Kisah Pembaca Doa Makam di TPU Karet Bivak, Raup Untung 3 Kali Lipat Jelang Ramadan
Mereka membantu pengunjung untuk membacakan lantunan ayat suci Al-Qur'an, termasuk surat Yasin. Tradisi ini membawa berkah tersendiri bagi para pembaca doa makam, karena dalam sehari omzetnya bisa tiga kali lipat dibanding biasanya.
Tiga hari jelang Ramadan, sejumlah warga ibu kota memenuhi kawasan tempat pemakaman umum (TPU) Karet Bivak, di bilangan Karet Pasar Baru Barat, Karet Tengsin, Kecamatan Tanah Abang, Jakarta Pusat untuk berziarah. Dalam momen ini jasa pembaca doa banyak digunakan oleh pengunjung.
Mereka membantu pengunjung untuk membacakan lantunan ayat suci Al-Qur'an, termasuk surat Yasin. Tradisi ini membawa berkah tersendiri bagi para pembaca doa makam, karena dalam sehari omzetnya bisa tiga kali lipat dibanding biasanya.
-
Apa isi dari surat kabar *Bataviasche Nouvelles*? Mengutip dari berbagai sumber, isi konten tulisan yang ada di surat kabar Bataviasceh Nouvelles ini mayoritas adalah iklan. Ada pula beberapa terbitannya juga memuat aneka berita kapal dagang milik VOC.
-
Kenapa berita hoaks ini beredar? Beredar sebuah tangkapan layar judul berita yang berisi Menteri Amerika Serikat menyebut Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bodoh usai Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 diserang hacker beredar di media sosial.
-
Kapan nama surat kabar Benih Merdeka diubah? Akhirnya pada tahun 1920, ia mengubah nama menjadi "Mardeka".
-
Apa nama surat kabar pertama yang terbit di Jogja? Melalui sebuah unggahan pada 9 Mei 2024, akun Instagram @sejarahjogya menampilkan dua surat kabar yang pertama kali terbit di Jogja. Koran satu bernama “Mataram Courant” dan satunya lagi bernama “Bintang Mataram”.
-
Apa kabar terbaru dari Nunung? Nunung bilang badannya sekarang udah sehat, ga ada keluhan lagi dari sakit yang dia alamin. Kemo sudah selesai "Nggak ada (keluhan), karena kemo-nya sudah selesai sudah baik, aman, Alhamdulillah," tuturnya.
-
Apa isi dari surat kabar Soenting Melajoe? Terbit pertama kali pada 10 Juli 1912, isi dari surat kabar Soenting Melajoe ini seperti tajuk rencana, sajak-sajak, tulisan atau karya mengenai perempuan, hingga tulisan riwayat tokoh-tokoh kenamaan.
“Biasanya seminggu menjelang hari H Ramadan dan Lebaran di sini itu sudah ramai,” kata salah satu pembuka jasa doa makam bernama Maksum, mengutip YouTube Fokus Indosiar, Senin (20/3).
Tidak Mematok Biaya
Maksum saat membacakan doa di makam anggota keluarga peziarah ©2023 YouTube Fokus Indosiar/ Merdeka.com
Menurut dia, dalam sehari bisa melayani beberapa makam tergantung ramainya peziarah. Ia pun sudah mulai bersiap sejak pagi hari, hingga sore hari. Beruntungnya bahwa di tahun ini keuntungannya bisa meningkat hingga tiga kali lipat dibanding tahun-tahun sebelumnya.
Menurut Maksum, dalam menjalankan tugasnya membacakan doa terhadap jenazah di dalam kubur tidak ada patokan tarif khusus. Pengunjung biasanya memberi seikhlasnya di angka puluhan ribu, dan ia akan langsung membacakan doa-doa yang diminta.
“Kalau soal ziarah di sini saya tidak ada tarif, ya seikhlasnya saja,” terangnya.
Mampu Kantongi hingga Rp300 ribu dalam Satu Hari
©2023 YouTube Fokus Indosiar/ Merdeka.com
Biasanya, satu hari Maksum mampu mengantongi hingga Rp100 ribu di momen biasa. Namun saat menjelang Ramadan seperti sekarang dan juga Idulfitri, keuntungannya naik hingga 3 kali lipat di angka Rp300.000.
Ia memang tidak ingin mematok nominal, karena membacakan doa di makam merupakan salah satu ibadah. Sehingga ia membiarkan peziarah yang memberikannya.
“Ini memang tidak patok tarif khusus, kalau doa-doa dipatok saya malu (karena ini ibadah)” katanya lagi.
Sehari-harinya, Maksum menjalankan profesinya dengan mengenakan pakaian Muslim lengkap dengan sorban dan peci. Para pengunjung pun sudah memahami dan kerap terbantu dengan adanya jasa pembaca doa makam ini.
Pembaca doa makam ini akan membacakan doa sesuai permintaan, dengan menyebutkan nama anggota keluarga yang dimakamkan di lokasi.
Menurut Maksum yang berasal dari Rangkasbitung ini, pendapatan sehari tak menentu, paling besar pernah hingga Rp700 ribu. Namun tiga tahun terakhir pendapatannya memang lesu, kadang hanya Rp30 ribu sehari dan tidak cukup untuk pulang kampung ke Banten.
Selain dirinya, ada juga pembaca doa lainnya yang berstatus musiman alias datang ke lokasi saat momen Ramadan dan Lebaran saja.