Sebut Indonesia Mudah Dipecah Belah, Kapolri Listyo Sigit Ajak Masyarakat Lakukan Ini
Kepala Kepolisian RI Jenderal Listyo Sigit Prabowo menyebut bangsa Indonesia mudah dipecah belah. Oleh karena itu, ia pun mengajak seluruh masyarakat melakukan ini.
Kepala Kepolisian RI Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengajak seluruh masyarakat Indonesia menjaga persatuan demi terciptanya bangsa yang kuat. Lebih lanjut, persatuan bangsa juga menjadi kunci terciptanya masyarakat yang adil dan makmur.
"Tugas kita untuk menjaga persatuan agar tidak mudah terpecah belah," ujar Listyo Sigit Prabowo saat peresmian Pondok Pesantren Tajul Fallah di Kabupaten Lebak, Sabtu (10/4/2021).
-
Apa isi dari surat kabar *Bataviasche Nouvelles*? Mengutip dari berbagai sumber, isi konten tulisan yang ada di surat kabar Bataviasceh Nouvelles ini mayoritas adalah iklan. Ada pula beberapa terbitannya juga memuat aneka berita kapal dagang milik VOC.
-
Kapan Jalur Pantura Jawa Barat mulai ramai pemudik motor? Sudah Ada Beberapa yang Mudik Saat kreator tersebut melalui Jalur Pantura, beberapa pemudik mulai terlihat di satu pekan jelang lebaran. Mereka sudah mulai pulang ke kampung halaman denga menggunakan sepeda motor.
-
Kenapa Padi Salibu dilirik Pemprov Jabar? Padi dengan teknologi salibu saat ini tengah dilirik Pemprov Jabar sebagai upaya menjaga ketahanan pangan.
-
Apa nama surat kabar pertama yang terbit di Jogja? Melalui sebuah unggahan pada 9 Mei 2024, akun Instagram @sejarahjogya menampilkan dua surat kabar yang pertama kali terbit di Jogja. Koran satu bernama “Mataram Courant” dan satunya lagi bernama “Bintang Mataram”.
-
Kapan nama surat kabar Benih Merdeka diubah? Akhirnya pada tahun 1920, ia mengubah nama menjadi "Mardeka".
-
Kenapa berita hoaks ini beredar? Beredar sebuah tangkapan layar judul berita yang berisi Menteri Amerika Serikat menyebut Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bodoh usai Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 diserang hacker beredar di media sosial.
Mudah Dipecah Belah
Menurut Kapolri, penjajahan yang dilakukan Belanda selama 350 tahun dan kemudian dilanjutkan Jepang menjadi salah satu penyebab bangsa Indonesia mudah dipecah belah. Selain itu, Indonesia merupakan negara majemuk yang terdiri dari banyak pulau, etnis, agama, dan suku. Kondisi seperti itu, ujar Sigit, menjadikan bangsa Indonesia mudah diadu domba dan dipecah belah.
Di sisi lain, kemajemukan Indonesia juga menjadi potensi kekuatan. Perbedaan pulau, etnis, agama, dan suku yang dikelola dengan baik dan memiliki satu nilai akan menjadi kekuatan Indonesia untuk bangkit.
Harus Mampu Bersatu
©2021 Merdeka.com/Nur Habibie
Sigit mengungkapkan, di masa lalu bangsa ini mampu bersatu melawan penjajah. Semangat persatuan ini pula yang harus dimiliki seluruh masyarakat dalam menghadapi pandemi Covid-19.
"Peluang keberhasilan itu tentu selalu ada dan jangan mudah terpecah belah," imbuh mantan Kabareskrim itu, dikutip dari Antara (10/4/2021).
Menurut dia, pemilu, pilkada dan pilpres sudah selesai. Para elite politik banyak yang sudah berdamai, sementara itu di tingkat bawah masih ada suasana terus bermusuhan.
Cita-cita Bangsa
Negara lain, lanjut dia, hanya bisa mengalahkan bangsa Indonesia jika terpecah belah. Indonesia memiliki sumber daya alam (SDA) lengkap, sementara banyak negara lain yang tidak memiliki potensi ini. Tak heran jika banyak pihak berupaya memecah belah bangsa Indonesia.
"Kita ingatkan saudara-saudara untuk waspada dan saatnya untuk bersatu menghadapi Covid-19 agar bisa segera bangkit dan melanjutkan cita-cita bangsa," ujarnya menegaskan.
Ia mengatakan, saat ini pertumbuhan ekonomi Indonesia relatif baik. Dari sebelumnya yang menunjukkan minus lima persen, kini menjadi nol sekian persen.
Keberhasilan ekonomi itu menjadi harapan baru bagi bangsa Indonesia untuk terlepas dari penyebaran Covid-19.
Karena itu, pihaknya mengajak masyarakat tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan dengan memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan (3M) guna mengendalikan penyebaran Covid-19.
Ia berharap Indonesia mampu bergerak cepat melawan pandemi Covid-19.
"Negara yang lebih cepat melawan pandemi itu maka dipastikan akan menjadi negara besar," tandasnya.
(mdk/rka)