyakarta, Datanglah paman dan bibinya, keluarga Prawirowihardjo. Ibu Prawiro, mengingatkan Soeharto, saat itu sudah 26 tahun. Usia yang cukup matang untuk berumah tangga. Pemuda seumuran di desanya nyaris semua sudah berkeluarga, tinggal dia yang membujang.
Anggapan masyarakat itu tak lepas dari berbagai peristiwa mistis antara dia dengan Presiden Soeharto. Salah satunya adalah tentang kisah topeng Gadjah Mada.
Ceritanya pada tahun 1967, Sudjono pernah diberi tugas oleh Soeharto untuk meminjam topeng Gadjah Mada yang disimpan di Pura Penopengan Belah Batu Bali. Topeng itu milik Arya Rohaya, seorang panglima perang Gadjah Mada yang ikut menaklukkan Bali. Keturunan Arya Rohaya inilah yang menjaga topeng tersebut selama 600 tahun. Topeng itu berada di istana selama 1.000 hari untuk memberkati Soeharto.
Hubungan antara Sudjono dan Soeharto sudah lama terjalin. Keduanya merupakan murid spiritual Sudiyat Prawirokusumo atau lebih dikenal dengan nama Romo Diyat.
Pada suatu hari, Romo Diyat pernah berpesan kepada Sudjono untuk menjaga Soeharto yang diramalkan menjadi orang besar.
Perkenalannya dengan dunia militer dimulai sejak ia bergabung dengan Keibodan. Padahal sebelumnya, Sudjono merupakan seorang lulusan ekonomi dari sekolah dagang di sekolah bumiputera.
Di zaman revolusi, Soedjono bergabung dengan Badan Keamanan Rakyat dan bertugas untuk mengelola bidang ekonomi dan keuangan. Dia kemudian ditunjuk sebagai ketua bagian keuangan Badan Penolong Keluarga Korban Perang atau BPKKP di sekitar Solo.
Saat itu Sudjono adalah perwira administrasi.
Awal perkenalannya dengan Soeharto bermula saat dia menjadi panglima Divisi Diponegoro
Mengutip kanal YouTube Indonesia Insider, Sudjono pernah ikut berbisnis bersama perwira-perwira lain waktu ia menjabat di Jawa Tengah. Bisnis itu menyangkut industri, pemasaran, dan transportasi.
Sudjono mulai menjabat sebagai asisten pribadi Soeharto urusan ekonomi dan perdagangan pada 1969. Bersama Ali Moertopo, lembaga asisten presiden itu menjadi lembaga yang sangat kuat karena dipercaya oleh Presiden Soeharto.
Saat menjadi asisten presiden, Sudjono memiliki pengaruh yang sangat kuat. Pengusaha-pengusaha Indonesia yang hendak berbisnis dengan Jepang harus melewati Sudjono. Apalagi Jepang lebih percaya pada Sudjono ketimbang menteri perekonomian waktu itu karena ia dianggap sebagai utusan langsung presiden.
Pada 1974, lembaga asisten presiden dibubarkan sebagai buntut dari Peristiwa Malari. Walaupun sudah tak lagi menjabat sebagai asisten presiden, ia tetap menjalin hubungan dekat dengan Presiden Soeharto.
Berita kematiannya ditayangkan pada salah satu stasiun televisi nasional.