Kisah Bung Karno Rebut Simpati Warga New York dengan Pidato Singkat
Bung Karno pertama kali melawat ke Amerika Serikat tahun 1956. Tak disangka, sambutan meriah dari warga New York untuk pemimpin Indonesia.
"New York.. New York aku datang." Itu kata Presiden Sukarno saat pertama kali menginjakkan kaki di kota Big Apple itu.
Bung Karno pertama kali melawat ke Amerika Serikat tahun 1956. Tak disangka, sambutan meriah dari warga New York untuk pemimpin Indonesia.
-
Siapa yang bersama Soekarno memproklamasikan kemerdekaan Indonesia? Pada tanggal 17 Agustus 1945, Hatta bersama Soekarno resmi memproklamasikan kemerdekaan Indonesia di Jalan Pegangsaan Timur, Jakarta.
-
Bagaimana reaksi Soekarno saat bertemu Kartika? Bung Karno yang mengetahui kedatangan istri dan putrinya, seketika mengulurkan tangan dan seolah-olah ingin mencapai tangan Kartika.
-
Dimana Soekarno diasingkan? Penganan Pelite rupanya juga menjadi kue favorit Bung Karno saat berada dipengasingan di Kota Muntok sekitar tahun 1949.
-
Apa yang terjadi saat Soekarno membeli bra di toko serba ada di Amerika Serikat? Sukarno Ditemani Nyonya Eric Johnson, istri dari raja film Holywood Pergi ke Toko Tapi rupanya Bung Karno mengaku tidak mengerti bagaimana menyebut BH dalam Bahasa Inggris. "Bolehkah kulihat salah satu dari mangkuk daging yang terbuat dari satin hitam itu?" kata Sukarno pada penjaga toko. Nyonya Johnson Yang Mengantar Sukarno Langsung 'Salting'. "Kasihan Nyonya Johnson. Wajahnya menjadi merah. Bayangkan aku menyebut benda itu mangkok daging," ujar Sukarno.
-
Mengapa Soekarno membeli bra di Amerika Serikat? Tahun 1956, Presiden Sukarno Pertama Kali Mengunjungi Amerika Serikat Setelah melakukan berbagai pertemuan kenegaraan, Bung Karno juga mengunjungi toko serba ada di negeri Paman Sam tersebut. Presiden Sukarno ingat, salah satu istrinya sda yang minta dibelikan Bra atau BH.
-
Apa yang dimaksud dengan kata-kata Soekarno tentang bangsa yang besar? "Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati jasa pahlawannya."
Biasanya, menjadi kebiasaan bagi para pemimpin dunia yang berkunjung ke AS menggunakan semacam jasa agensi humas agar mendapat perhatian dari surat kabar dan masyarakat. Jika tidak, jangan harap kedatangan seorang pemimpin dari negara dunia ketiga mendapat sorotan di New York.
Tapi hal itu rupanya tak berlaku untuk Bung Karno. Tanpa menyewa agensi humas dan tanpa mengeluarkan uang satu sen pun, kedatangan Presiden Sukarno ke AS langsung menyedot perhatian pers dan masyarakat Negeri Paman Sam tersebut.
Padahal tentu tak banyak yang sebelumnya tahu soal Presiden Sukarno dari Indonesia. Lalu apa yang dilakukannya hingga mendapat simpati warga New York?
New York, Saya Datang
Ganis Harsono, seorang diplomat yang saat itu bertugas di AS menceritakan bagaimana pesona Bung Karno mampu menaklukkan warga New York.
Begitu keluar dari pesawat, Sukarno berteriak lantang menirukan penyanyi Al Jolson. "New York, New York, saya datang!" kata Sukarno.
"Hal yang membuatnya jadi termahsyur dan namanya menjadi buah bibir adalah setelah ia menyentuh denyut jantung yang paling sensitif dari New York dengan mengatakan 'Amerika sebenarnya adalah dalam pasar-pasarmu yang sibuk, dalam tawa riang anak-anakmu. Dan dalam kebahagiaan hatimu!"
Ucapan Bung Karno itu rupanya sangat menyentuh warga New York. Hal ini dikisahkan Ganis Harsono dalam buku Cakrawala Politik Era Soekarno terbitan CV Haji Masagung tahun 1989.
Ganis menjelaskan Presiden Sukarno mendapatkan sambutan meriah di Manhattan. Wali Kota New York Robert Wagner menyelenggarakan satu pesta besar di Hotel Waldorf Australia yang dihadiri beribu-ribu tamu.
"Dari Universitas Columbia dia menerima gelar Doktor Honoris Causa dalam ilmu hukum," jelas Ganis.
Presiden Sukarno kemudian juga menerima gelar Doktor Honoris Causa dalam bidang Ilmu Hukum Sipil dari Universitas Michigan.
AS Sangat Terkesan
Ganis menceritakan selama 16 hari kunjungannya keliling AS, Presiden Sukarno selalu jadi perhatian pers di sana. Setiap Soekarno berbicara, sebentar-sebentar pidatonya harus berhenti karena semua riuh bertepuk tangan.
Reaksi spontan warga AS itu juga mengejutkan Ganis. Saat itu tentu Kedutaan Indonesia tidak punya uang untuk menyewa jasa agensi humas yang mahal. Namun tanpa agen apa pun, tanpa satu sen pun, Presiden Soekarno sudah mengambil hati warga AS.
"Tak bisa disangsikan lagi bahwa rakyat AS sangat terkesan, tidak saja dalam cara beliau memperkenalkan diri di depan umum dengan suara yang jantan dan berat, berbicara dalam bahasa asing yang lancar, akan tetapi juga oleh pokok-pokok soal yang dikemukakannya kepada khalayak ramai," puji Ganis.
Almarhum Satya Graha, wartawan Koran Sulindo yang sering meliput lawatan Presiden Sukarno ke luar negeri menjelaskan, pembawaan Sukarno selalu membuatnya disambut meriah di negara yang dikunjungi.
"Bung Karno itu fasih berbicara dalam banyak bahasa. Saat mendengar Bung Karno berpidato dengan bahasa setempat, orang-orang sana pada senang. Wah hebat sekali ini presidennya," kenang Satya.