Mengenal Hemodialisa: Tujuan, Cara Kerja, dan Efek Sampingnya
Hemodialisa adalah perawatan yang melibatkan penyaringan limbah dan air dari darah menggunakan mesin khusus yang berfungsi sebagai ginjal buatan.
Hemodialisa adalah bentuk terapi pengganti ginjal yang dilakukan ketika ginjal tidak lagi mampu memenuhi kebutuhan tubuh untuk menyaring dan membuang limbah, garam, dan kelebihan air dari darah.
Mengenal Hemodialisa: Tujuan, Cara Kerja, dan Efek Sampingnya
Peningkatan kasus kerusakan ginjal akibat gaya hidup yang tidak sehat dan konsumsi berlebihan gula dan zat aditif lainnya telah memaksa banyak anak muda untuk mengenal lebih dekat dengan hemodialisa.
Dalam dunia medis, hemodialisa adalah prosedur yang menggantikan fungsi ginjal dalam menyaring limbah dari darah ketika ginjal tidak lagi mampu melakukannya sendiri.
Namun, di luar lingkungan rumah sakit, hemodialisa telah menjadi tren kesehatan yang mengkhawatirkan, di mana prevalensi penyakit ginjal meningkat di antara mereka yang seharusnya masih menikmati masa-masa terbaik kehidupan mereka.
Artikel berikut ini akan mengajak Anda untuk mengenal lebih jauh tentang apa itu hemodialisa, tujuannya, cara kerjanya, hingga efek samping yang biasa ditimbulkannya.
-
Bagaimana proses kerja dari hemodialisis? Hemodialisis bekerja dengan mengalirkan darah pasien melalui mesin dialisis yang memiliki filter khusus (dialisator) untuk membersihkan darah dari limbah dan cairan berlebih. Darah yang sudah dibersihkan kemudian dikembalikan ke tubuh pasien.
-
Bagaimana proses hemodialisis bekerja dalam membersihkan darah pasien? Mesin tersebut akan mencuci darah untuk menyingkirkan limbah dan racun serta air berlebih yang ada di dalam darah pasien. Nantinya, jarum akan dimasukkan ke pembuluh darah pasien untuk menghubungkan aliran darah ke mesin hemodialisis. Darah tersebut akan dicuci di dalam mesin dan setelah proses penyaringan selesai, maka darah bersih akan kembali mengalir ke dalam tubuh pasien.
-
Kapan hemodialisis biasanya dilakukan? Proses ini biasanya dilakukan tiga kali seminggu, setiap sesi berlangsung sekitar 3-5 jam di pusat dialisis atau di rumah dengan peralatan yang sesuai.
-
Apa yang dilakukan hemodialisis untuk membantu pasien ginjal? Hemodialisis, sering dikenal sebagai cuci darah, adalah prosedur yang menggantikan fungsi ginjal dalam menyaring limbah dan cairan berlebih dari darah ketika ginjal tidak lagi mampu melakukannya.
-
Bagaimana cara mencegah hemofilia? Meskipun tidak ada cara untuk sepenuhnya mencegah hemofilia karena faktor keturunan, ada beberapa langkah yang dapat diambil untuk mengurangi risiko dan mengelola kondisi ini: Konseling Genetik:Sebelum berencana memiliki anak, lakukan konseling genetik bersama pasangan.
-
Apa saja efek samping dari mode hemat daya HP? Meskipun hal ini sangat bermanfaat dalam situasi di mana Anda perlu membuat baterai bertahan lebih lama, ada beberapa efek samping yang mungkin Anda alami berkenaan dengan mode hemat daya, yakni: Penurunan Performa Sistem, Pengurangan Fitur Latar Belakang, Penurunan Kualitas Tampilan, Pengurangan Fungsi GPS dan Koneksi, Penurunan Akurasi Sensor, Pengurangan Fungsi Kamera, Pembatasan Penggunaan Aplikasi Tertentu, Penurunan Kinerja Jaringan Seluler, Pengurangan Fitur Otomatisasi, Pengaruh pada Penggunaan Bluetooth dan Perangkat Eksternal.
Apa Itu Hemodialisa?
Hemodialisa adalah perawatan yang melibatkan penyaringan limbah dan air dari darah menggunakan mesin khusus yang berfungsi sebagai ginjal buatan. Proses ini membantu mengontrol tekanan darah dan menyeimbangkan mineral penting dalam darah, seperti kalium, natrium, dan kalsium.
Mesin dialisis atau dialyzer ini mengambil alih fungsi ginjal yang rusak untuk menyaring darah, menghilangkan zat-zat limbah seperti urea dan kreatinin, serta mengatur kadar elektrolit.
Tujuan Hemodialisa
1. Membuang Zat Sisa Metabolisme
Salah satu tujuan utama hemodialisa adalah untuk membantu mengeluarkan zat sisa metabolisme yang biasanya dikeluarkan oleh ginjal yang sehat. Zat-zat ini termasuk urea, kreatinin, dan asam urat. Ketika ginjal tidak dapat lagi menjalankan fungsinya dengan baik, zat sisa metabolisme ini dapat menumpuk di dalam tubuh dan menjadi racun.
2. Mengeluarkan Kelebihan Cairan
Ginjal yang sehat juga bertanggung jawab untuk mengatur jumlah cairan dalam tubuh. Hemodialisa membantu mengeluarkan kelebihan cairan yang tidak bisa dikeluarkan oleh ginjal yang rusak. Ini penting untuk mencegah kondisi seperti hipertensi (tekanan darah tinggi), pembengkakan, dan gagal jantung.
3. Menyeimbangkan Elektrolit
Hemodialisa membantu menyeimbangkan kadar elektrolit dalam darah, seperti kalium, natrium, dan kalsium. Keseimbangan elektrolit yang tepat sangat penting untuk banyak fungsi tubuh, termasuk fungsi otot dan saraf.
4. Meningkatkan Kualitas Hidup
Dengan membantu mengeluarkan zat sisa dan kelebihan cairan serta menyeimbangkan elektrolit, hemodialisa dapat meningkatkan kualitas hidup pasien. Pasien mungkin merasakan peningkatan energi, nafsu makan yang lebih baik, dan pengurangan gejala seperti sesak napas dan pembengkakan.
- Cara Cek Hb di Puskesmas, Ketahui Prosedur dan Manfaatnya
- Bagaimana Cuci Darah atau Hemodialisis Bisa Memperpanjang Hidup Seseorang?
- Kenali Perbedaan Terapi Hemodialisis (HD) dan Hemodiafiltrasi (HDF) yang Sering Dijalani Pasien Penyakit Ginjal
- Mengenal Penyakit Autoimun, Kondisi Tubuh yang Diserang Pelindungnya Sendiri
5. Mengontrol Tekanan Darah
Hemodialisa juga membantu mengontrol tekanan darah, yang sering menjadi masalah bagi pasien dengan penyakit ginjal kronis. Tekanan darah yang terkontrol dapat mengurangi risiko komplikasi jantung dan pembuluh darah.
Cara Kerja Hemodialisa
Hemodialisa adalah prosedur medis yang sangat penting bagi orang-orang dengan gagal ginjal. Ini membantu menggantikan beberapa fungsi ginjal yang hilang dan memungkinkan pasien untuk menjalani kehidupan yang lebih baik meskipun dengan kondisi ginjal yang tidak optimal. Berikut adalah penjelasan tentang cara kerja hemodialisa:
Hemodialisa bekerja berdasarkan prinsip difusi dan osmosis melalui membran semipermeabel. Dalam proses ini, darah dari pasien dialirkan melalui mesin yang memiliki filter khusus, yang disebut dialyzer atau ginjal buatan.
Langkah-Langkah Proses Hemodialisa
- Pembuatan Akses Vaskular: Sebelum hemodialisa dapat dilakukan, dokter perlu membuat akses ke pembuluh darah pasien, biasanya di lengan. Ini bisa berupa fistula arteriovenosa, yang merupakan penghubung langsung antara arteri dan vena, atau menggunakan kateter yang dimasukkan ke dalam pembuluh darah besar.
- Penyaringan Darah: Darah pasien kemudian dipompa melalui mesin hemodialisa dan dialirkan melalui dialyzer. Di dalam dialyzer, darah mengalir di satu sisi membran semipermeabel, sementara larutan dialisat (larutan khusus yang membantu menghilangkan limbah) mengalir di sisi lainnya.
- Difusi dan Osmosis: Limbah seperti urea, kreatinin, dan kalium berdifusi dari darah ke dalam dialisat karena konsentrasi yang lebih tinggi di darah. Sementara itu, osmosis memungkinkan pengeluaran air berlebih dari darah ke dalam dialisat.
- Pengembalian Darah yang Bersih: Setelah darah disaring, darah yang sudah bersih dari limbah dan kelebihan cairan dialirkan kembali ke tubuh pasien.
Durasi dan Frekuensi Hemodialisa
Prosedur hemodialisa biasanya memakan waktu sekitar empat jam dan perlu dilakukan tiga kali seminggu di klinik cuci darah atau rumah sakit. Frekuensi dan durasi ini dapat bervariasi tergantung pada kondisi kesehatan pasien dan seberapa efektif ginjal pasien dalam menyaring limbah.
Pentingnya Larutan Dialisat
Larutan dialisat memiliki komposisi yang dirancang khusus untuk membantu menghilangkan limbah dan kelebihan cairan dari darah. Komposisi ini disesuaikan dengan kebutuhan individu pasien untuk memastikan bahwa elektrolit dan mineral dalam darah tetap seimbang.
Efek Samping Hemodialisa
Hemodialisa adalah prosedur yang sangat penting bagi pasien dengan gagal ginjal, tetapi seperti semua prosedur medis, ia juga memiliki beberapa efek samping. Berikut efek samping yang umum terjadi setelah menjalani hemodialisa:
- Hipotensi (Tekanan Darah Rendah): Ini adalah efek samping yang paling umum, terutama pada pasien dengan diabetes. Hipotensi dapat menyebabkan sesak napas, kram perut, kram otot, mual, atau muntah.
- Kram Otot: Meskipun penyebabnya tidak selalu jelas, kram otot sering terjadi selama hemodialisa. Penyesuaian asupan cairan dan natrium selama prosedur dapat membantu meringankan kram.
- Gatal: Banyak pasien mengalami gatal-gatal pada kulit, yang sering kali memburuk selama atau setelah prosedur.
- Masalah Tidur: Kesulitan tidur, termasuk sleep apnea (napas berhenti saat tidur), adalah efek samping yang umum. Kaki yang sakit, tidak nyaman, atau gelisah juga bisa menyebabkan masalah tidur.
- Anemia: Kurangnya jumlah sel darah merah dalam darah adalah komplikasi umum dari gagal ginjal dan hemodialisa. Ini terjadi ketika ginjal gagal mengurangi produksi hormon erythropoietin, yang merangsang pembentukan sel darah merah.
- Masalah Kepadatan Tulang: Ketika ginjal yang rusak tidak mampu lagi memproses vitamin D yang membantu penyerapan kalsium, pasien dapat mengalami masalah kepadatan tulang.