Minim Akses Internet, Guru Honorer di Cianjur ini Datangi Rumah Siswa Satu Persatu
Ditengah keterbatasan akses internet serta infrastruktur, guru honorer di pelosok Cianjur ini harus siap berkeliling antar desa demi memastikan para siswa bisa tetap belajar di rumah selama masa pandemi Covid-19.
Ditengah terbatasnya akses internet untuk membantu kegiatan belajar online saat pandemi Covid-19, membuat guru honorer di pelosok Cianjur harus siap berkeliling antar desa.
Salah satu guru tersebut adalah Dodi Riana. Ia merupakan seorang pendidik honorer yang biasa mengajar di SDN Jaya Mekar, Desa Muara Cikadu, Kecamatan Sindangbarang, Kabupaten Cianjur. Setiap hari dirinya harus menyambangi rumah para siswa agar bisa tetap belajar di rumah.
-
Kenapa berita hoaks ini beredar? Beredar sebuah tangkapan layar judul berita yang berisi Menteri Amerika Serikat menyebut Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bodoh usai Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 diserang hacker beredar di media sosial.
-
Bagaimana fakta membantu pembaca memahami berita? Fakta menyediakan data konkret tentang apa yang terjadi, kapan, di mana, dan bagaimana peristiwa tersebut berlangsung. Ini membantu pembaca atau penonton mendapatkan gambaran yang jelas dan objektif tentang situasi yang dilaporkan, tanpa terpengaruh oleh opini atau spekulasi.
-
Apa yang dibahas dalam pidato lucu tentang pendidikan? Pada kesempatan ini, saya bermaksud menyampaikan tema terkait, terutama mengenai minat membaca buku.
-
Bagaimana para peneliti mendapatkan gambaran tentang perabotan dan bahkan jasad korban letusan? Para peneliti menggunakan teknik cetakan gips untuk mengisi rongga-rongga yang ditinggalkan oleh benda-benda organik yang terurai dalam lapisan vulkanik yang mengubur vila tersebut. Yang mengejutkan, hasilnya adalah bekas cetakan perabotan, kain, dan bahkan jasad korban letusan.
-
Apa latar belakang pendidikan Kiran, cucu Soekarno? Kiran, 18 tahun, baru lulus dari Sevenoaks School di Inggris.
-
Apa isi dari surat kabar *Bataviasche Nouvelles*? Mengutip dari berbagai sumber, isi konten tulisan yang ada di surat kabar Bataviasceh Nouvelles ini mayoritas adalah iklan. Ada pula beberapa terbitannya juga memuat aneka berita kapal dagang milik VOC.
Tidak Memiliki Smartphone
Ilustrasi smartphone untuk belajar online
©2020 Merdeka.com
Seperti dilansir dari Antara, masyarakat di kawasan tersebut memang masih belum mendapatkan akses internet yang memadai. Begitupun dengan para siswa yang hampir seluruhnya tidak memiliki telepon pintar layaknya siswa-siswi di perkotaan.
Menurut Dodi, hal tersebut menjadi salah satu kendala utama akses pendidikan di kawasan tersebut. Terlebih saat pandemi Covid-19 seperti sekarang ini. Di mana tidak ada pertemuan langsung antara guru dengan murid sehingga membuat akses pendidikan terputus di tengah jalan.
"Sejak pemberlakuan sekolah di rumah selama pandemi, kami tidak berhenti mengajar karena sebagian besar siswa tidak memiliki telepon pintar, sehingga kami jemput bola dengan mendatangi rumah siswa yang jaraknya saling berjauhan," katanya saat dihubungi wartawan pada Selasa, (9/6/2020).
Mendampingi Hingga 10 Siswa Perhari
Dodi menjelaskan, jika ia bersama beberapa guru honorer lainnya setiap hari harus menempuh perjalanan hingga puluhan kilometer dari tempat tinggal, demi mendampingi siswa terutama saat menjelang ujian.
Salah satu yang menjadi kendala adalah akses serta letak geografis di wilayah tersebut yang masuk ke dalam wilayah pegunungan, serta letak rumah siswa yang berjauhan.
Menurutnya, hal tersebut membuat ia dan guru lain tidak bisa memberikan layanan ilmu secara maksimal kepada 10 siswanya secara bergantian.
Bahkan untuk beberapa rumah siswa, dirinya harus menintipkan sepeda motor kepada warga karena akses jalan yang tidak bisa dilalui.
Mengharapkan Hasil Terbaik untuk Para Siswanya
Walaupun harus melewati rintangan yang cukup berat di tengah berbagai keterbatasan saat pandemi Covid-19, namun menurutnya saat ini yang terpenting adalah dirinya bersama guru lain bisa memberikan akses pendidikan secara maksimal.
Kendati demikian, ia tetap semangat mengajar dengan sepenuh hati agar para siswa dan orang tua bisa mendapatkan hasil ujian serta nilai pelajaran yang memuaskan.
"Harapan kami jaringan internet bisa sampai ke pelosok, sehingga upaya pendampingan dapat dilakukan melalui telepon pintar. Meskipun masih sulit, kami tetap menikmati upaya pendampingan secara langsung seperti sekarang meskipun waktu yang kami miliki terbatas," katanya.
Harapan Perbaikan Akses
Ia bersama para guru honorer lainnya berharap agar Pemkab Cianjur bisa memperhatikan berbagai keterbatasan akses yang terjadi di wilayah selatan tersebut.
Menurutnya salah satu hal terpenting dalam menunjang pendidikan dan perekonomian warga adalah akses jalan serta sarana dan prasarana.