Terungkap Sosok Wanita Berkerudung di Tengah Proklamasi 17 Agustus 1945
Foto seorang wanita mengenakan kerudung saat Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945 mencuri perhatian. Siapa sosok tersebut?
Oleh: Arsya Muhammad
Sosok wanita berkerudung tersebut tampak di tengah momen pengibaran bendera pusaka. Foto bersejarah tersebut dijepret oleh Mendur bersaudara.
-
Siapa yang bersama Soekarno memproklamasikan kemerdekaan Indonesia? Pada tanggal 17 Agustus 1945, Hatta bersama Soekarno resmi memproklamasikan kemerdekaan Indonesia di Jalan Pegangsaan Timur, Jakarta.
-
Di mana Fatmawati bertemu dengan Soekarno? Peninggalan rumah Fatmawati di Bengkulu ini dulunya menjadi saksi bisu pertemuan dirinya dengan Presiden Soekarno saat pengasingan.
-
Apa yang sedang dilakukan Soeharto pada saat Proklamasi Kemerdekaan dibacakan? Pada saat Bung Karno mengumandangkan kemerdekaan kita itu, saya masih di Brebeg. Sedang melatih para prajurit
-
Siapa yang berperan dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia? Peringatan Hari Santri seyogyanya sebagai pengingat bahwa para santri punya andil besar dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia, teruslah berjuang di jalan dakwah untuk memelihara persatuan dan kerukunan Tanah Air. Selamat Hari Santri Nasional 2023!
-
Siapa yang mendesak Soekarno untuk segera memproklamasikan kemerdekaan? Para pemuda sempat mengancam Sukarno. Mereka meminta Bung Karno segera memberi tanda bergerak. Mereka mengaku sudah siap melawan Jepang dan merampas senjata mereka..
-
Siapa yang berjuang untuk kemerdekaan Indonesia? Bukan hanya tanggal yang kita rayakan, tetapi semangat dan cita-cita yang diwariskan oleh para pahlawan. Merdeka! Selamat HUT RI ke-79!
“Itu Ibu Fatmawati,” kata sejarawan Hendi Jo saat dihubungi merdeka.com, Jumat (16/8).
Fatmawati memang lekat dengan citra sebagai santriwati Muhammadiyah. Dalam berbagai foto, sosok Ibu Negara itu memang kerap tampil dengan kerudung.
“Di acara-acara publik, Fatmawati tampil dengan kerudung. Sosok tersebut adalah Fatmawati, bukan SK Trimurti,” kata penulis sejarah tersebut.
Dalam biografinya, Fatmawati menuliskan momen bersejarah tersebut. Saat itu 17 Agustus 1945 pagi hari, ratusan orang sudah berkumpul di Pegangsaan Timur. Bung Karno dan Bung Hatta sudah siap membacakan proklamasi.
Kesaksian Fatmawati
Seseorang berteriak belum ada bendera merah putih. Fatmawati kembali ke kamarnya untuk mengambil bendera merah putih yang dijahitnya dengan tangan. Shodanco Latief Hendraningrat kemudian mempersiapkan upacara bendera.
- FOTO: Suasana Upacara HUT Kemerdekaan RI Pertama Kali di IKN, Penuh Khidmat dan Diwarnai Dentuman Meriam
- Menengok Aksi Srikandi Sopir Truk Tambang, Tetap Tampil Cantik Meski Kerjanya Sangar
- Pesona Titiek Soeharto Tampil Cantik dan Anggun Gunakan Kebaya Bali, Awet Muda di Usia 65 Tahun
- Potret Lawas Putri Sang Proklamator Hadiri Pemakaman Suaminya, Ada Sosok Ibu Negara yang Dirindukan
Bung Karno memberikan pidato singkat sebelum membacakan naskah proklamasi. Menurut Fatmawati, inilah salah satu pidato tersingkat yang pernah dibacakan Sukarno.
“Pidato Bung Karno saat itu lebih berapi-api daripada pidato-pidato hari-hari sebelumnya, atau hari-hari sesudahnya,” kenang Fatmawati dalam buku Catatan Kecil Bersama Bung Karno.
Setelah naskah proklamasi, dimulailah upacara pengibaran bendera. Sukarno menggambarkan betapa sederhana suasana saat itu. Tiang benderanya baru saja ditancapkan oleh Shodanco Latief. Terbuat dari bambu, buatannya kasar, dan tidak terlalu tinggi.
Fatmawati kemudian maju ke depan. Dia mengikuti upacara pengibaran bendera pertama saat kemerdekaan Republik Indonesia.
“Aku bersama-sama SK Trimurti menuju ke tiang bendera. Upacara dipimpik Pak Latief, dengan diiringi lagu Indonesia Raya, tanpa musik,” kenang Fatmawati.