Kopi Gunung Puntang, Kebanggaan Bandung dengan Cita Rasa Mendunia
Berkat penghargaan dari Specialty Coffee Association of America (SCAA) Expo 2016 di Atlanta, Amerika Serikat, kopi Puntang jadi mendunia. Tak main-main, kopi Gunung Puntang menyabet peringkat pertama dalam kategori rasa. Hingga menjadi kebanggaan warga Bandung.
Jika berbicara komoditas kopi di Indonesia pasti yang teringat ialah kopi Toraja, kopi Sumba, Kopi Aceh Gayo atau Mandailing. Kali ini dari dataran tinggi Bandung yang punya komoditas Kopi Gunung Puntang yang rasa dan aromanya mendunia.
Para pecinta kopi tak boleh ketinggalan merasakan sensasi kopi Gunung Puntang. Berkat penghargaan dari Specialty Coffee Association of America (SCAA) Expo 2016 di Atlanta, Amerika Serikat, kopi Puntang jadi mendunia. Tak main-main, kopi Gunung Puntang menyabet peringkat pertama dalam kategori rasa. Bahkan Presiden Jokowi kedapatan mencicipi Kopi Gunung Puntang. Ia menyebut dalam akun Instagramnya, kopi Gunung Puntang terbaik di dunia.
-
Bagaimana Dul Coffe meracik kopinya? Dull Coffee menyajikan kopi yang kita roasting sendiri dengan menggunakan biji kopi Gayo dan Temanggung. Sehingga cita rasa kopinya pun autentik dengan aroma yang khas. Apalagi di sini pelanggan dapat melihat langsung proses pembuatan kopi yang mereka pesan,” ujar Abdul.
-
Kapan kopi pertama kali disangrai? Di wilayah Arab, biji kopi disangrai untuk pertama kalinya pada abad ke-15.
-
Di mana letak Kampoeng Kopi Banaran? Ini adalah destinasi wisata yang populer di Semarang, tepatnya berlokasi di Jl. Raya Bawen - Solo KM 1,5 Bawen, Gentong, Asinan, Kecamatan Bawen, Kabupaten Semarang.
-
Kapan wilayah Kemuning pertama kali dibuka untuk perkebunan kopi? Mengutip Puromangkunegaran.com, wilayah perkebunan Kemuning pertama kali dibuka untuk perkebunan kopi pada 1814.
-
Kenapa Umi Pipik memiliki coffee shop mini di dekat kolam renang? Di sekitar kolam renang, ada kafe kecil yang asyik banget. Selain ada mesin kopi, tempat ini juga punya kulkas.
-
Bagaimana suasana kolonial dihadirkan di Piknik Kopi Lembang? Mengutip kanal YouTube berisi informasi sejarah, Jejak Siborik, suasana yang mencolok di kafe ini adalah khas masa kolonial. Dari depan, bangunan kafe tersebut menggambarkan gaya dari dua negara yakni Belanda dan Italia. Untuk konstruksi khas Belanda, bentuknya bisa dilihat dari ciri fasad yang tinggi dan kuno. Sedangkan gaya Italia jelas tampak dalam bangungan berbentuk segi lima, dengan atap yang mengerucut.
Gunung Puntang bersandingan dengan Gunung Malabar. Keduanya menjulang tinggi hingga 2000 mdpl. Gunung Puntang sendiri terbentuk dari bongkahan lava berwarna abu-abu gelap. Bertekstur porfirafantik dan halus. Yang menjadikan komposisi tanahnya sangat cocok ditumbuhi pohon kopi.
©2021 Merdeka.com/Reival Akbar
Kopi menjadi komoditas unggulan di Gunung Puntang, selain itu sektor pariwisata juga turut berkembang. Bapak-bapak merawat kebun, Ibu rumah tangga menangani pemetikan, sedangkan para pemuda belajar mengolah dan mempromosikan Kopi Gunung Puntang. Berkat ketenarannya, harga Kopi Gunung Puntang meroket. Per kilonya pernah terjual dengan harga tertinggi yakni USD 55 atau Rp 750 ribu.
Kopi Puntang mempunyai rasa yang kuat jika melalui proses penggilingan manual. Karakteristiknya manis dan sedikit asam, sangat cocok dengan lidah orang Indonesia Tak hanya itu, Kopi Gunung Puntang memiliki rasa buah lokal, mirip rasa jambu biji, pisang, dan nangka.
©2021 Merdeka.com/Reival Akbar
Asal muasal tanaman kopi yang ada di Gunung Puntang sudah ada sejak 3 abad silam. Tepatnya pada zaman kolonial Belanda tahun 1700-an. Namun pohon-pohon kopi ini berada di pedalaman hutan Gunung Puntang. Yang kemudian diambil benihnya untuk ditanam sebagai tanaman budidaya warga Desa Campaka.
Siapa sangka, dulunya warga kawasan Puntang merupakan para petani sayur-mayur. Dalam satu tahun, panen sayur dapat dilakukan berkali-kali, berbeda dengan kopi yang hanya 2 kali masa panen. Hingga pada tahun 1997 para petani mulai beralih menanam kopi. Mereka baru sadar kopi punya harga jual yang cukup mahal.
©2021 Merdeka.com/Reival Akbar
Jenis kopi yang dibudidayakan di Gunung Puntang merupakan varietas Arabica terbaik. Variannya red bourbon dan yellow catura. Sudah banyak orang tahu kopi Arabica merupakan jenis kopi terbaik dibanding Robusta. Pasalnya Arabica mampu menyerap nutrisi dari tanaman di sekitarnya secara sempurna.
Para petani kopi juga selalu menjaga kualitas dari Kopi Puntang. Hanya buah kopi berwarna merah yang akan dipanen. Butiran kopi ini memiliki rasa daging yang manis. Rasa manis yang menjadi percampuran aroma khas Kopi Gunung Puntang.
©2021 Merdeka.com/Reival Akbar
Rimbun pohon kopi menyejukkan Kawasan Gunung Puntang di Desa Campaka Mulya, Kecamatan Cimaung, Kabupaten Bandung. Kondisi geografisnya membuat tanah Puntang kaya akan unsur hara. Tepatnya di ketinggian 1000 mdpl Gunung Puntang menyimpan emas hitam yang ketenarannya tak diragukan lagi. Cita raasa kopinya sudah diakui Dunia sebagai kopi dengan aroma yang luar biasa.
Menang kontes dan di dukung Jokowi menjadikan pamor Kopi Gunung Puntang naik daun. Banyak para penikmat kopi menggandrungi kopi, baik generasi tua maupun para millenial.
(mdk/Ibr)