Mengenal Penyebab Dermatitis, Ketahui Gejala dan Pencegahannya
Dermatitis merupakan penyakit kulit yang bersifat akut, sub-akut atau kronis yang disebabkan adanya peradangan pada kulit. Penyakit ini terjadi karena adanya faktor eksogen dan endogen. Tanda adanya kelainan klinis berupa polimorfik dan keluhan gatal pada kulit.
Dermatitis merupakan penyakit kulit yang bersifat akut, sub-akut atau kronis yang disebabkan adanya peradangan pada kulit. Penyakit ini terjadi karena adanya faktor eksogen dan endogen. Tanda adanya kelainan klinis berupa polimorfik dan keluhan gatal pada kulit.
Ada beberapa jenis dermatitis yang memiliki gejala masing-masing. Rasa gatal karena penyakit dermatitis membuat pasien tidak dapat menahan diri untuk menggaruk. Padahal ketika sudah digaruk, kulit pun akan luka dan mudah terkena infeksi.
-
Apa yang dimaksud dengan penyakit dermatitis? Dermatitis adalah kondisi kulit ditandai dengan peradangan yang menyebabkan kemerahan, gatal, dan kadang-kadang timbul lepuh.
-
Kapan dermatitis seboroik sering terjadi? Penyakit kulit jenis ini sebenarnya dapat dialami oleh siapa saja. Namun lebih sering terjadi pada bayi dan orang dewasa berusia 30 sampai 60 tahun.
-
Bagaimana cara mengobati penyakit dermatitis? Pengobatan dermatitis dapat bervariasi tergantung pada jenis dan tingkat keparahan kondisi tersebut. Beberapa cara umum mengobati dermatitis meliputi: Menghindari Pemicu, Kompres Dingin, Penggunaan Krim atau Salep, Penggunaan Krim Antijamur atau Antibiotik, Penggunaan Krim atau Salep yang Melembapkan, Obat Antihistamin, Perubahan Gaya Hidup, Terapi Cahaya.
-
Mengapa dermatitis seboroik menjadi masalah? Dermatitis seboroik terkadang bisa hilang dengan sendirinya. Namun, gangguan ini bisa menjadi masalah seumur hidup.
-
Di mana biasanya dermatitis seboroik terjadi? Terjadi di area kulit yang berminyak, seperti kulit kepala, wajah, dan dada.
-
Kapan dermatitis atopik biasanya muncul? Kondisi ini cenderung bersifat genetik dan sering muncul pada masa anak-anak.
Jika penyakit dermatitis berlangsung lama tentu akan mengganggu aktivitas dan kualitas tidur dari penderitanya dan berisiko menurunkan kualitas hidup penderitanya. Istilah lebih baik mencegah ketimbang mengobati memang benar adanya harus diikuti.
Untuk mencegah penyakit dermatitis, hal mendasar yang perlu kamu ketahui adalah informasi lengkap mengenai penyakit ini mulai dari penyebab hingga gejalanya. Berikut informasi mengenai penyakit dermatitis lengkap dengan gejala dan pencegahannya telah dirangkum merdeka.com melalui liputan6.com pada Minggu, (10/1/2021).
Penyebab Dermatitis
Dermatitis yang juga banyak dikenal dengan sebutan eksim merupakan suatu peradangan pada kulit yang timbul sebagai respon terhadap pengaruh faktor dari luar seperti paparan terhadap detergen, zat yang bersifat asam atau basa, suhu terlalu dingin, bakteri, jamur, dan lain-lain. Sementara kepekaan pada tipe makanan spesifik seperti udang, ikan laut, telur, daging ayam, alkohol, vetsin atau MSG, dan sebagainya.
Penyakit dermatitis juga bisa sebagai respon terhadap pengaruh faktor dari dalam tubuh, contohnya alergi. Jenis penyakit kulit ini juga bisa dikarenakan alergi serbuk sari tanaman, debu, iklim, hingga masalah emosi. Eksim sering kali menyerang orang-orang yang memiliki kecenderungan alergi.
Penyakit eksim akan menimbulkan keluhan berupa kulit terasa gatal bahkan sangat gatal, berwarna merah, berbintik-bintik atau berbentol-bentol, kadang terdapat cairan di dalamnya. Keluhan-keluhan penyakit eksim sering timbul berulang dan berlangsung lama.
Pada umumnya penyakit ini diderita oleh anak-anak, bahkan lebih rentan pada bayi karena bayi memiliki sistem kekebalan tubuh lebih sensitif dibandingkan usia lain. Namun, orang dewasa pun berpotensi mengalaminya. Dermatitis memang tidak menular tapi dapat diturunkan. Jadi, jika orangtuamu memiliki riwayat penyakit eksim, kemungkinan kamu juga bisa terkena penyakit ini.
Gejala Dermatitis Menurut Jenisnya
1. Dermatitis Atopik (Eksim)
Gejala dermatitis menurut jenisnya yang pertama ada dermatitis apotik atau eksim. Penyakit ini terjadi dimulai dari masa bayi dan bisa terus kambuh hingga dewasa. Berbagai tanda dan gejala yang kerap dirasakan penderita dermatitis atopic (eksim) ini adalah rasa gatal di bagian kulit yang tertekuk seperti dalam siku, depan leher, dan belakang lutut.
Selain itu, ruam yang berkerak dan berair jika tergores. Bercak merah, kasar, pecah, atau bersisik di kulit juga kerap dirasakan penderitanya. Berbagai gejalanya bisa timbul tenggelam. Biasanya gejala muncul saat kamu terpapar oleh zat tertentu yang meningkatkan risikonya.
2. Dermatitis Kontak
Gejala dermatitis menurut jenisnya berikut ini ada dermatitis kontak yang biasanya muncul ketika kulit terpapar dan terkena zat tertentu yang menyebabkan reaksi alergi atau iritasi. Zat itu seperti poison ivy, sabun, dan minyak.
Biasanya kondisi ini ditandai dengan berbagai gejala seperti ruam merah atau benjolan, lepuhan berisi air, sensasi terbakar dan panas pada ruam, kulit terasa gatal, dan membengkak. Biasanya gejala penyakit dermatitis kontak ini hanya muncul pada bagian kulit yang terkena zat alergannya saja.
3. Dermatitis Seboroik
Sedangkan dermatitis seboroik dapat menyebabkan bercak bersisik, kulit merah, dan ketombe yang membandel. Biasanya ini memengaruhi area tubuh berminyak, seperti wajah, dada bagian atas, dan punggung. Pada bayi, gangguan ini dikenal dengan cradle cap.
Cara Mencegahnya
Setelah mengetahui penyebab dan gejalanya kamu juga perlu tahu mengenai cara mencegahnya. Penyebab penyakit dermatitis salah satunya bisa datang dari terlalu sering mencuci tangan hingga kulit menjadi kering.
Maka dari itu, kamu bisa mulai mencegahnya dengan menjaga kelembapan kulit. Beberapa cara di bawah ini bisa kamu terapkan untuk mencegah penyakit dermatitis yaitu:
1. Batasi Durasi Mandi
Cara mencegah penyakit dermatitis yang pertama adalah batasi durasi mandi sekitar 5-10 menit saja. Pasalnya, jika terlalu lama bisa membuat kulit kamu semakin kering. Akibatnya, akan membuat kondisi penyakit semakin parah.
2. Gunakan Pembersih Tanpa Kandungan Sabun
Cara mencegah penyakit dermatitis berikutnya dengan menggunakan pembersih tanpa kandungan pewangi dan terterjen (sabun) yang tidak menghasilkan banyak busa. Jika harus menggunakan sabun, kamu bisa menggunakan bahan yang ringan. Pasalanya, sebagian sabun dapat mengeringkan kulit.
3. Hati-hati dalam Mengeringkan Bagian Tubuh
Kamu juga perlu hati-hati dalam mengeringkan bagian tubuh. Setelah membasahi area tubuh atau mandi, kamu cukup menepuk-nepuk kulit dengan halus yang halus. Tidak dianjurkan untuk menggosok area kulit dengan keras, karena ini bisa melukai kulit yang sudah sangat kering.
4. Melembapkan Kulit
Pastikan juga untuk membuat kondisi kulit di tubuh kamu selalu lembap. Pilihlah pelembap yang cocok untuk kulit kamu. Tanyakan pada pihak medis atau dokter jika kamu bingung dengan produk pelembap yang kira-kira tepat dan tidak mengiritasi.
5. Hindari Penyebab Iritan
Jangan lupa untuk menghindari zat yang bisa mengiritasi tubuh untuk membantu mencegah kamu dari dermatitis kontak. Untuk itu, usahakan untuk menghindari atau membatasi paparannya.
Dalam praktiknya, kamu bisa menggunakan sarung tangan jika kamu hendak membersihkan kamar mandi apabila menggunakan pembersih yang kuat. Hal ini perlu dilakukan agar bahan aktif dari pembersih kamar mandi tidak langsung mengenai tangan atau kulit yang bisa menyebabkan ruam.