Misi Sukses, Benny Moerdani Dipuji Perdana Menteri Malaysia Sampai Diberi Jam Rolex
Tunku Ismail sangat gembira atas kedatangan pasukan perdamaian dari Indonesia. Tanda kegembiraannya ditandai dengan membagi-bagikan jam tangan Rolex kepada semua yang ada dalam pertemuan tersebut.
Pertengahan tahun 1965, berlangsung pertandingan golf rahasia di Bangkok. Setelah bertanding golf, dilakukan pembahasan rencana perdamaian antara Indonesia danMalaysia.
Dalam pertemuan tersebut perwakilan Malaysia adalah Abdul Razak. SedangkanIndonesia diwakili Des Alwi dan juga Benny Moerdani.
-
Siapa yang meneliti sejarah Sidoarjo? Mengutip artikel berjudul Di Balik Nama Sidoarjo karya Nur Indah Safira (Universitas Nahdlatul Ulama Sidoarjo, 2000), Kabupaten Sidoarjo terkenal dengan sebutan Kota Delta yang merujuk pada sejarah daerah ini yang dulunya dikelilingi lautan.
-
Di mana sejarah terasi dapat ditelusuri? Sejarah terasi di kawasan Cirebon dapat ditelusuri hingga masa kekuasaan Pangeran Cakrabuana, yang memainkan peran penting dalam perkembangan kawasan tersebut.
-
Bagaimana Asisi Suharianto menyajikan kisah-kisah sejarah? Asisi dan sang istri pun mendapatkan pengalaman luar biasa selama keliling dunia. Keduanya bertemu dengan saksi mata maupun para korban perang masa lalu di beberapa negara.
-
Apa bukti sejarah yang menunjukan kebesaran Purnawarman? “Inilah (tanda) sepasang telapak kaki yang seperti kaki Dewa Wisnu (pemelihara) ialah telapak yang mulia sang Purnawarman, raja di negeri Taruma, raja yang gagah berani di dunia”.
-
Bagaimana sejarah Lembah Anai terbentuk? Konon, dulunya air terjun ini menjadi saksi bisu pergerakan rakyat Minang dalam melawan penjajahan. Pada masa kolonial, masyarakat setempat dipaksa untuk menjadi pekerja membangun jalan lintas Sumatera yang menghubungkan antara Kota Padang dan Padang Panjang via Lembah Anai.Masyarakat Minang yang bekerja dalam proyek pembangunan jalan tersebut harus menempuh jarak yang cukup jauh, bahkan bisa berhari-hari dari tempat mereka tinggal menuju lokasi pembangunan jalan.
-
Kapan nama surat kabar Benih Merdeka diubah? Akhirnya pada tahun 1920, ia mengubah nama menjadi "Mardeka".
"Pertemuan ini kami bikin sangat rahasia, mengingat banyak tokoh-tokoh lain tinggal di hotel yang sama. Kami tentu tak ingin, kontak sepenting ini bocor keluar," kata Des Alwi yang ditulis Julius Pour dalam buku Benny Moerdani Profil Prajurit Negarawan.
Perkenalan Razak dengan Benny membuahkan banyak hal penting. Malaysia menjanjikan akan segera mengatur pembebasan para anggota militer yang tertangkap di Malaysia. Abdul Razak juga terkesan dengan penampilan Benny. Seorang perwira muda yang sangat cocok untuk merintis pembicaraan ke arah perdamaian.
"This is the type of officer I like. You see, just like Benny Moerdani," puji Abdul Razak.
Misi perdamaian yang direncanakan oleh tokoh-tokoh militer ini pada akhirnya terdengar juga oleh Bung Karno. Saat mengetahui bahwa Benny lah yang ditugaskan sebagai Chief Liaison Officer Pemerintah Indonesia di Kuala Lumpur, Bung Karno tak begitu kaget.
"Wah, kalian akan menjadikan Benny diplomat ya?" tutur Bung Karno yang ditulis oleh Julius Pour.
Strategi Mendarat di Malaysia
Pengiriman misi perdamaian Indonesia dan Malaysia ini harus tetap dirahasiakan. Benny selaku Chief Liaison Officer segera merancang skenario. Skenario yang dirancang Benny, pertama menyiarkan berita tentang kedatangan tim perdamaian kepada Malaysia menggunakan radio RRI, berita yang disampaikan dibuat seperti berita keluarga.
"Keluarga Sumolang kepada keluarga Mogot, Bapak dan Ibu Sumolang esok pagi akan menuju Manado." Isi berita yang disiarkan RRI Jakarta ke Malaysia.
Maksud dari berita tersebut adalah memberi kode bahwa pasukan Indonesia akan mendarat ke Malaysia esok harinya.
Skenario kedua, untuk mengelabui media massa Malaysia akan adanya misi rahasia ini, Benny melibatkan Kolonel Sugeng Djarot, atase militer Indonesia di Bangkok, sebagai anggota tim penyambut.
Sugeng Djarot langsung pucat saat Benny memberitahu mereka akan mendarat di Kuala Lumpur. Saat akan mendarat terkejut kembali ketika hanya dia satu-satunya penjemput yang menggunakan seragam TNI lengkap, sedangkan Benny menggunakan pakaian sipil biasa.
"Ben, nek ono opo-opo mengko, iki njur kepiye? (Ben, kalau nanti ada apa-apa lantas bagaimana?)” Tanya Sugeng Djarot panik.
"Nek Bung Karno besuk weruh, sing ditangkep rak yo kono… (yah, kalau Bung Karno besok tahu, yang ditangkap nanti kan anda.)” Jawab Benny bercanda.
"Diancuk…(sialan)," umpat Sugeng Djarot, sambil membalas jabatan tangan dari sejumlah pejabat Malaysia, begitu pesawat Hercules TNI-AU dengan mulus menjejakan roda-rodanya di landasan.
Perwira yang turun dari pesawat ada Laksamana Muda O.B. syaaf, Wakil Panglima I KOLAGA, sebagai pimpinan rombongan. Ada juga Letnan Kolonel Ali Moertopo, Kolonel Yoga Sugomo, Brigadir Jenderal Kemal Idris, Letnan Kolonel Sofyar dan Kolonel Tjokropranolo.
Benny Usulkan Tukar Pesawat untuk Hindari Inggris
Saat pasukan sampai mendarat di Kuala Lumpur, mereka mendapatkan kabar bahwa Tunku Ismail sudah terbang ke Alor Star. Kabar tersebut menimbulkan kepanikan pasukan Indonesia dan juga pejabat Malaysia.
Dengan ketenangan Benny mengusulkan untuk bertukar pesawat, di mana pesawat Hercules mengangkut pejabat Malaysia dan pesawat Fokker Malaysia mengangkut pasukan Indonesia. Hal itu dilakukan untuk menghindari kemarahan Inggris, agar tidak menembak langsung pesawat Indonesia.
Di Alor Star, saat Benny maju untuk memperkenalkan diri, Tunku Ismail langsung tersenyum kepada Benny. Tampaknya, Perdana Menteri Malaysia ini sudah mengetahui latar balakang Benny.
"Oh, so you are the other person…" komentar Tunku Ismail.
Tak disangka Tunku Ismail sangat gembira atas kedatangan pasukan perdamaian dari Indonesia. Tanda kegembiraannya ditandai dengan membagi-bagikan jam tangan Rolex kepada semua yang ada dalam pertemuan tersebut.
Satu bulan setelah pertemuan di Alor Star dengan Tunku Ismail, akhirnya pada tanggal 11 Agustus 1966 ditandatangani piagam Jakarta Accord yang menandai perdamaian antara Indonesia dan Malaysia.
Reporter Magang: Ita Rosyanti