Cara Menghitung Tetesan Infus dan Contohnya, Kenali Jenis-jenisnya
Cairan infus adalah larutan yang diberikan ke dalam tubuh melalui infus atau selang yang dimasukkan ke dalam pembuluh darah untuk menggantikan cairan, elektrolit, dan nutrisi yang hilang dalam tubuh, serta untuk memberikan obat-obatan atau terapi lainnya.
Cairan infus adalah larutan yang diberikan ke dalam tubuh melalui infus atau selang yang dimasukkan ke dalam pembuluh darah. Cairan infus digunakan untuk menggantikan cairan, elektrolit, dan nutrisi yang hilang dalam tubuh, serta untuk memberikan obat-obatan atau terapi lainnya.
Cairan infus bisa berupa air atau elektrolit yang digunakan untuk memperbaiki kekurangan cairan dalam tubuh, seperti cairan infus fisiologis (NaCl 0,9%) atau cairan elektrolit (seperti Ringer Laktat). Selain itu, cairan infus juga bisa berupa campuran nutrisi, seperti cairan infus dextrose atau cairan infus total parenteral nutrition (TPN) yang mengandung nutrisi penting seperti karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral.
-
Kenapa Padi Salibu dilirik Pemprov Jabar? Padi dengan teknologi salibu saat ini tengah dilirik Pemprov Jabar sebagai upaya menjaga ketahanan pangan.
-
Bagaimana Jaka Sembung melawan Ki Hitam? Akhirnya Jaka Sembung teringat pesan gurunya, Ki Sapu Angin yang menyebut jika ilmu rawa rontek bisa rontok saat pemiliknya tewas dan tidak menyentuh tanah. Di film itu, Jaka Sembung kemudian menebaskan parang ke tubuh Ki Hitam hingga terpisah, dan menusuknya agar tidak terjatuh ke tanah.
-
Kapan Rafathar potong rambut? 3 Namun, ternyata Raffi dan Nagita ingin anak mereka tampil berbeda menjelang Hari Raya Idul Fitri yang tidak lama lagi.
-
Kenapa Jaka merantau? Dengan penuh tekad, Jaka pun memutuskan untuk merantau ke negeri orang untuk mencari nafkah dan mewujudkan semua impian mereka berdua.
-
Kapan Raden Rakha lahir? Raden Rakha memiliki nama lengkap Raden Rakha Daniswara Putra Permana. Ia lahir pada 16 Februari 2007 dan kini baru berusia 16 tahun.
-
Apa itu jamak taqdim? Jamak Taqdim yaitu menggabungkan dua sholat dengan cara mengerjakannya di waktu sholat yang pertama.
Pemberian cairan infus dilakukan oleh tenaga medis yang terlatih, seperti dokter atau perawat, dengan menggunakan peralatan yang steril dan aman. Cairan infus diberikan secara perlahan-lahan, dengan memperhatikan kondisi pasien, jenis cairan infus yang diberikan, dan dosis yang sesuai.
Tujuan Pemberian Infus
Sebelum mengetahui cara menghitung tetesan infus, pahami terlebih dahulu tujuan pemberian infus. Pemberian cairan infus dilakukan dengan beberapa tujuan.
heart.org
Berikut adalah beberapa di antaranya:
- Menggantikan cairan yang hilang: Cairan infus diberikan untuk menggantikan cairan yang hilang akibat muntah, diare, pendarahan, atau dehidrasi akibat kondisi medis tertentu.
- Menggantikan elektrolit: Cairan infus juga digunakan untuk menggantikan elektrolit yang hilang, seperti natrium, kalium, kalsium, magnesium, dan klorida, yang dibutuhkan untuk menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit dalam tubuh.
- Menjaga keseimbangan asam-basa: Cairan infus dapat membantu menjaga keseimbangan asam-basa dalam tubuh, yang sangat penting untuk fungsi organ dan sistem tubuh yang sehat.
- Memberikan nutrisi: Cairan infus dapat mengandung nutrisi yang diperlukan oleh tubuh, seperti glukosa, asam amino, vitamin, dan mineral. Cairan infus nutrisi diberikan pada pasien yang tidak dapat makan atau minum secara normal karena kondisi medis tertentu.
- Memberikan obat: Cairan infus juga digunakan untuk memberikan obat-obatan atau terapi lainnya, seperti antibiotik, obat penghilang rasa sakit, atau obat untuk mengatasi tekanan darah rendah.
Jenis-Jenis Cairan Infus
Setelah memahami tujuan pemberian infus, ada hal lain yang perlu diperhatikan sebelum cara menghitung tetesan infus. Yakni soal jenis-jenis cairan infus.
Cairan pemeliharaan: Cairan pemeliharaan atau maintenance fluid digunakan untuk menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit dalam tubuh, terutama pada pasien yang tidak memiliki kekurangan cairan atau elektrolit yang signifikan. Cairan ini biasanya digunakan untuk menjaga kecukupan cairan dalam tubuh dan memberikan asupan elektrolit yang diperlukan. Cairan pemeliharaan yang sering digunakan antara lain cairan infus fisiologis (NaCl 0,9%) dan Ringer Laktat.
Cairan pengganti: Cairan pengganti atau replacement fluid digunakan untuk menggantikan kehilangan cairan dan elektrolit dalam tubuh akibat muntah, diare, pendarahan, atau dehidrasi akibat kondisi medis tertentu. Cairan pengganti biasanya mengandung elektrolit, seperti natrium, kalium, klorida, dan bikarbonat. Contoh cairan pengganti antara lain cairan infus Ringer Laktat dan NaCl 0,9%.
Cairan khusus: Cairan khusus atau special fluid digunakan untuk kondisi medis tertentu, seperti cairan infus dextrose untuk mengatasi hipoglikemia atau cairan infus albumin untuk mengatasi penurunan tekanan darah. Cairan khusus ini mengandung nutrisi atau zat khusus yang diperlukan untuk kondisi medis yang spesifik.
Cairan nutrisi: Cairan nutrisi atau total parenteral nutrition (TPN) digunakan untuk memberikan nutrisi penting seperti karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral. Cairan nutrisi digunakan pada pasien yang tidak dapat makan atau minum secara normal karena kondisi medis tertentu atau setelah operasi. Cairan nutrisi biasanya disiapkan secara khusus dan harus diawasi dengan ketat oleh tenaga medis yang terlatih.
Cara Menghitung Tetesan Infus
Perhitungan dengan mesin otomatis
Ada beberapa cara yang digunakan oleh setiap institusi dalam memberikan cairan infus. Yang pertama, cairan infus diberikan dengan menggunakan mesin otomatis, di mana perawat hanya perlu menginput jumlah cairan dan waktu yang diperlukan untuk cairan tersebut masuk ke dalam tubuh.
Ketik menggunakan cara menghitung tetesan infus ini, hanya diperlukan perhitungan flow rate dari infus tersebut, dengan menggunakan rumus:
Flow Rate Infus = Volume Infus : Waktu
Perhitungan ini tidak mempertimbangkan faktor tetes infus.
Perhitungan dengan cara manual
Jika cairan infus diberikan secara manual, maka diperlukan suatu perhitungan untuk mengetahui tetesan infus, dengan mengetahui jumlah tetesan per menit (TPM) infus. Rumus dari perhitungannya menyesuaikan dengan seberapa lama waktu yang dibutuhkan untuk cairan infus tersebut masuk ke dalam tubuh pasien.
Jika waktu yang dibutuhkan adalah hanya dalam beberapa menit saja, maka Anda bisa menggunakan rumus dengan satuan waktu menit. Namun, jika waktu yang dibutuhkan lebih dari satu jam, maka gunakan satuan jam dalam rumus yang digunakan.
Berikut rumus yang bisa digunakan:
TPM Infus = (Jumlah Cairan X Faktor Tetes) : (Lama Pemberian X 60)
Contoh soal:
Seorang pasien membutuhkan cairan infus sebanyak 1.000 mL dengan faktor tetes 15 tetes/mL. Infus ini akan diberikan kepada pasien selama 10 jam. Kira-kira berapa TPM cairan infus yang harus diatur oleh perawat?
Jawaban:
TPM infus = (15 tetes/mL x 1.000 mL) / 10 jam x 60
TPM infus = 15.000/600
TPM infus = 25 tetes/menit
Perhitungan sisa waktu pemberian infus
Selain cara menghitung tetesan infus, penting juga untuk mengetahui sisa waktu pemberian infus. Dengan mengetahui sisa waktu pemberian infus, Anda dapat mengantisipasi kapan cairan infus habis dan perlu diganti.
Untuk mengetahui sisa waktu tersebut, Anda perlu mengetahui TPM infus, faktor tetesnya, dan sisa volume cairan infus itu sendiri. Kemudian hitung sisa waktu pemberian infus dengan rumus:
Sisa Waktu Infus = (Sisa Volume Infus / TPM) X (Faktor Tetes / 1)
Contoh Soal:
Seorang pasien sudah diberikan infus dengan faktor tetes 15 tetes/mL sejak jam 9 pagi. Sekarang, ada sekitar 100 mL cairan infus yang tersisa. Perawat mengatur TPM infus 20 tetes/menit. Berapa lama lagi pemberian tetesan infus tersebut akan habis?
Jawaban:
Sisa waktu = (100 mL / 20) x (15 / 1)
Sisa waktu = 5 x 15
Sisa waktu = 75 menit