Agile adalah Sekumpulan Metode Pengembangan Software, Berikut Penjelasannya
Agile methodology adalah metode pengembangan perangkat lunak yang dilakukan secara bertahap dan berulang (iterasi).
Perkembangan teknologi ke arah serba digital saat ini semakin pesat. Pada era digital seperti ini, manusia secara umum memiliki gaya hidup baru yang tidak bisa dilepaskan dari perangkat yang serba elektronik. Teknologi menjadi alat yang mampu membantu sebagian besar kebutuhan manusia.
Salah satu metode pengembangan teknologi ialah agile.Agile methodology adalah metode pengembangan perangkat lunak yang dilakukan secara bertahap dan berulang (iterasi).
-
Apa yang istimewa dari Yogyakarta? Pada zaman pendudukan Jepang, wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta disebut dengan istilah Yogyakarta Kooti.
-
Apa kegiatan Atta Halilintar di Yogyakarta? Jadi, aku tuh ada acara, ada undangan di Yogyakarta. Kebetulan aku di Yogya dan di sini terkenal dengan wisata kulinernya, jadi aku yakin Yogya pasti the best buat makanan. Istri pun nitip makanan," pungkas Atta dalam live streaming di YouTubenya.
-
Apa yang disayangkan oleh TPN Ganjar-Mahfud mengenai insiden di Yogyakarta? Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud menyayangkan salah seorang warga menjadi korban penganiayaan pada saat Presiden Joko Widodo kunjungan kerja Ke Yogyakarta.
-
Apa tugas utama Balai Yasa Yogyakarta? Tugas pokoknya hanya melayani overhaul lokomotif.
-
Apa bisnis yang dirintis oleh Risma di Yogyakarta? Risma memulai usaha kecil-kecilan dari pre-order di rumah. Dari sinilah Risma mulai mengumpulkan modal sedikit demi sedikit hingga akhirnya memberanikan diri untuk membuka bisnis ramen.
-
Apa yang dilakukan Kama saat liburan di Yogyakarta? Anak-anak Zaskia Adya Mecca menemukan kebahagiaan dalam hal-hal sederhana seperti jajan gulali dan duduk santai di pinggir jalan.
Berikut ini informasi agile adalah sekumpulan metode pengembangan software, lengkap dengan penjelasannya telah dirangkum merdeka.com.
Agile adalah
Dilansir dari eprints.umm.ac.id, agile adalah sekumpulan metode pengembangan perangkat lunak secara cepat dengan kondisi perubahan kebutuhan yang terjadi dalam waktu relatif singkat. Konsep utama Agile ialah pengerjaan aplikasi dan kerjasama tim.
Fokus pengerjaan aplikasi dengan meminimalisir dokumentasi. Kerjasama tim berupa dua orang programmer atau lebih yang bekerja dalam satu fitur serta komunikasi intensif programmer-klien.
Agile dapat berupa iterasi atau perulangan, tujuannya untuk merespon dan mengatasi setiap perubahan secara fleksibel, sehingga mengurangi waktu pengerjaan proyek dan mencapai kepuasan klien. Praktik agile cocok digunakan pada proyek skala kecil dan dikerjakan oleh tim kecil pula.
Semua metodologi yang tergabung dalam agile berlandaskan prinsip pada agile manifesto. Extreme Programming (XP) dan SCRUM adalah contoh metodologi dalam agile . Praktik SCRUM menitik beratkan manajemen tim pada iterasi (disebut sprint) proyek SCRUM.
Faktor lain yang membedakan dengan XP adalah pada proyek SCRUM perubahan kebutuhan hanya boleh dilakukan pada akhir iterasi. XP disebut sebagai metodologi dengan siklus pengembangan pendek dimana iterasi dengan rentang waktu 1 hingga 2 minggu. Praktik XP didesain secara sederhana dengan fokus pada pengerjaan program aplikasi dalam waktu relatif singkat.
Jenis-Jenis Agile
Setelah mengetahui pengertian agile, selanjutnya penting juga kamu ketahui mengenai jenis-jenis agile yaitu sebagai berikut:
1. Scrum
Jenis-jenis agile yang pertama adalah Scrum yang merupakan cara kerja yang memungkinkan satu tim untuk fokus dalam pengembangan aspek tertentu. Alih-alih membebankan tim tersebut dengan beberapa tugas sekaligus, scrum membuat satu tim fokus pada pekerjaan utama.
Adapun contoh agile adalah satu tim yang ditugaskan untuk membuat fitur game X pada aplikasi belanja online. Penugasan ini disebut sprint. Sprint lain dapat diberikan kepada tim selanjutnya sesuai dengan kebutuhan perusahaan.
2. Kanban
Jenis-jenis agile berikutnya adalah Kanban. Jenis agile ini menggunkan papan, baik virtual atau nyata, kanban adalah satu metode yang mengandalkan penggunaan informasi bersama. Pada kanban board, ada tiga bagian pokok, yaitu rencana kerja, proyek yang sedang dikerjakan dan proyek terselesaikan. Penggunaan metode kanban cukup efektif untuk proses tracking pekerjaan.
3. Scaled Agile Framework (SAFe)
Tak hanya Scrum dan Kanban, jenis-jenis agile berikutnya adalah Scaled agile framework (SAFe). Melihat kompleksitas birokrasi dalam pengambilan keputusan, SAFe menawarkan shortcut dari lambatnya perumusan kebijakan.
Dengan memanfaatkan SAFe, kebutuhan divisi yang semula harus menunggu match dengan divisi lain dapat terpenuhi segera. Hal ini dikarenakan SAFe memangkas waktu tunggu koordinasi lebih intens antar divisi, menghasilkan keputusan integratif dan cepat.
4. Dynamic Systems Development Method (DSDM)
Sementara itu, metode DSDM memperhatikan kebermanfaatan produk dalam pasar. Langkah krusialnya adalah purwarupa harus dipahami dengan baik sedari awal agar tim memiliki gagasan yang seragam selama pengerjaan. Setelah tim memiliki gagasan yang sama sebagai pondasi, maka kualitas dari produk siap pakai juga harus dirumuskan dan disepakati sebelum proyek dimulai.
5. Feature Driven Development (FDD)
Mirip dengan scrum yang memungkinkan satuan tim untuk mengerjakan satu fitur spesifik, FDD juga mempunyai target berskala kecil. Bedanya, FDD memiliki tenggat waktu lebih pendek daripada scrum. Lalu apakah tim mampu mengerjakan tugas dengan waktu lebih sempit? Nah, pada FDD, tim mengerjakan satu fitur yang cakupannya lebih sempit daripada target kerja scrum.
6. Crystal Methodology
Crystal methodology adalah sebuah variasi pengembangan produk dengan menggunakan kondisi tim sebagai pertimbangan utama. Pengembangan potensi tim menjadi fokus utama dengan tetap mendapatkan saran pengembangan dari ahli.
Prinsip dalam metode agile adalah reflective improvement yang berarti seberapa buruk pun hasil produk, pasti ada yang dapat diperbaiki tim kerja.
7. Extreme programming (XP)
Berbeda dengan crystal methodology, pengembangan software dengan metode XP berfokus pada proses teknis. Seluruh anggota tim “dipaksa” untuk berada pada kapasitas tertentu agar menyelesaikan tugasnya secara efisien. Setelah software melewati uji coba, perbaikan dilakukan sebagai penyempurnaan.
8. Lean software development (LSD)
Selanjutnya ada Lean software development yang merupakan cara agar perusahaan dapat meminimalkan biaya, tetapi responsif dengan kebutuhan pasar.
LSD memungkinkan perusahaan membuat produk sederhana agar menekan sumber daya. Di sisi lain, perusahaan tetap memasang telinga terhadap apa yang konsumen inginkan. Produk awal tidak memakan sumber daya besar karena menghindari penyediaan fitur yang tidak dibutuhkan.
Misalnya, beberapa waktu lalu Twitter sempat merilis fitur Fleet yang serupa dengan story di Instagram, tetapi kemudian menghapusnya lagi karena kurangnya minat pengguna.