Dampak Bencana terhadap Mental Seseorang, Bisa Pengaruhi Emosi dalam Jangka Panjang
Bencana dapat memicu berbagai masalah mental yang melibatkan individu, keluarga, dan komunitas secara luas. Penderitaan fisik, kehilangan orang terkasih, kerugian finansial, ketidakpastian masa depan, dan perubahan drastis dalam rutinitas sehari-hari adalah beberapa pemicunya.
Bencana alam atau kejadian tak terduga lainnya sering kali memberikan dampak yang parah terhadap kehidupan manusia. Selain kerugian fisik dan material yang jelas, dampak yang kurang terlihat namun tak kalah pentingnya adalah dampaknya terhadap kesehatan mental.
Bencana dapat memicu berbagai masalah mental yang melibatkan individu, keluarga, dan komunitas secara luas. Penderitaan fisik, kehilangan orang terkasih, kerugian finansial, ketidakpastian masa depan, dan perubahan drastis dalam rutinitas sehari-hari dapat memicu stres yang berkepanjangan.
-
Bagaimana caranya untuk menjaga kesehatan mental? Mari kita berjanji pada diri sendiri bahwa kita tidak akan pernah menganggap enteng kesehatan mental.
-
Mengapa mental health penting? Kesehatan mental sangat penting karena memengaruhi cara seseorang menangani stres, hubungan interpersonal, dan pengambilan keputusan. Pentingnya kesehatan mental tidak bisa diabaikan karena berdampak langsung pada kualitas hidup seseorang.
-
Siapa yang berperan dalam meningkatkan kesadaran tentang kesehatan mental? Dengan ajakan "Start the Conversation" atau "Memulai Percakapan," semua pihak, dari individu, keluarga, hingga komunitas, diharapkan lebih proaktif dalam membicarakan kesehatan mental.
-
Gimana cara menjaga kesehatan mental? Untuk menjaga kesehatan mental sehari-hari, dibutuhkan komitmen untuk menerapkan kebiasaan baik dalam hidup. Mulai dari olahraga, konsumsi makanan sehat, kelola kebutuhan tidur, hingga praktikkan rasa syukur.
-
Apa yang ingin dilakukan oleh Ridwan Kamil terkait kesehatan mental warga Jakarta? Psikolog dari Pengurus Pusat Himpunan Psikologi Indonesia (PP HIMPSI) Samanta Elsener, M. Psi., menyoroti janji Bakal Calon Gubernur (Bacagub) DKI Jakarta Ridwan Kamil yang ingin menghadirkan "Mobil Curhat" bagi warga Jakarta.
-
Bagaimana cara menjaga kesehatan mental? Ada beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk menjaga mental health adalah sebagai berikut. Pertama, olahraga secara teratur dapat membantu mengurangi stres dan meningkatkan mood. Selain itu, konsumsi makanan sehat juga sangat penting untuk kesehatan mental. Mengonsumsi makanan bergizi dapat mendukung kesehatan otak dan mood yang stabil. Manajemen tidur juga perlu diperhatikan, dengan mencoba untuk tidur yang cukup setiap malam. Praktik syukur juga dapat membantu menjaga kesehatan mental, dengan menghargai hal-hal positif dalam hidup. Aktivitas santai seperti meditasi atau yoga juga sangat berguna, karena dapat membantu meredakan stres dan meningkatkan ketenangan batin. Terakhir, tetap terhubung dengan teman atau keluarga juga sangat penting untuk menjaga kesehatan mental. Interaksi sosial dapat memberikan dukungan emosional dan mengurangi rasa kesepian.
Dampak bencana terhadap mental juga sering kali memicu perasaan kehilangan dan duka yang mendalam. Kehilangan rumah, harta benda, atau anggota keluarga dan teman dekat dapat menyebabkan trauma emosional yang berat.
Orang-orang yang selamat tanpa luka dan harta yang utuh pun tak luput dari dampak bencana terhadap mental. Trauma yang disebabkan oleh bencana dan juga rasa sedih ditinggal oleh orang terdekat adalah pukulan bagi mereka.
Dalam artikel berikut, kami akan sampaikan penjelasan bagaimana dampak bencana terhadap mental yang kami lansir dari publichealthdegrees.org.
Dampak Bencana terhadap Mental
Hampir setiap orang dalam komunitas yang terkena bencana alam akan mengalami semacam reaksi emosional terhadap peristiwa tersebut.
Dalam buku Healthy, Resilient, and Sustainable Communities After Disasters, para ahli di Institute of Medicine menyatakan: “Untuk sebagian besar, reaksi akut akan bersifat sementara, dan pemulihan fungsional akan terjadi tanpa intervensi. Namun, bagi sebagian orang, dampak bencana terhadap mental dan perilaku bisa parah dan bertahan lama, dan jika tidak ditangani, dapat menghambat pemulihan individu, keluarga, dan masyarakat, yang mengakibatkan beban kesehatan jangka panjang yang signifikan.”
Bencana tidak hanya memengaruhi kesehatan psikologis individu tetapi juga dapat merusak mental kolektif masyarakat dengan mengganggu norma, nilai, dan ritual yang menjadi dasar ketahanan mereka.
“Trauma kolektif terjadi ketika peristiwa tak terduga seperti bencana kebakaran terjadi dan merusak ikatan yang mengikat komunitas,” kata Smith dalam webinar tentang dampak kesehatan mental dari kebakaran hutan yang diselenggarakan oleh World Association for Disaster and Emergency Medicine. “Ikatan sosial itulah yang menjadi keterhubungan penting untuk ketahanan, dan pada akhirnya sangat berpengaruh terhadap pemulihan orang-orang setelah bencana.”
Ada pasang surut emosional yang sesuai dengan berbagai fase bencana dan pemulihan, menurut Substance Abuse and Mental Health Services Administration. Rentang emosi yang dialami individu terkait bencana dapat mencakup perasaan tidak pasti, panik, optimis, pengabaian, dan kesedihan.
Fase Mental dan Emosional Bencana
Dampak bencana terhadap mental seseorang tampak dari fase mental dan emosional bencana berikut ini:
Fase Pra-bencana
Fase pra-bencana bisa berlangsung singkat selama beberapa menit jika tidak ada peringatan bencana, atau bisa berlangsung berbulan-bulan jika ada ancaman yang diketahui. Perasaan takut dan ketidakpastian menentukan fase pra-bencana, dan orang-orang dalam fase ini mungkin merasakan kerentanan dan kurangnya kontrol untuk melindungi diri mereka sendiri dan keluarga mereka.
Fase Dampak
Fase dampak biasanya yang terpendek dari enam fase bencana. Orang-orang di fase ini dapat mengalami serangkaian emosi yang intens sesuai dengan jenis bencana, termasuk syok, panik, bingung, dan tidak percaya. Setelah kejutan awal, individu mungkin merasakan rasa perlindungan diri atau perlindungan keluarga yang kuat.
Fase Heroik
Fase heroik terjadi setelah bencana melanda dan sering dikaitkan dengan altruisme. Masyarakat dapat terlibat dalam kegiatan penyelamatan yang digerakkan oleh adrenalin, meskipun penilaian risiko mereka mungkin terganggu pada fase ini. Fase heroik seringkali berlalu dengan cepat.
Fase Honeymoon
Emosi memuncak pada fase honeymoon, yang biasanya berlangsung selama beberapa minggu setelah bencana. Fase ini ditandai dengan ikatan komunitas dan optimisme serta memberikan kesempatan bantuan kepada kelompok yang terkena dampak.
Fase Kekecewaan
Fase kekecewaan dapat berlangsung berbulan-bulan atau bertahun-tahun setelah bencana, dan dapat diperpanjang dengan peristiwa pemicu seperti peringatan bencana. Meski mungkin ada peningkatan akan kebutuhan layanan bantuan, tetapi mereka yang terkena dampak bencana menyadari keterbatasan bantuan yang tersedia selama fase kekecewaan. Fase ini ditandai dengan hasil kesehatan mental yang negatif, termasuk perasaan putus asa, stres, kelelahan, penggunaan zat, dan perasaan ditinggalkan.
Fase Rekonstruksi
Rekonstruksi biasanya dimulai setahun setelah bencana terjadi dan dapat berlangsung selama bertahun-tahun. Fase ini dikaitkan dengan rasa pemulihan karena para pemangku kepentingan mengambil tanggung jawab untuk membangun kembali kehidupan mereka, menyesuaikan diri dengan “new normal” dan terus berduka.