Petani di Sukaresmi Rugi Ratusan Juta Akibat Pergerakan Tanah, Begini Kata Kades
"Kurang lebih 13 hektar, sebagian besar sudah ditanami sejak 2 bulan lalu, sehingga dapat dipastikan seluruh lahan mengalami gagal panen karena pergerakan tanah. Setiap panen, lahan seluas itu bisa menghasilkan belasan ton padi, sehingga kerugian mencapai ratusan juta," kata Kepala Desa Rawabelut, Sukaresmi, Cianjur
Puluhan petani di Desa Rawabelut, Kecamatan Sukaresmi, Cianjur, Jawa Barat alami kerugian hingga ratusan juta, akibat fenomena pergeseran tanah di lahan persawahan mereka.
Kepala Desa Rawabelut, Sarip Hidayat menyebut pergerakan tahan yang terjadi di area tersebut membuat 13 hektar lahan sawah siap panen alami kerusakan dan gagal untuk diselamatkan.
-
Kenapa Alun-alun Ciranjang menjadi daya tarik baru di Cianjur? Alun-alun Ciranjang menjadi destinasi wisata baru yang bisa dikunjungi saat singgah di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Lokasi tersebut kini tampak indah, dan rapi, setelah dibenahi oleh Pemprov Jabar dengan anggaran Rp10,3 miliar.
-
Di mana wilayah yang menjadi pusat peredaran narkoba di Cianjur? Berdasarkan pemetaan oleh polisi, peredaran narkoba rawan terjadi di wilayah utara, selatan dan timur Kabupaten Cianjur.
-
Kenapa kasus Vina Cirebon ditarik ke Polda Jabar? Kemudian ramai itulah yang kemudian kasus ini ditarik ke Polda Jabar. Jadi sesama tahanan saling pukul sehingga membuat mereka lebam-lebam," ucap dia.
-
Kenapa Padi Salibu dilirik Pemprov Jabar? Padi dengan teknologi salibu saat ini tengah dilirik Pemprov Jabar sebagai upaya menjaga ketahanan pangan.
-
Apa nama surat kabar pertama yang terbit di Jogja? Melalui sebuah unggahan pada 9 Mei 2024, akun Instagram @sejarahjogya menampilkan dua surat kabar yang pertama kali terbit di Jogja. Koran satu bernama “Mataram Courant” dan satunya lagi bernama “Bintang Mataram”.
-
Mengapa Cianjur menjadi daerah rawan peredaran narkoba? Penyebab dari rawannya peredaran narkoba di sana tidak terlepas dari posisi Kabupaten Cianjur yang dijadikan sebagai destinasi wisata sehingga banyak disinggahi warga luar daerah.
Sampai saat ini kedalaman tanah yang amblas mencapai tiga meter dan meluas hingga ke area perkampungan.
"Kurang lebih 13 hektar, sebagian besar sudah ditanami sejak dua bulan yang lalu, sehingga dapat dipastikan seluruh lahan pertanian mengalami gagal panen karena pergerakan tanah. Setiap panen, lahan seluas itu, dapat menghasilkan belasan ton padi, sehingga kerugian petani mencapai ratusan juta," jelasnya seperti yang Merdeka lansir dari Antara Rabu (10/02).
Lahan Sawah Terus Berkurang Setiap Tahun
Sarip mengungkapkan, akibat pergeseran tanah, lahan pertanian di Sukaresmi terus berkurang setiap tahunnya. Bahkan fenomena serupa yang terjadi di tahun 2017 lalu memuat 8 hektar lahan di Cipari amblas, sehingga tak bisa digunakan untuk menanam padi.
“Lahan pertanian di sini terus berkurang karena tahun 2017, saat itu pergerakan tanah yang terjadi menyebabkan 8 hektar sawah milik petani di Kampung Cipari, amblas dengan kedalaman beragam, sehingga tidak dapat lagi digarap dan tahun ini 13 hektar area persawahan juga amblas dan terancam tidak dapat lagi digarap.” papar Sarip.
Kesulitan Beralih Ke Komoditas Lain
Ia menambahkan bahwa petani di Sukaresmi mengalami keresahan karena mereka tidak bisa beralih ke komoditas lain di luar pertanian. Tahun sebelumnya ia menyebut bahwa sudah belasan hektar area pesawahan yang beralih fungsi menjadi kebun karena retakan yang terjadi cukup dalam namun tak maksimal.
“Sebagian besar lahan pertanian di kampung kami, mengandalkan air tadah hujan, sehingga sulit untuk beralih dari menanam padi ke palawija," katanya.
Perlu diketahui, area pesawahan milik petani di Sukaresmi terletak di kawasan lereng bukit yang berselahan dengan perkampungan. Hal tersebut membuat lahan pertanian menjadi rawan akan pergerakan tanah.
Bahkan masing-masing bidang sawah mengalami pergeseran hingga 3 meter, dan diperkirakan tidak bisa digarap kembali.
Upaya Pemerintah
©2016 Merdeka.com
Terkait hal itu, Bupati Cianjur, Herman Suherman, menjelaskan bahwa pihaknya telah menugaskan kepala dinas pertanian, untuk meninjau langsung ke lokasi guna mengakomodir bantuan.
Berbagai upaya akan terus dilakukan bersama dinas terkait untuk meminimalisir pergerakan tanah agar tidak meluas.
"Kami akan meninjau langsung, apa saja yang dibutuhkan petani agar tetap dapat menggarap lahan pertanian. Namun saat ini tim dari dinas pertanian dan dinas terkait lainnya, tengah mendata apa saja yang dibutuhkan saat ini, termasuk mencari solusi agar pergerakan tanah tidak meluas," katanya