Kisah Haru Kakek 93 Tahun Penjual Klintingan, Tetap Semangat Bekerja di Usia Senja
Di masa tuanya, ia masih harus bekerja untuk mengisi perut keluarganya.
Di masa tuanya, ia masih harus bekerja untuk mengisi perut keluarganya.
Kisah Haru Kakek 93 Tahun Penjual Klintingan, Tetap Semangat Bekerja di Usia Senja
Pada momen ini, Nara dan tim datang sambil membawa bingkisan sembako untuk keluarga kakek bernama Muhadi ini. Selain itu, ia juga menyampaikan donasi dari warganet untuk kakek ini.
Di tengah momen ini, Muhadi bercerita jika ia menikah saat terjadi konflik antara militer dan PKI. Ia pun menjadi saksi kekejaman masa kelam itu.
"Assalamualaikum ibu, bapaknya ada?" ujar Nara membuka obrolan sesampainya di rumah Kakek Muhadi.
"Ada, masuk mbak," ujar istri Kakek Muhadi yang sudah menyambutnya di pintu.
- Sederhana Namun Penuh Makna, Kisah Ibu dapat Hadiah dari Anaknya Ini Bikin Haru
- Kisah Haru Nenek Penjual Tikar Anyaman, Dagangan Tak Kunjung Laku hingga Rela Tidur di Trotoar
- Kisah Haru Mbah Salam, Penjual Mainan yang Setiap Hari Tidur Beralaskan Kardus di Emperan Toko
- Kisah Haru Pak Alam, Penjual Tisu Keliling yang Jualan Sambil Gendong Anaknya
Sosok Kakek Muhadi
Sebelumnya, Kakek Muhadi adalah seorang penjual klintingan di lampu merah. Lahir pada tahun 1930, kini usia Kakek Muhadi pun sudah 93 tahun. Di usianya ini, ia masih harus bekerja untuk mengisi perut keluarganya. Tak hanya berjualan klintingan, Kakek Muhadi juga pernah menjadi tukang tambal ban di pasar. Kakek Muhadi memiliki 13 anak, namun lima anaknya sudah meninggal.
tiktok.com
Dalam kedatangannya kali ini, Nara membawakan bingkisan sembako dan sejumlah uang dari warganet. Kakek Muhadi pun menerimanya dengan senang hati dan penuh rasa terimakasih.
Tak lama, istrinya pun ikut duduk dan mengobrol bersama usai membuatkan kopi.
"Aku nikah sama bapaknya ini tahun 1967," ujar ibu menceritakan kisahnya dengan Kakek Muhadi pada Nara.
Jadi Saksi Kekejaman PKI
"Saya nikah itu waktu bacok-bacokan (perang). Waktu orang-orang dicincang itu saya nikahnya. Tahun 65 kan ada orang dicincang itu, ya dipotongi. Ya semua, ya di sini sudah ada. Orang-orang yang sudah meninggal itu dibuang di Sungai Ploso itu. Perang 65 itu perang bacok-bacokan, ya orang Indonesia asli, perang saudara. Ada misalnya seperti saya diambil orangnya dipotong2 dibuang ke sungai. Ya nggak tahu masalah itu namanya perang saudara. Yang ngilangin itu nama PKI," ujar Kakek Muhadi bercerita.
tiktok.com
Karena sudah sama-sama tua, Kakek Muhadi pun mengaku kini ia hanya bisa kerja seadanya dan makan seadanya. Ia mengaku sudah tidak ingin membeli apa-apa. Yang ia inginkan hanya bisa makan setiap hari.
Kakek Muhadi pun memberi Nara dan timnya klintingan untuk gantungan kunci motor. Tidak mau dibayar, Kakek Muhadi justru berterima kasih pada Nara dan timnya. Tak lama setelah diberi klintingan, Nara dan tim pun pamit pulang dan berjanji untuk main ke rumah Kakek Muhadi lagi.
Video ini pun viral hingga ditonton lebih dari satu juta kali. Banyak warganet yang salut karena di usianya, Kakek Muhadi masih tampak sehat.
"93 tahun masih kelihatan sehat loh, hebatt bapakk," tulis seorang warganet.
"MasyaAllah suami istri lucu pdhl udah tua bgt, tp masih sosweet semua diobrolin, jd liatnya harmonis, sehat selalu kakek nenek yaa," tulis warganet lain.
"MasyaAllah, umur 93 masih sehat loh, semoga kakek nenek tetep sehat, amiin," ujar yang lain ikut mendoakan.
"Semoga kita semua suatu saat nnti bisa seperti kak nara yaaaa," ujar yang lain ingin menjadi seperti Nara yang selalu berbagi.