Menyeruput Nikmatnya Kopi Bowongso Khas Lereng Gunung Sumbing, Hadirkan Cita Rasa yang Khas
Para petani itu membudidayakan Kopi Bowongso di lereng Gunung Sumbing dengan ketinggian 1.600-2.000 mdpl.
Para petani itu membudidayakan Kopi Bowongso di lereng Gunung Sumbing dengan ketinggian 1.600-2.000 mdpl.
Menyeruput Nikmatnya Kopi Bowongso Khas Lereng Gunung Sumbing, Hadirkan Cita Rasa yang Khas
Setiap daerah yang berada di lereng gunung biasanya merupakan penghasil kopi yang punya cita rasa yang khas.
Begitu pula kopi yang dibudidayakan para petani dari Desa Bowongso, Kecamatan Kalikajar, Kabupaten Wonosobo. Mereka punya suatu produk kopi berjenis Arabica bernama Kopi Bowongso.
-
Apa keunikan rasa Kopi Gunung Puntang? Dilihat dari rasanya, kopi ini punya keunggulan dari segi rasa. Melalui percobaan sejak zaman kolonial Belanda di abad ke-17, beberapa yang berbeda adalah terdapatnya aroma dari buah jambu, pisang hingga nangka yang merupakan buah tropis asli Indonesia. Jika digiling secara manual, rasanya akan bertambah sedikit manis. Aroma buah, rasa masam dan manis yang bersatu ini menjadikan keunggulan dari kopi asli Gunung Puntang Bandung.
-
Apa keunggulan kopi Temanggung? Kualitas kopi Temanggung telah teruji hingga ke kancah dunia karena memiliki ciri khas serta cita rasa khusus.
-
Kopi bacem Wonosalam punya cita rasa apa? Proses panjang ini membuat kopi yang diproduksi Samsiran punya cita rasa unik, yakni perpaduan pahit dan asam.
-
Apa yang dihasilkan di Kampung Kopi Gombengsari? Kampung Kopi Gombengsari merupakan salah satu penghasil kopi andalan Banyuwangi.
-
Bagaimana cara menikmati Kopi Golondong? Kopi Golondong dinikmati dengan cara dicampur dengan air yang telah dicampur dengan rempah, seperti santan, gula aren, daun pandan, garam dan jahe. Kemudian, biji kopi yang telah diroasting dengan suhu panas tertentu dimasukkan utuh-utuh ke dalam minuman rempah tersebut.
-
Bagaimana Saung Kopi Hawwu menghadirkan suasana Sunda? Tidak hanya di menunya, rumah makan ini juga mendesain seluruh interior bangunan dengan konsep khas tatar parahyangan buhun (kuno).
Seperti dikutip dari Wikipedia.org, para petani itu membudidayakan Kopi Bowongso di lereng Gunung Sumbing dengan ketinggian 1.600-2.000 mdpl. Keberadaan kopi ini berawal dari pembentukan kelompok tani Bina Sejahtera pada tahun 2009 yang awalnya berfokus pada peternakan sapi.
Pada awalnya, para petani itu menanam kopi dengan tujuan konservasi di lahan pertanian yang awalnya hanya untuk ditanami tembakau dan sayuran.
Pada masa awal panen tahun 2013, Kopi Bowongso pernah dijual dalam bentuk biji kering atau Green Bean.
Namun mulai tahun 2014, penjualan green bean berangsur dikurangi dan kemudian dihentikan. Setelah itu mereka menjual kopi dalam bentuk roast-bean atau kopi siap seduh.
Berkat pameran sana sini, pada tahun itu pula Kopi Bowongso mulai dikenal masyarakat. Pada tahun 2013, Kopi Bowongso mendapatkan juara satu untuk kategori uji cita rasa kopi jenis arabika tingkat Provinsi Jawa Tengah pada hari perkebunan nasional ke-56. Kopi inipun juga mendapat apresiasi sebagai satu dari sembilan kopi arabika terbaik di seluruh Indonesia.
Cita Rasa Kopi Bowongso
Dilansir dari Wikipedia, Kopi Bowongso memiliki berbagai keunikan dalam cita rasa maupun aroma.
Menurut para penikmat Kopi Bowongso, cita rasa pada kopi ini antara lain rasa sugar browning, caramel, maple, lemon, dan juga rempah seperti jahe. Sedangkan aroma dominan pada kopi ini adalah aroma tembakau hingga vanila. Salah satu keunggulan kopi ini adalah keseimbangan rasa manis, asam, dan pahit yang ditimbulkannya.
Pada saat masih menjabat sebagai Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo pernah mencicipi Kopi Bowongso. Baginya, cita rasa Kopi Bowongso memiliki karakteristik berbeda dan sulit ditemukan di wilayah Wonosobo.
“Ini Kopi Bowongso rasanya agak sepet-sepet gimana tapi sangat nikmat. Kopi lokal di Indonesia itu sebenarnya sangat nikmat. Apalagi kalau pengolahannya beragam, karena di Indonesia biasanya cuma dibuat kopi tubruk,” kata Ganjar dikutip dari Jatengprov.go.id.