Perang Tak Seimbang di Sanga-Sanga Kalimantan: Tentara Belanda vs Pejuang Indonesia
Dalam pertempuran itu, Belanda disokong oleh 350 orang dengan senjata tercanggih, sedangkan pihak pejuang RI hanya berjumlah 200 orang dengan senjata yang kurang memadai.
Perjuangan revolusi melawan tentara NICA yang juga diboncengi oleh Belanda, dapat dikatakan terjadi di hampir seluruh wilayah Indonesia. Tanpa terkecuali di wilayah Kalimantan.
Di wilayah ini terdapat beberapa gerakan seperti BPPD, BPRI, dan kelompok R.Budiono. Tepat pada Januari 1946, para pemuda Sanga-Sanga di Kalimantan Timur mendirikan organisasi perjuangan yang disebut Badan Penolong Perantauan Djawa (BPPD).
-
Di mana sejarah terasi dapat ditelusuri? Sejarah terasi di kawasan Cirebon dapat ditelusuri hingga masa kekuasaan Pangeran Cakrabuana, yang memainkan peran penting dalam perkembangan kawasan tersebut.
-
Bagaimana sejarah Waduk Sempor? Waduk Sempor diresmikan pada 1 Maret 1978 yang ditandai dengan adanya prasasti bertanda tangan Presiden Soeharto. Semula, waduk ini difungsikan sebagai sumber pengairan bagi sejumlah kompleks persawahan di sekitarnya. Namun lambat laun waduk itu menjadi destinasi wisata baru bagi warga sekitar.
-
Bagaimana Asisi Suharianto menyajikan kisah-kisah sejarah? Asisi dan sang istri pun mendapatkan pengalaman luar biasa selama keliling dunia. Keduanya bertemu dengan saksi mata maupun para korban perang masa lalu di beberapa negara.
-
Siapa yang meneliti sejarah Sidoarjo? Mengutip artikel berjudul Di Balik Nama Sidoarjo karya Nur Indah Safira (Universitas Nahdlatul Ulama Sidoarjo, 2000), Kabupaten Sidoarjo terkenal dengan sebutan Kota Delta yang merujuk pada sejarah daerah ini yang dulunya dikelilingi lautan.
-
Bagaimana sejarah Lembah Anai terbentuk? Konon, dulunya air terjun ini menjadi saksi bisu pergerakan rakyat Minang dalam melawan penjajahan. Pada masa kolonial, masyarakat setempat dipaksa untuk menjadi pekerja membangun jalan lintas Sumatera yang menghubungkan antara Kota Padang dan Padang Panjang via Lembah Anai.Masyarakat Minang yang bekerja dalam proyek pembangunan jalan tersebut harus menempuh jarak yang cukup jauh, bahkan bisa berhari-hari dari tempat mereka tinggal menuju lokasi pembangunan jalan.
-
Bagaimana KEK Singhasari memanfaatkan sejarah? Keunggulan lain dari KEK Singhasari yakni adanya sektor pariwisata dengan tema heritage and sejarah. Hal ini dilatarbelakangi nilai situs sejarah kerajaan Singhasari.
Badan ini pada mulanya dimaksudkan secara sosial, tetapi memiliki tujuan utama menentang penjajahan. Selain itu, terdapat pula organisasi Pemberontak Rakyat Indonesia (PRI) yang pada perjalanannya berubah menjadi BPRI dengan perjuangan yang berfokus pada bidang militer.
Organisasi ini dipimpin oleh Sukasno yang juga didampingi oleh Susilo serta Ahmadun. Di sisi lain, terdapat badan yang berisi anggota KNIL, Badan ini dipimpin oleh R.Budiono.
Menurut catatan A.H. Nasution dalam buku Sekitar Perang Kemerdekaan Indonesia Jilid III, gerakan-gerakan ini bergerak secara ilegal.
Serangan Terhadap NICA
Pada tanggal 15 Januari 1947, para pemuda yang dipimpin oleh R.Budiono memulai aksi rencana penyerangan terhadap tangsi tentara NICA. Serangan itu ditetapkan tanggal 16 menjelang tanggal 17 Januari 1947. Akan tetapi, rencana tersebut telah diketahui lebih dahulu oleh pihak Belanda.
Maka dari itu, pimpinan rencana tersebut diundur. Penundaaan tersebut membuat pihak Belanda lebih hati-hati. Pada tanggal 24 menjelang 25 Januari 1947 polisi Belanda menggerebeg markas pertahanan pemuda di Jembatan Tujuh.
Beberapa dokumen yang memuat sebagian rencana penyerangan juga daftar organisasi, jatuh ke tangan Belanda. Alhasil, Belanda melakukan pembersihan kota Sanga-Sanga. Beberapa tokoh pemuda tertangkap.
Kendati demikian, Herman Ruturambi tetap mampu menggerakkan para pemuda yang ada di Sanga-Sanga untuk memberontak terhadap NICA pada 26 Januari 1947. Pada dini hari tanggal 27 Januari tangsi dari Belanda diserbu dan berhasil dikuasai. Tentara Belanda dan KNIL yang tidak pro-revolusi ditawan dan kota Sanga-sanga pun berhasil dikuasai para pejuang.
Namun, keberhasilan itu tidak berumur panjang. Seperti yang diungkapkan dalam buku Sejarah TNI Jilid I, baru tiga jam kota Sanga-sanga memperoleh kemerdekaan, pasukan Belanda dengan Kapal Zaza datang dan menduduki kota tersebut.
Pertempuran pun terjadi di muara sungai Sanga-sanga. Selang satu jam, Belanda berhasil dipukul mundur. Keesokan harinya, 28 Januari 1947, Belanda dengan kekuatan gabungan kembali menyerang. Pertempuran terjadi hingga matahari terbenam. Para pejuang terpaksa mengungsi ke Luis dan Tanjung Priok.
Serangan Balasan Para Pejuang
Para pejuang pun merencanakan serangan balasan yang akan dilakukan pada 29 Januari 1947. Tanpa disangka-sangka, Belanda mendatangkan bantuan yang lebih besar. Ada empat kapal dari Samarinda dan Balikpapan.
Kapal itu adalah fregat Zeerend yang berlabuh di Sanga-sanga dan mengadakan serangan tembak ke daratan. Lalu, kapal pemburu Semeru dan dua buah landing craft bekas Jepang juga mendaratkan pasukan di muara Sanga-sanga. Setelah mendarat mereka segera melepaskan tembakan ke kiri dan kanan sungai.
Kondisi antara Belanda dan pihak pejuang tidak seimbang. Namun, para pejuang tetap tidak meninggalkan medan perang. Pertempuran berlangsung selama 8 jam. Dalam pertempuran itu, Belanda disokong oleh 350 orang dengan senjata tercanggih, sedangkan pihak pejuang RI hanya berjumlah 200 orang dengan senjata yang kurang memadai.
Selain itu, pasukan Belanda juga memiliki pengalaman bertempur selama Perang Dunia II, sementara para pejuang baru saja berkenalan dengan senjata.
Pertempuran berakhir dengan hasil direbutnya kembali kota Sanga-sanga oleh NICA. Para pejuang yang masih ada berusaha bertahan di hutan. Di samping itu, terdapat pejuang yang gugur seperti R. Budiono.
Sebagian pejuang, seperti Herman Ruturambi dan Sukasno berusaha menuju Banjarmasin. Akan tetapi, mereka berhasil ditangkap Belanda di Muara Teweh. Mereka dibebaskan pada 24 November 1949.
Reporter Magang: Muhammad Rigan Agus Setiawan