15 April 1989: Terjadinya Tragedi Hillsborough yang Ubah Tatanan Sepak Bola Inggris
15 April 1989 menjadi hari yang tak terlupakan bagi sepak bola Inggris, khususnya para pendukung Liverpool. Pada hari itu, banyak pendukung Liverpool yang sedang menyaksikan klub kesayangannya berlaga harus kehilangan nyawa di Stadion Hillsborough.
15 April 1989 menjadi hari yang tak terlupakan bagi sepak bola Inggris, khususnya para pendukung Liverpool. Pada hari itu, banyak pendukung Liverpool yang sedang menyaksikan klub kesayangannya berlaga harus kehilangan nyawa di Stadion Hillsborough.
Dikenal sebagai Tragedi Hillsborough, salah satu kisah kelam dalam sepak bola ini mengakibatkan 97 orang meninggal dan ratusan lainnya luka-luka. Tragedi tersebut sebagian besar disebabkan oleh kesalahan yang dilakukan oleh polisi yang mengawal jalannya pertandingan.
-
Di mana tragedi ini terjadi? Hari ini, 13 November pada tahun 1998 silam, terjadi demonstrasi besar-besaran di kawasan Semanggi, Jakarta.
-
Kapan tragedi ini terjadi? Tragedi Semanggi I terjadi pada 11-13 November 1998. Kejadian ini menyebabkan tewasnya 17 warga sipil.
-
Kenapa Padi Salibu dilirik Pemprov Jabar? Padi dengan teknologi salibu saat ini tengah dilirik Pemprov Jabar sebagai upaya menjaga ketahanan pangan.
-
Bagaimana para korban Tragedi Trisakti meninggal? Mereka terbunuh oleh tembakan aparat polisi yang berjaga.
-
Dimana tragedi ini terjadi? Tragedi Bintaro 1987 terjadi karena kecelakaan kereta api yang mengakibatkan banyak korban jiwa. Kronologi kejadian dimulai saat dua kereta api bertabrakan di Stasiun Pondok Ranji, Bintaro pada 19 Oktober 1987.
-
Kapan tragedi Kanjuruhan terjadi? Puncaknya meletus pada Tragedi Kanjuruhan 1 Oktober 2022.
Sepak bola Inggris mengalami sejumlah perubahan setelah tragedi ini. Pagar yang sebelumnya digunakan untuk membatasi tribun dihapuskan. Tribun berdiri juga dihapuskan dan diganti dengan tribun duduk. Pihak kepolisian yang menjadi pihak yang bertanggung jawab juga bereaksi dengan memperbaiki sikap dan sistem dalam menanggapi tragedi semacam itu.
Awal Mula
Pertandingan semifinal Piala FA antara Liverpool dan Nottingham Forest digelar pada 15 April 1989, di Hillsborough, sebagai tempat netral. Untuk mencegah hooliganisme, suporter kedua tim diarahkan untuk masuk dari berbagai sisi stadion.
Mengutip dari laman britannica.com, pendukung Liverpool dengan tiket ke tribun berdiri akan masuk di sepanjang Leppings Lane. Di sana mereka harus melewati salah satu dari tujuh pintu putar, setelah itu ada dua terowongan yang mengarah ke "kandang", area yang dikelilingi pagar tinggi dengan gerbang sempit. Kandang tengah bagian 3 dan 4 diakses dari terowongan utama, sedangkan kandang samping dimasuki melalui koridor.
Karena jumlah pintu putar yang terbatas, situasi bottleneck pun terjadi, dan banyak penggemar mencoba memasuki stadion di sisi Leppings Lane. Sekitar pukul 14.30, sekitar 30 menit sebelum pertandingan dimulai, lebih dari separuh penggemar tersebut masih berada di luar.
Keputusan Fatal
empireofthekop.com
Berharap untuk meredakan kekacauan, Inspektur Kepala Polisi Yorkshire, David Duckenfield, memutuskan untuk membuka pintu keluar C sekitar pukul 14:52. Duckenfield sendiri tidak memiliki banyak pengalaman dalam mengawasi pertandingan sepak bola di Hillsborough.
Akibat keputusan tersebut, sekitar 2.000 penggemar masuk melalui gerbang itu, dan meskipun kandang samping relatif kosong, mayoritas menuju ke terowongan utama dan kendang bagian 3 dan 4 yang sudah penuh sesak.
Sejumlah pejabat hukum awalnya percaya bahwa sumber masalahnya adalah suporter yang nakal, dan baru lima menit setelah kickoff, pertandingan dihentikan. Komunikasi dan koordinasi yang buruk semakin memperumit upaya penyelamatan. Total 97 orang tewas; salah satu korban meninggal pada tahun 1993, dan satu lagi dengan kerusakan otak meninggal pada tahun 2021. Selain itu, lebih dari 760 orang terluka.
Kebenaran Tragedi
Segera setelah insiden tersebut, polisi menyalahkan kejadian tersebut pada fans Liverpool, yang mereka duga sedang mabuk dan tidak tertib. Selain itu, Duckenfield mengklaim bahwa penggemar telah memaksanya membuka gerbang C. Sebuah laporan sementara tahun 1989, menyalahkan pejabat hukum, terutama karena kegagalan mereka untuk menutup terowongan utama setelah kandang bagian 3 dan 4 telah mencapai kapasitas.
sportsnet.ca
Penyelidikan pun berlanjut, dan pada tahun 2009 sebuah panel independen dibentuk untuk meninjau tragedi tersebut. Tiga tahun kemudian dinyatakan bahwa ada upaya dari polisi untuk menutup-nutupi, menyalahkan penggemar dan memalsukan laporan untuk menyembunyikan kesalahan mereka sendiri.
Panel tidak menemukan bukti bahwa alkohol atau perilaku nakal suporter berperan dalam bencana tersebut, dan diyakini bahwa sebanyak 41 kematian dapat dicegah dengan upaya penyelamatan yang lebih baik.
Pemeriksaan lain dimulai pada tahun 2014, dan tahun berikutnya Duckenfield bersaksi bahwa dia telah berbohong tentang fans yang memaksanya membuka gerbang C, sebuah tuduhan yang telah didiskreditkan bertahun-tahun tetapi terus diajukan.