Laju Inflasi adalah Tingkat Kenaikan Harga dalam Periode Tertentu, Ini Penjelasannya
Laju inflasi adalah persentase kenaikan atau penurunan harga selama periode tertentu, bisa dalam bulan ke bulan atau tahun ke tahun.
Dalam ekonomi pasar, harga barang dan jasa selalu berubah-ubah. Beberapa harga akan naik, dan beberapa harga lainnya akan jatuh. Inflasi terjadi saat adanya kenaikan harga barang dan jasa secara luas, dan tidak hanya pada barang individual.
Adanya inflasi akan berdampak pada nilai mata uang yang semakin berkurang. Ini adalah istilah ekonomi yang berarti Anda harus merogoh kocek lebih dalam untuk membeli suatu barang atau jasa. Adanya inflasi juga akan meningkatkan biaya hidup Anda. Dan jika terjadi inflasi pada harga kebutuhan pokok seperti pangan, maka dapat berdampak negatif bagi masyarakat.
-
Kenapa Padi Salibu dilirik Pemprov Jabar? Padi dengan teknologi salibu saat ini tengah dilirik Pemprov Jabar sebagai upaya menjaga ketahanan pangan.
-
Bagaimana Jaka Sembung melawan Ki Hitam? Akhirnya Jaka Sembung teringat pesan gurunya, Ki Sapu Angin yang menyebut jika ilmu rawa rontek bisa rontok saat pemiliknya tewas dan tidak menyentuh tanah. Di film itu, Jaka Sembung kemudian menebaskan parang ke tubuh Ki Hitam hingga terpisah, dan menusuknya agar tidak terjatuh ke tanah.
-
Kapan Rafathar potong rambut? 3 Namun, ternyata Raffi dan Nagita ingin anak mereka tampil berbeda menjelang Hari Raya Idul Fitri yang tidak lama lagi.
-
Kenapa Jaka merantau? Dengan penuh tekad, Jaka pun memutuskan untuk merantau ke negeri orang untuk mencari nafkah dan mewujudkan semua impian mereka berdua.
-
Kapan Raden Rakha lahir? Raden Rakha memiliki nama lengkap Raden Rakha Daniswara Putra Permana. Ia lahir pada 16 Februari 2007 dan kini baru berusia 16 tahun.
-
Apa itu jamak taqdim? Jamak Taqdim yaitu menggabungkan dua sholat dengan cara mengerjakannya di waktu sholat yang pertama.
Hampir setiap negara mengalami inflasi, tak terkecuali di Indonesia. Bahkan, Indonesia sendiri pernah mengalami hiperinflasi di tahun 1960-an, di mana harga-harga naik begitu cepat dan nilai mata uang menurun secara drastis.
Laju inflasi adalah salah satu istilah yang sering muncul saat membahas topik inflasi. Dikutip dari thebalance.com, laju inflasi adalah persentase kenaikan atau penurunan harga selama periode tertentu, bisa dalam bulan ke bulan atau tahun ke tahun.
Dalam artikel kali ini, kami akan membahas lebih lanjut tentang apa itu laju inflasi dan apa yang menyebabkan inflasi.
Laju Inflasi
Menurut Bank Indonesia, inflasi bisa diartikan sebagai kenaikan harga barang dan jasa secara umum dan terus menerus dalam jangka waktu tertentu. Perhitungan inflasi dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS), link ke metadata SEKI-IHK.
Sedangkan laju inflasi adalah persentase kenaikan atau penurunan harga selama periode tertentu, biasanya sebulan atau setahun. Persentase dalam laju inflasi adalah penunjuk yang memberitahu Anda seberapa cepat harga naik dalam periode tersebut.
Laju inflasi adalah patokan yang digunakan dalam mengambil berbagai keputusan oleh perusahaan maupun pemerintah. Laju inflasi adalah komponen penting dari misery index, yang merupakan indikator ekonomi untuk membantu menentukan kesehatan keuangan rata-rata dari masyarakat.
Cara Menghitung Laju Inflasi
Bentuk dari laju inflasi adalah persentase, yang dapat kita tentukan melalui rumus. Tapi sebelumnya, kita perlu memiliki beberapa data dari Indeks Harga Konsumen atau IHK.
Angka IHK ini dihitung berdasarkan survei terhadap harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat. Oleh karena itu, angka IHK dapat menunjukkan perubahan harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat.
Berikut adalah cara menghitung laju inflasi dengan menggunakan data IHK:
Laju Inflasi = [(IHK periode ini-IHK periode sebelumnya)/(IHK periode sebelumnya)] x 100%
Contohnya, jika diketahui IHK pada bulan Januari 2021 adalah 160,50. Sedangkan IHK pada bulan Januari 2020 mencapai 145,20. Berapakah laju inflasi yang terjadi?
Untuk menjawab pertanyaan itu, gunakan rumus inflasi yang sudah disebutkan.
Laju Inflasi = [(160,50-145,20)/(145,20)] x 100% = 10,5%
Dari perhitungan di atas, maka laju inflasi pada tahun 2021 dibandingkan tahun sebelumnya adalah sebesar 10,5%.
Penyebab Inflasi
Peningkatan jumlah uang yang beredar adalah akar dari inflasi, meskipun hal ini dapat terjadi melalui mekanisme yang berbeda dalam perekonomian. Jumlah uang yang beredar dalam suatu negara dapat ditingkatkan oleh otoritas moneter dengan:
- Mencetak dan memberikan lebih banyak uang kepada masyarakat
- Secara hukum mendevaluasi (mengurangi nilai) mata uang tender yang sah
- Meminjamkan uang baru sebagai kredit rekening cadangan melalui sistem perbankan dengan membeli obligasi pemerintah dari bank di pasar sekunder (metode yang paling umum)
Dalam semua kasus ini, uang akhirnya kehilangan daya belinya. Dikutip investopedia.com, mekanisme pendorong inflasi ini dapat diklasifikasikan menjadi tiga jenis, yaitu demand pull inflation, cost push inflation, dan built in Inflation.
Demand Pull Inflation
Demand pull inflation terjadi ketika adanya peningkatan pasokan uang merangsang keseluruhan permintaan barang dan jasa dalam suatu perekonomian sehingga meningkat lebih cepat daripada kapasitas produksi. Hal ini meningkatkan permintaan dan menyebabkan kenaikan harga.
Dengan banyak uang yang dimiliki oleh individu, sentimen positif konsumen mengarah pada pengeluaran yang lebih tinggi, dan peningkatan permintaan ini membuat harga jadi lebih tinggi. Ini menciptakan kesenjangan permintaan-penawaran dengan permintaan yang lebih tinggi dan pasokan yang tidak memadai, sehingga menghasilkan harga yang lebih tinggi.
Cost Push Inflation
Cost push inflation adalah hasil dari kenaikan harga yang bekerja melalui input proses produksi. Ketika terjadi penambahan pasokan uang dan kredit yang disalurkan ke komoditas atau pasar aset lainnya, terutama jika hal ini disertai dengan kejutan ekonomi negatif terhadap pasokan komoditas utama, biaya untuk semua jenis barang menengah jadi naik.
Perkembangan ini menyebabkan biaya yang lebih tinggi untuk produk atau layanan jadi dan mengarah pada kenaikan harga konsumen. Situasi ini dapat dilihat setelah Badai Katrina merusak jalur pasokan gas pada tahun 2005. Dalam kasus ini, permintaan bensin tidak berubah, tetapi kendala pasokan membuat kenaikan harga per galon.
Built In Inflation
Built in inflation terkait dengan ekspektasi adaptif, gagasan bahwa orang memprediksi tingkat inflasi saat ini berlanjut di masa depan. Ketika harga barang dan jasa naik, pekerja dan lainnya memperkirakan bahwa harga ini akan terus naik di masa depan pada tingkat yang sama, dan menuntut kenaikan bayaran atau upah untuk mengimbangi kenaikan harga tersebut dan mempertahankan standar hidup mereka. Namun, upah yang meningkat juga menghasilkan biaya barang dan jasa yang lebih tinggi, dan lingkaran harga-upah ini akan terus berlanjut ketika satu faktor mendorong faktor yang lain dan sebaliknya.