Pakai Motor Gerobak Modifikasi, Begini Cara Warga Jakarta Mudik ke Kampung Halaman
Tahun ini, ia berangkat bersama satu keluarga lainnya menggunakan kendaraan roda tiga itu. Agar nyaman, ia memodifikasi kabin belakangnya menggunakan terpal dan rangka kayu.
Mudik ke kampung halaman menjadi momen yang tidak boleh dilewatkan oleh Marpaung. Warga Kampung Muka, Pademangan, Jakarta Utara ini tengah bersiap menuju Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah. Satu unit motor gerobak pun menjadi kendaraannya bersama keluarga.
Tahun ini, ia berangkat bersama satu keluarga lainnya menggunakan kendaraan roda tiga itu. Agar nyaman, ia memodifikasi kabin belakangnya menggunakan terpal dan rangka kayu.
-
Apa isi dari surat kabar *Bataviasche Nouvelles*? Mengutip dari berbagai sumber, isi konten tulisan yang ada di surat kabar Bataviasceh Nouvelles ini mayoritas adalah iklan. Ada pula beberapa terbitannya juga memuat aneka berita kapal dagang milik VOC.
-
Kenapa berita hoaks ini beredar? Beredar sebuah tangkapan layar judul berita yang berisi Menteri Amerika Serikat menyebut Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bodoh usai Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 diserang hacker beredar di media sosial.
-
Kapan nama surat kabar Benih Merdeka diubah? Akhirnya pada tahun 1920, ia mengubah nama menjadi "Mardeka".
-
Apa nama surat kabar pertama yang terbit di Jogja? Melalui sebuah unggahan pada 9 Mei 2024, akun Instagram @sejarahjogya menampilkan dua surat kabar yang pertama kali terbit di Jogja. Koran satu bernama âMataram Courantâ dan satunya lagi bernama âBintang Mataramâ.
-
Apa kabar terbaru dari Nunung? Nunung bilang badannya sekarang udah sehat, ga ada keluhan lagi dari sakit yang dia alamin. Kemo sudah selesai "Nggak ada (keluhan), karena kemo-nya sudah selesai sudah baik, aman, Alhamdulillah," tuturnya.
-
Apa isi dari surat kabar Soenting Melajoe? Terbit pertama kali pada 10 Juli 1912, isi dari surat kabar Soenting Melajoe ini seperti tajuk rencana, sajak-sajak, tulisan atau karya mengenai perempuan, hingga tulisan riwayat tokoh-tokoh kenamaan.
Menurut Marpaung, euphoria satu tahun sekali ini wajib ia ikuti. Namun untuk menekan biaya perjalanan ia terpaksa menggunakan motor pengangkut barang itu. Alhasil dua sampai tiga orang bisa ia tempatkan di bagian belakang.
“Ini kami berangkat mudik dari jauh-jauh hari untuk menekan biaya” katanya, dikutip dari kanal YouTube Fokus Indosiar, Kamis (20/4).
Muat Barang Banyak
©2023 YouTube Fokus Indosiar/Merdeka.com
Kegiatan pulang kampung memang butuh biaya ekstra. Selain untuk operasional selama di perjalanan. Pemudik juga harus membawa barang banyak.
Dirinya mengungkapkan jika menggunakan motor gerobak roda tiga yang dimodifikasi, Ia bisa membawa barang dengan jumlah yang banyak untuk berlebaran. Mulai dari barang yang dimasukkan ke dalam kardus, kantong plastik sampai tas-tas besar semuanya masuk di gerobaknya.
Kemudian, ia menatanya di rangka kayu yang telah disusun menyerupai bagasi. Semua barang kemudian ditata dengan rapi sehingga penumpangnya nyaman.
Siap Tempuh Jarak 300 KM
©2023 YouTube Fokus Indosiar/Merdeka.com
Penggunaan terpal dan rangka kayu sebagai atap kabin telah diklaim aman untuk perjalanan jauh. Sebab, dari Jakarta menuju Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah harus Marpaung tempuh sejauh 300 KM atau paling cepat 9 jam.
Dengan adanya unsur-unsur tersebut, penumpang yang ikut di dalamnya bisa terlindungi dari cuaca panas maupun hujan. Selain itu, mereka juga akan aman dari terpaan angin di wilayah pantura yang kencang.
Menurutnya menggunakan kendaraan ini bisa lebih hemat, dan membantunya menyiapkan anggaran tambahan untuk berlebaran di kampung halaman.
“Jadi kalau pakai ini sampai rumah bisa agak iritan, dan yang di sana bisa kebagian” katanya melanjutkan.
Patungan untuk Menutup Biaya Perjalanan
Menurut dia, selama 9 jam perjalanan itu, seluruh biaya operasional akan ditutup dengan cara patungan. Kebetulan saat mudik tahun ini terdapat satu keluarga lagi yang ikut, sehingga biayanya lebih irit.
“Ya sekarang kan tau sendiri harga ongkos mobil berapa, paling sedikit itu keluar nyampai Rp300 ribu” katanya lagi.
Selain dirinya, sejumlah warga Jakarta lainnya juga memutuskan pulang kampung tidak dengan menggunakan kendaraan umum. Hafi misalnya. Pemudik asal Cilandak ini akan mudik ke Pemalang dengan menggunakan Bajaj.
Ia mengaku sudah rutin menggunakan kendaraan umum roda tiga yang ia biasa pakai untuk mencari nafkah ini.
“Ini sudah rutin setiap tahun pakai Bajaj. Estimasinya kalau ke Pemalang itu dari Cilandak, Jaksel sekitar 11 jam, dengan beberapa puluh kali istirahat” katanya.
Dirinya kemudian sudah menyiapkan sekitar 20 liter bensin untuk menuju kota nanas madu itu, pada Selasa (18/4) malam.