Baru Diresmikan Presiden, 3 Infrastruktur Ini Disebut Mampu Kurangi Banjir di Bandung
Dalam sambutannya, presiden mengatakan jika Bandung memiliki riwayat genangan air saat terjadi hujan, dan tiga infrastruktur ini merupakan langkah pengendaliannya.
Presiden Joko Widodo meresmikan tiga infrastruktur pengendalian banjir di wilayah Bandung, Jawa Barat, Minggu (5/3). Ketiganya yakni kolam retensi Andir, kolam retensi Cieunteung dan Floodway Cisangkuy. Disebutkan bencana hidrometeorologi berhasil berkurang setelah dibangunnya tempat pengelolaan air ini.
Melansir laman Pemprov Jabar, Selasa (7/3), ketiganya sudah difungsikan sejak tahun 2021 lalu. Selain mengelola banjir, tiga infrastruktur juga difungsikan menjadi arena wisata. Dalam sambutannya, presiden mengatakan jika Bandung memiliki riwayat genangan air saat terjadi hujan, dan tiga infrastruktur ini merupakan langkah pengendaliannya.
-
Apa isi dari surat kabar *Bataviasche Nouvelles*? Mengutip dari berbagai sumber, isi konten tulisan yang ada di surat kabar Bataviasceh Nouvelles ini mayoritas adalah iklan. Ada pula beberapa terbitannya juga memuat aneka berita kapal dagang milik VOC.
-
Kenapa berita hoaks ini beredar? Beredar sebuah tangkapan layar judul berita yang berisi Menteri Amerika Serikat menyebut Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bodoh usai Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 diserang hacker beredar di media sosial.
-
Kapan nama surat kabar Benih Merdeka diubah? Akhirnya pada tahun 1920, ia mengubah nama menjadi "Mardeka".
-
Apa nama surat kabar pertama yang terbit di Jogja? Melalui sebuah unggahan pada 9 Mei 2024, akun Instagram @sejarahjogya menampilkan dua surat kabar yang pertama kali terbit di Jogja. Koran satu bernama “Mataram Courant” dan satunya lagi bernama “Bintang Mataram”.
-
Apa kabar terbaru dari Nunung? Nunung bilang badannya sekarang udah sehat, ga ada keluhan lagi dari sakit yang dia alamin. Kemo sudah selesai "Nggak ada (keluhan), karena kemo-nya sudah selesai sudah baik, aman, Alhamdulillah," tuturnya.
-
Apa isi dari surat kabar Soenting Melajoe? Terbit pertama kali pada 10 Juli 1912, isi dari surat kabar Soenting Melajoe ini seperti tajuk rencana, sajak-sajak, tulisan atau karya mengenai perempuan, hingga tulisan riwayat tokoh-tokoh kenamaan.
"Semuanya tahu kalau hujan sudah deras, dulu-dulu, di Bandung dan sekitarnya pasti terjadi banjir," kata Jokowi.
Kolam Retensi Andir
Presiden Jokowi meresmikan tiga infrastruktur pengendali banjir di Bandung ©2023 Laman Pemprov Jabar/Merdeka.com
Infrastruktur pertama adalah kolam retensi Andir. Tempat penampungan banjir ini sudah beroperasi sejak pertengahan Desember 2021 dan berada di bawah pengelolaan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citarum, Dayeuhkolot.
Ada lima polder, atau sarana pengelolaan air di kolam retensi Andir yakni Polder Cipalasari-1 dengan area tangkapan 29,79 hektare dan volume tampungan 1.125 meter kubik. Polder Cipalasari-2 yang memiliki area tangkapan 11,79 hektare serta volume 1.125 meter kubik. Polder Cijambe Barat, dengan luas 78,20 hektare dan volume 1.125 meter kubik. Polder Cijambe Timur dengan luas 58,60 hektare dan volume 1.125 meter kubik. Serta Polder Cisangkuy yang memiliki area tangkapan 7,85 hektare juga volume 450 meter kubik.
Ini diketahui fasilitas pengendali luapan air untuk wilayah hulu Sungai Citarum, sehingga saat mengalir ke hilir volumenya bisa dikendalikan.
Ini dibuktikan ketika terjadi banjir di wilayah Kampung Cigoso, RW 07/13, Kelurahan Andir, di mana banjir bisa surut setelah menggenangi selama 6-8 jam dari yang sebelumnya berhari-hari. Sebelumnya ketinggian bisa mencapai 2,5 meter, dan setelah adanya kolam retensi Andir menjadi hanya 50 cm saja.
Kolam Retensi Cieunteung dan Potensi Wisata
Selanjutnya adalah kolam retensi Cieunteung. Area ini berada di Kecamatan Baleendah, Kabupaten Bandung. Tempat ini memiliki tampungan luas genangan hingga 4,75 hektare dan memiliki daya tampung hingga 190.000 meter kubik.
Dibangunnya kolam Cieunteung adalah untuk menampung air buangan dari Sungai Citarum agar tidak meluap. Sebelumnya area tersebut dibangun di tahun 2018, dengan kemampuan mengurangi waktu genangan banjir di 1.250 rumah seluas 39 hektare. Kemudian mereduksi banjir di lahan seluas 91 hektare.
Kemudian, lokasi ini juga memiliki fungsi sebagai destinasi wisata yang bisa dimanfaatkan oleh warga sekitar. Di lokasi terdapat sejumlah fasilitas, salah satunya jogging track sepanjang 1.357 meter.
Warga juga diketahui biasa memanfaatkan kolam tersebut untuk menyalurkan hobi memangcingnya. Kemudian, area sekitar juga cocok dijadikan sebagai tempat senam.
Sodetan Cisangkuy
Terakhir, sodetan Cisangkuy jadi tempat pengendali banjir yang terletak di Sungai Ciranjeng – Cisangkuy dan terintegrasi dengan Sungai Citarum. Sodetan atau floodway ini mampu mengalirkan debit banjir sebesar 215 meter kubik/detik yang sebelumnya bermuara ke Dayeuhkolot kini ke Baleendah, Andir dan sekitarnya
Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citarum, Kemen PUPR, floodway Cisangkuy merupakan sistem yang sejalan dengan normalisasi upstream Citarum, Embung Gedebage, Kolam Retensi Cieunteung, Terowongan Nanjung sebagai upaya meningkatkan kapasitas Sungai Citarum.
Ini mampu mengurangi luas genangan hingga 700 hektare, dan menambah kapasitas Sungai Citarum. Sejak dibangunnya ini, luas genangan menjadi berkurang, dari yang sebelumnya 3.461 hektare menjadi 2.761 hektare.
Dilaporkan Presiden Jokowi, biaya pembangunan infrastruktur itu sebesar Rp632 miliar untuk sodetan Cisangkuy, Rp204 miliar untuk kolam retensi Cieunteung dan Rp142 miliar untuk kolam retensi Andir.