Doa Keramas Puasa Ramadhan, Ketahui Juga Keutamaannya
Doa keramas mau puasa ini wajib untuk dihafalkan lengkap dengan tata caranya.
Doa keramas mau puasa ini wajib untuk dihafalkan lengkap dengan tata caranya.
Doa Keramas Puasa Ramadhan, Ketahui Juga Keutamaannya
Guna menyambut Ramadhan, umat muslim berbondong-bondong melakukan segala persiapan yang dibutuhkan. Hal ini agar ibadah di bulan Ramadhan nanti dapat dijalankan dengan sempurna.
Salah satu persiapan yang dilakukan adalah dengan mandi wajib dengan keramas guna membersihkan segala hadas baik besar maupun kecil yang masih menempel pada tubuh. Dan untuk melakukannya dengan benar, terdapat bacaan doa keramas puasa Ramadhan yang harus dilafalkan.Dengan mandi wajib sekaligus keramas menjelang hari pertama puasa Ramadan, diharapkan kondisi badaniah Anda lebih siap dan terbebas dari segala najis. Dengan begitu, Anda bisa memulai puasa dan aktivitas ibadah dengan lebih tenang. Berikut bacaan doa keramas puasa Ramadhan tersebut.
Bacaan Doa Keramas Puasa Ramadhan
Euforia menyambut Ramadan sangat kental terasa di banyak negara, terkhusus Indonesia. Selain mempersiapkan alat-alat ibadah yang bersih, stok bahan pangan untuk sahur, menu-menu masakan takjil, yang selanjutnya tak boleh dilupakan adalah kebersihan badan.Keramas saat hendak puasa sangat dianjurkan. Dengan begitu, bisa merasa tenang dalam menjalankan ibadah seperti salat, zikir, berdoa, dan lain sebagainya. Untuk itu, sebelum mandi bersih, Anda bisa membaca doa keramas puasa Ramadhan berikut ini: "نَوَيْتُ الْغُسْلَ لِرَفْعِ الْحَدَثِ الاَ كَبَرِ فَرْضًا للهِ تَعَالَى"
"Nawaitul ghusla liraf'il hadasil akbari fardlal lillaahi ta'aalaa"
Artinya: "Aku niat mandi wajib untuk menghilangkan hadas besar, fardhu karena Allah Ta'ala."
Dengan mengucapkan niat ini, seorang muslim tidak hanya membersihkan tubuh secara fisik tetapi juga menyucikan hati dan niatnya, sehingga seluruh amalan yang dilakukan menjadi lebih bermakna dan diterima di sisi Allah. Niat yang tulus dan ikhlas merupakan inti dari setiap ibadah dalam Islam. Waktu pelaksanaan mandi keramas mau puasa sebaiknya dilakukan saat sore hari, menjelang hari pertama puasa Ramadan. Namun, bisa juga dilakukan pada akhir bulan sya’ban menjelang bulan Ramadan. Pilihan terakhirnya, bisa juga dilaksanakan saat malam hari ketika hari ketika subuhnya sudah mulai sahur pertama.
Tata Cara Mandi Keramas Puasa Ramadhan
Setelah membaca niat doa keramas mau puasa dan memilih waktu mandi yang tepat, selanjutnya adalah mengikuti tata cara mandi dan keramas yang sudah ditentukan. Tata cara mandi wajib secara umum telah dijelaskan dalam hadis Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim, yang berbunyi;Dari Aisyah dia berkata, "Apabila Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mandi karena junub, maka beliau memulainya dengan membasuh kedua tangan. Beliau menuangkan air dengan tangan kanan ke atas tangan kiri, kemudian membasuh kemaluan dan berwudhu dengan wudhu untuk salat. Kemudian beliau menyiram rambut sambil memasukkan jari ke pangkal rambut hingga rata. Setelah selesai, beliau membasuh kepala sebanyak tiga kali, lalu beliau membasuh seluruh tubuh dan akhirnya membasuh kedua kaki." (HR. Bukhari dan Muslim).
Berikut adalah penjelasan mengenai langkah-langkah dalam tata cara mandi keramas puasa Ramadhan:
1. Membaca Niat
Membaca niat sebelum memulai mandi keramas adalah langkah pertama yang penting. Niat mencerminkan kesadaran dan ketulusan hati dalam menjalankan ibadah. Seorang muslim menyadari bahwa mandi keramas bukan sekadar membersihkan tubuh secara fisik, tetapi juga bagian ibadah kepada Allah SWT.
2. Mencuci Kedua Tangan
Setelah membaca niat, langkah berikutnya adalah membersihkan kedua tangan. Tindakan ini bukan hanya sebagai bentuk kebersihan fisik, tetapi juga sebagai persiapan spiritual sebelum memulai proses mandi keramas.
3. Membersihkan Bagian Tubuh yang Dianggap Kotor
Bagian tubuh yang dianggap kotor, khususnya di sekitar kemaluan, perlu dibersihkan dengan seksama. Hal ini mencerminkan kehati-hatian dan kebersihan yang diterapkan dalam ajaran Islam.
4. Mencuci Kembali Tangan
Setelah membersihkan bagian yang dianggap kotor, langkah selanjutnya adalah mencuci kembali tangan. Ini menegaskan pentingnya kebersihan dan kehati-hatian dalam menjalankan ibadah mandi keramas. 5. Berwudu
Tahapan berikutnya adalah melaksanakan wudu. Wudu adalah suatu bentuk persiapan spiritual sebelum mandi keramas. Melalui wudu, seorang muslim membersihkan bagian-bagian tertentu pada tubuhnya, sekaligus menyucikan hati dan niatnya.
6. Membasahi Kepala
Memasuki proses mandi keramas secara langsung, mulailah dengan membasahi atau menyiram kepala. Tindakan ini dilakukan sebanyak 3 kali hingga air mencapai pangkal rambut. Proses ini mencerminkan kesungguhan dalam membersihkan diri dan menyucikan tubuh.
7. Memisah-misah Rambut
Memisah-misah rambut dengan jari-jari tangan adalah langkah yang diambil dari ajaran Nabi Muhammad SAW. Tindakan ini juga sebagai amalan yang dianjurkan untuk laki-laki dan sunah (mandub) bagi wanita.
8. Membasahi Seluruh Tubuh
Proses terakhir dalam mandi keramas adalah mengguyurkan air ke seluruh tubuh, dimulai dari sisi kanan dan dilanjutkan dengan sisi kiri. Ini mencerminkan kesempurnaan dalam membersihkan diri dan menyucikan badan, seiring dengan prinsip kebersihan yang diajarkan dalam ajaran Islam.
Doa Setelah Keramas Mau Puasa Ramadhan
Setelah menjalankan mandi wajib, doa ini menjadi ungkapan syukur dan permohonan ampunan kepada Allah SWT. Menurut penjelasan yang terdapat dalam buku "Praktik Mandi Janabah Rasulullah Menurut Empat Madzhab" karya Isnan Ansory, doa ini memiliki makna yang dalam dan kaya akan pesan-pesan spiritual.Berikut adalah penjelasan yang lebih panjang mengenai doa setelah mandi keramas:
أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ اللَّهُمَّ اجْعَلْنِى مِنَ التَّوَّابِينَ وَاجْعَلْنِى مِنَ الْمُتَطَهِّرِينَ Asyhadu an laa ilaha illallahu wahdahu laa syarika lahu, wa asyhadu anna Muhammadan abduhu wa Rasuluhu, allahumma-jalni minattawwabina, waj-alni minal-mutathahirrina.
Artinya: "Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah Yang Esa, tiada sekutu bagi-Nya, dan aku bersaksi bahwa Muhammad itu hamba-Nya dan utusan-Nya. Ya Allah, jadikanlah aku termasuk orang-orang yang bertobat dan jadikanlah aku pula termasuk orang-orang yang selalu mensucikan diri."
Dalam doa ini, pertama-tama, seorang muslim mengakui keesaan Allah SWT dan mengesahkan bahwa Muhammad adalah hamba dan rasul-Nya. Ungkapan ini mengandung makna pengakuan akan ke-Esa-an Allah dan kedudukan Nabi Muhammad sebagai utusan-Nya yang membimbing umat.
Selanjutnya, doa ini mencerminkan rasa taubat dan kesungguhan untuk senantiasa kembali kepada Allah dalam segala hal. Memohon agar Allah menjadikan kita termasuk dalam golongan orang-orang yang senantiasa bertaubat, mengakui kesalahan, dan berusaha memperbaiki diri. Pada akhir doa, terdapat permohonan agar Allah menjadikan kita termasuk dalam golongan orang-orang yang selalu menjaga kebersihan dan kesucian diri. Hal ini mencerminkan pentingnya kebersihan spiritual sebagai bagian integral dari ibadah dan pemurnian jiwa.
Keutamaan Mandi Keramas Sebelum Puasa Ramadhan
Penting untuk dicatat bahwa hukum keramas sebelum berpuasa pada bulan Ramadan tidak diatur secara spesifik dalam Al-Qur'an, tetapi berdasarkan hadis dan tradisi Rasulullah SAW. Meskipun demikian, dalam konteks ini, diperjelas bahwa mandi atau keramas tidak diwajibkan secara mutlak sebelum berpuasa.Mandi wajib (ghusl) umumnya diperlukan untuk menghilangkan hadas besar, seperti setelah berhubungan intim atau mimpi basah. Ayat-ayat Al-Qur'an atau hadis yang secara spesifik berkaitan dengan mandi wajib sebelum berpuasa tidak disebutkan dalam penjelasan.
Ini sesuai dengan konsep bahwa mandi wajib khususnya diperuntukkan bagi kondisi-kondisi tertentu yang menyebabkan hadas besar.
Ayat tentang mandi wajib tidak spesifik untuk puasa, misalnya:
"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mendekati sembahyang, sedang kamu dalam keadaan mabuk, sehingga kamu mengerti apa yang kamu ucapkan, dan jangan (pula) dalam keadaan junub, kecuali jika kamu sedang dalam perjalanan, sehingga kamu berwasiat (jika tidak mendapat air) atau kamu sedang sakit. Atau kamu datang dari tempat buang air atau kamu telah menyentuh perempuan, lalu kamu tidak mendapati air, maka bertayammumlah kamu dengan tanah yang baik (bersih); sapulah mukamu dan tanganmu." (QS. An-Nisa: 43)
Hadis yang menerangkan tentang puasa meskipun dalam keadaan junub juga memberikan pemahaman yang lebih kontekstual.
Anjuran untuk mandi atau keramas pada bulan Ramadan, seperti yang dijelaskan dari kitab Hasyisyah al-Bajuri, menunjukkan suatu bentuk anjuran atau amalan yang dianjurkan, bukan kewajiban yang mutlak.
Ini dapat dilihat sebagai upaya untuk menjaga kebersihan dan kesucian diri dalam menjalani bulan suci Ramadan.
Ayat tentang kebersihan dan kesucian diri dapat ditemukan dalam banyak bagian Al-Qur'an, seperti:
"Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri." (QS. Al-Baqarah: 222)
Dengan demikian, anjuran untuk mandi atau keramas dapat dipahami sebagai upaya untuk memperkuat nilai-nilai kebersihan dan kesucian dalam melaksanakan ibadah puasa.