Perbedaan Haji dan Umroh yang Wajib Diketahui, Jangan Sampai Keliru
Menunaikan ibadah haji dan umroh bagi kebanyakan orang Indonesia bukanlah pekerjaan yang mudah, sebab membutuhkan kemauan yang kuat dan kemampuan yang memadai. Ada banyak orang yang sudah mampu tapi belum mempunyai kemauan.
Menunaikan ibadah haji dan umroh bagi kebanyakan orang Indonesia bukanlah pekerjaan yang mudah, sebab membutuhkan kemauan yang kuat dan kemampuan yang memadai. Ada banyak orang yang sudah mampu tapi belum mempunyai kemauan.
Namun, lebih banyak lagi yang sudah mempunyai kemauan tapi belum mempunyai kemampuan yang cukup. Tak heran bila pergi menunaikan ibadah haji dan umroh bagi rata-rata orang Indonesia merupakan suatu keberuntungan yang besar. Maka dari itu sangat disayangkan bila beruntung menunaikan ibadah haji dan umroh tapi tidak dikerjakan dengan sebaik-baiknya.
-
Apa perbedaan utama antara ibadah umroh dan haji? Umroh dan haji merupakan ibadah yang hampir sama secara ritual, yakni menziarahi Baitullah di tanah suci Makkah bagi orang-orang yang mampu. Namun, pada dasarnya kedua ibadah ini jelas berbeda. Umroh adalah ibadah sunnah yang dimuliakan, sementara haji merupakan rukun Islam kelima yang wajib ditunaikan.
-
Bagaimana cara membedakan umroh dan haji berdasarkan hukum? Hukum umroh adalah sunah. Umroh adalah amalan yang dianggap sebagai penyempurna ibadah. Namun, ada beberapa perbedaan pendapat terkait hukum umroh. Dalam mazhab Hanafi dan Maliki, umroh adalah sunah. Sementara dalam mazhab Syafii dan Hanbali, umroh hukumnya wajib. Semetara itu, hukum haji adalah wajib bagi yang mampu menjalankannya. Haji merupakan rukun Islam yang kelima, dan hukumnya wajib dilaksanakan bagi seluruh umat Islam yang memenuhi syarat untuk melaksanakannya.
-
Dimana tempat pelaksanaan ibadah haji yang membedakannya dengan umroh? Sedangkan sebagai ibadah wajib, haji mewajibkan semua jemaahnya untuk melakukan rukun yang dikerjakan di luar Mekkah. Rukun-rukun tersebut antara lain wukuf di Arafah, melempar jumroh di Mina, dan mabit atau menginap di Muzdalifah.
-
Bagaimana cara orang naik haji? Biasanya, ada serangkaian acara yang dilakukan menjelang seseorang menunaikan ibadah Haji. Salah satunya yakni momen berpamitan kepada sanak, saudara, hingga orang-orang terdekat.
-
Apa yang dimaksud dengan visa umroh? Visa umroh merupakan dokumen resmi yang dikeluarkan pemerintah Arab Saudi sebagai izin bagi jemaah melakukan ibadah umroh.
-
Apa yang dimaksud dengan walimatus safar umroh? Walimatus safar, yang secara harfiah berarti "perjamuan perjalanan," adalah sebuah acara atau pertemuan yang diadakan untuk memohon doa dan restu sebelum memulai perjalanan suci ke Tanah Suci Makkah.
Agar ibadah haji dan umroh dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya maka ada banyak persiapan yang perlu kamu lakukan. Salah satu persiapan dasar sebelum menunaikan ibadah haji dan umroh adalah terlebih dahulu mengetahui perbedaan keduanya. Mengetahui sunnah-sunnah dalam melaksanakan ibadah haji dan umroh juga tak kalah penting dipelajari untuk menambah khidmat saat beribadah.
Berikut ini informasi mengenai perbedaan haji dan umroh yang wajib diketahui, jangan sampai keliru telah dirangkum dari NU Online:
Perbedaan Haji dan Umroh Berdasarkan Waktu Pelaksanannya
Perbedaan antara ibadah haji dan umroh yang pertama adalah waktu pelaksanaan. Seperti diketahui, ibadah haji hanya dilakukan selama satu kali dalam satu tahun dan dilaksanakan oleh umat muslim dari seluruh dunia. Waktu ibadah haji juga lebih sempit dibandingkan ibadah umroh.
©2020 Saudi Press Agency/Handout via REUTERS
Ibadah haji hanya dapat dilakukan pada awal bulan Syawal hingga pada hari raya Iduladha di bulan Dzuhijjah. Sedangkan umroh berbeda dengan ibadah haji. Ibadah umroh dapat dilakukan kapan saja, tak terikat waktu.
Perbedaan Haji dan Umroh Berdasarkan Waktu Hukumnya
Perbedaan antara haji dan umroh berikutnya dapat dilihat dari hukumnya. Sebagaimana diketahui, haji adalah rukun Islam kelima. Dengan hal itu haji wajib dilaksanakan bagi seluruh umat Islam yang memenuhi syarat sah wajib untuk melakukan ibadah haji.
Sementara itu, kewajiban menunaikan ibadah haji bagi yang mampu, juga dapat dilihat melalui firman Allah SWT dalam surat Ali-Imran ayat 98, yang artinya:
"Dan bagi Allah subhanahu wata’ala, wajib bagi manusia untuk melaksanakan haji ke Baitullah." (QS Ali Imran 98).
Bagi para ulama, hukum dari haji adalah wajib dan telah disepakati bersama, dan bagi mereka yang dirasa mampu, namun tidak menjalankannya, mereka termasuk kaum yang berdosa.
Sedangkan ibadah umroh memiliki hukum sunnah muakkad, yang baik jika dilaksanakan oleh umat muslim, namun jika tidak menjalankannya tidak masalah.
Perbedaan Haji dan Umroh Berdasarkan Rukunnya
©2020 Saudi Press Agency/Handout via REUTERS
Perbedaan haji dan umroh lainnya dapat dilihat berdasarkan rukunnya. Rukun dalam ibadah menjadi penentu sah atau tidaknya sebuah ibadah. Hal tersebut juga berlaku dalam ibadah haji dan umroh dan bila tidak dilaksanakan, ibadahnya akan batal dan tidak bisa diganti dengan denda.
Seperti yang telah dipahami, ibadah haji memiliki lima rukun yaitu ihram, wuquf di Padang Arafah, tawaf, sa'i, dan memotong rambut. Kelima rukun ini harus dilakukan demi memenuhi syarat sah ibadah haji. Jika tidak bisa melaksanakan satu di antara rukun tersebut karena satu dan lain hal, maka nilai hajinya akan berkurang.
Sedangkan rukun umroh adalah niat ihram, tawaf, sa'i, dan memotong rambut. Yang membedakannya dengan haji adalah wukuf di Padang Arafah yang hanya wajib dilakukan oleh jemaah haji.
Perbedaan Haji dan Umroh Berdasarkan Kewajibannya
Selain berdasarkan rukunya, perbedaan ibadah haji dan umrah juga bisa ditinjau berdasarkan kewajibannya. Pada kedua ibadah tersebut, jemaah wajib melaksanakan serangkaian ritual manasik, yang apabila ditinggalkan tidak mengurangi ibadah, namun harus digantinya dengan denda.
Terdapat lima kewajiban yang harus dilaksanakan oleh jemaah haji, yaitu niat ihram dari miqat, batas area yang telah ditentukan sesuai dengan asal wilayah jemaah, menginap di Muzdalifah, menginap di Mina, tawaf wada' atau perpisahan, dan melempar jumrah.
Sedangkan kewajiban umrah hanya dua, yaitu niat dari miqat dan menjauhi larangan-larangan ihram. Jumlah kewajiban yang lebih sedikit ini membuat pelaksanaan ibadah umrah menjadi lebih cepat selesai dibanding haji.
Sunnah-Sunnah Ibdah Haji
Syekh Abu Syuja dari mazhab Syafi’i dalam Taqrib-nya menyebut tujuh hal yang menjadi sunnah-sunnah haji yaitu sebagai berikut:
1. Ifrad, yaitu mendahulukan haji dibandingkan umroh.
2. Talbiyah, (membaca "Labbaik allahumma labbaik").
3. Thawaf qudum.
4. Mabit di Muzdalifah.
5. Shalat sunnah thawaf sebanyak dua rakaat.
6. Mabit di Mina. 7. Thawaf wada‘.
Akan tetapi pandangan Abu Syuja diberi catatan oleh para ulama Syafiiyah sesudahnya. Seperti KH Afifuddin Muhajir yang mendokumentasikan catatan verifikasi para ulama Syafiiyah tersebut.
Menurutnya, sebagian sunnah haji yang disampaikan Syekh Abu Syuja masuk ke dalam wajib haji, bukan sunnah haji.
Jadi sunnah-sunnah haji menurut pendapat ulama Syafi’iyah yang muktamad adalah sebagai berikut:
1. Ifrad, yaitu mendahulukan haji dibandingkan umroh.
2. Talbiyah.
3. Thawaf qudum.
4. Shalat sunnah thawaf sebanyak dua rakaat.