Kota Cirebon Zona Merah Lagi Usai Lebaran, Begini Penjelasan Ridwan Kamil
Dalam kesempatan itu, Gubernur Jawa Barat Mochamad Ridwan Kamil menjelaskan, penyebab dari tingginya penularan di kota udang tersebut adalah karena adanya aktivitas lalu lintas mudik, termasuk kegiatan pariwisata di sana
Senin (24/05) kemarin, Satuan Tugas Penanganan Covid-19 bersama Pemprov Jawa Barat merilis hasil evaluasi risiko kasus Corona dari periode 17 hingga 23 Mei 2021.
Dari hasil tersebut kemudian diperoleh kondisi terkini perkembangan kasus Covid-19 di Jabar, yang menempatkan Kota Cirebon sebagai satu-satunya wilayah dengan resiko penularan tinggi (zona merah).
-
Kenapa kasus Vina Cirebon ditarik ke Polda Jabar? Kemudian ramai itulah yang kemudian kasus ini ditarik ke Polda Jabar. Jadi sesama tahanan saling pukul sehingga membuat mereka lebam-lebam," ucap dia.
-
Bagaimana teks proklamasi dibacakan di Cirebon? Pembacaan teks proklamasi di Tugu Kejaksan itu dilakukan spontan,â kata pemerhati sejarah dan budaya Cirebon Jajat Sudrajat.
-
Di mana teks proklamasi dibacakan di Cirebon? Teks proklamasi kemerdekaan Indonesia ternyata lebih dulu dibacakan di Kota Cirebon, Jawa Barat. Pembacaannya dilakukan oleh tokoh penting bernama Soedarsono di Simpang Kejaksan, yang kini lebih dikenal dengan Tugu Pensil.
-
Kapan teks proklamasi dibacakan di Cirebon? Pembacaan proklamasi kemerdekaan Indonesia di Cirebon dua hari lebih awal dari yang dilakukan oleh Soekarno, yakni pada 15 Agustus 1945.
-
Siapa yang membacakan teks proklamasi di Cirebon? Pembacaan proklamasi kemerdekaan oleh Soedarsono dihadiri oleh sekitar 100 sampai 150 orang dari berbagai penjuru di kota pesisir Jawa Barat itu.
-
Kapan Sunan Gunung Jati tiba di Cirebon? Setelah menuntut ilmu di Makkah, Syarif Hidayatullah berangkat ke Nusantara. Ia mampir di Gujarat dan Kerajaan Samudra Pasai sebelum akhirnya tiba di Cirebon pada tahun 1470 Masehi.
Kemudian disebutkan pula Kabupaten Sukabumi yang berada di resiko penularan rendah (zona kuning), dan kota/kabupaten lainnya dengan resiko penularan sedang (zona oranye).
"Setelah tidak ada zona merah, minggu ini zona merah hadir lagi di Kota Cirebon." terang Gubernur Jawa Barat Mochamad Ridwan Kamil, melansir dari Liputan6.
Dalam kesempatan tersebut, mantan Wali Kota Bandung itu turut membeberkan sejumlah penyebab salah satunya karena aktivitas mudik lebaran tahun 2021. Berikut kabar selengkapnya.
Mudik dan Wisata Jadi Penyebab
Emil (sapaan karibnya) menjelaskan, penyebab dari tingginya penularan di Kota Udang tersebut adalah karena adanya aktivitas lalu lintas mudik, termasuk kegiatan pariwisata di wilayah tersebut.
Pihaknya akan mulai melakukan penanganan secara efektif, agar kondisi penularan bisa segera dikendalikan dan zona merah bisa melandai pada pekan depan.
"Kita akan fokus seminggu ke depan karena kita duga Kota Cirebon menjadi tujuan perlintasan mudik juga dan juga destinasi pariwisata," terangnya.
Keterisian Rumah Sakit Terpantau Hanya Satu Persen
Sementara itu untuk sisi Bed Occupancy Ratio (BOR), atau tingkat keterisian rumah sakit di wilayah yang dipimpinnya saat ini juga terpantau mengalami peningkatan yang tidak signifikan.
Untuk total BOR di tanggal 23 Mei, diketahui hanya meningkat sebanyak satu persen menjadi 30,66 persen, dari yang sebelumnya 29 persen.
"Dalam seminggu ini ada kenaikan tapi tidak signifikan, hanya satu persen. Sempat menyentuh angka 29 persen sekarang di 30 persen. Artinya pola yang sama dengan awal tahun ini dan sedang kita waspadai," ujarnya.
Berbagai Upaya Telah Dilakukan
Pos penyekatan mudik di Cirebon ©2021 Merdeka.com/aksara bebey
Adapun Emil menambahkan jika sejumlah tindakan guna mengendalikan kasus Covid-19 seusai lebaran sudah dilakukan.
Di antara upaya tersebut adalah memutar balikkan kendaraan, hingga melakukan disiplin ketat bagi pemudik yang berhasil lolos di desa-desa se-Jawa Barat.
Untuk kendaraan yang diputar balik selama masa penyekatan (17-24 Mei 2021), dilaporkan terdapat sekitar 220 ribu kendaraan pemudik.
"Kendaraan yang keluar ternyata hampir sama, kurang lebih 300 ribu yang datang ke Jawa Barat juga sama dengan keluar. Masih ada yang belum kembali sekitar 30 ribuan kendaraan. Semuanya kita antisipasi dengan random sampling antigen di 17 titik," bebernya
Kemudian untuk para pemudik yang berhasil diisolasi, Satgas Covid-19 mencatat ada sekitar 1.700 an orang.
"Juga saya mengucapkan terima kasih kepada desa-desa yang sudah melakukan disiplin isolasi mandiri bagi pemudik yang datang. Karena ada sekitar 1.700-an pemudik yang langsung diisolasi di desa desa yang melakukan isolasi mandiri kepada mereka yang mudik," jelasnya.