Sempat Terpuruk Usai Alami Tuli, Warga Bandung Barat Ini Bangkit Lewat Jualan Madu
Setelah terpuruk selama satu tahun karena tuli, ia kemudian bangkit melalui usaha madu. Keterbatasannya mampu ia lawan hingga cuan jutaan rupiah.
Hari itu Raden Ibrahim Somadinata tengah sibuk mengamati satu per satu kotak kayu serta sebuah batang pohon yang dijadikan sebagai sarang lebah trigona di Tanimulya, Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat.
Keadaannya selalu ia pantau untuk melihat ketersediaan madu sebelum dipanen. Madu-madu yang didapat kemudian ia kemas untuk dijual di pasaran dengan merek Madu Raden Ibrahim.
-
Apa pesan utama yang ingin disampaikan oleh kata-kata inspiratif pengusaha muda? "Alasanku menjadi pebisnis karena mau membuka banyak lapangan kerja dan banyak bermanfaat buat orang lain."
-
Mengapa para pengusaha muda termotivasi dengan kata-kata inspiratif? "Kesempatan bisnis itu bagaikan sebuah bis, sekali berhenti akan ada bis lain yang menyusul." - Richard Bronson
-
Bagaimana kata-kata inspiratif pengusaha muda membantu dalam membangun bisnis? "Memulai perlu keberanian, membesarkan perlu ilmu. Itulah kuncinya dalam berbisnis."
-
Kapan kata-kata inspiratif menjadi tren? Kumpulan kata-kata hari ini penuh inspirasi dan makna mendalam.
-
Bagaimana Inul Daratista membuktikan kesuksesannya? Namun, berkat kerja kerasnya, Inul terbukti sukses. Tidak hanya di bidang hiburan, Inul juga memiliki sejumlah bisnis yang berkembang pesat.
-
Bagaimana Inul Daratista mencapai kesuksesannya? Merantau dari kampung halamannya di Pasuruan ke Ibu Kota pada 90-an, Inul berhasil menapaki jalan kesuksesan di dunia hiburan.
Karena khasiat dan cita rasa alami terjaga, produknya cukup laris di pasaran. Pesanan bahkan datang hingga ke luar kota. Cuan jutaan rupiah setiap bulan rutin Raden dapatkan untuk menafkahi keluarga.
Di balik kesuksesannya sebagai seorang pengusaha, ada kisah inspirasi yang mengiringinya. Dahulu, ia pernah pernah mengalami masa-masa sulit bahkan hingga putus asa usai dinyatakan menderita kehilangan pendengaran (tuli) oleh dokter.
Ia pun terpuruk dan sulit untuk bangkit. Titik awal perjalanan baru kemudian muncul, setelah ia merasa yakin bisa menghadapi kondisi tak nyaman ini. Produk madu yang ia jual jadi jawaban, bahwa keuletan mampu mengatasi kondisi terburuk sekalipun di dalam hidup.
Kehilangan Pendengaran di Usia 20 Tahun
Kepada wartawan, Raden menceritakan masa-masa sulitnya yang dimulai saat ia memasuki usia 20-an awal. Kala itu ia mengalami sakit demam pada 1992. Turunnya kondisi Raden usai dirinya membantu keponakan menjajakan pameran kerajinan di Jakarta selama satu pekan.
Setelah lulus kuliah D-3 Sastra Jepang Universitas Padjadjaran, ia memang mencoba mengisi waktu luang dengan berbagai kegiatan, salah satunya pameran ini. Namun tiba-tiba kondisinya turun dan mengalami demam tinggi harus dilarikan ke rumah sakit.
- Tampang Tahanan yang Kabur dari Rutan Makassar Usai Rusak Besi
- Turun Langsung ke kebun Berseragam Lengkap Kasad Pakai Topi Caping Tanam Jagung Untuk Swasembada Pangan
- Pesan Terakhir pada Kasus Penemuan Kerangka di Bandung: Aku Bawa Sampai Mati Semua Janji Manismu
- Dua Pelaku Pembunuhan Sadis Kakek di Garut Diringkus saat Kabur ke Bandung dan Bekasi
Setelah 10 hari, pendengarannya perlahan hilang, hingga ia hanya mendengar suara yang amat kecil. Dokter memberikan dua opsi, yakni operasi dengan segala risikonya atau tidak namun memakai alat bantu dengar.
"Dengan berbagai pertimbangan, saya dan keluarga tidak mengambil opsi operasi. Dan memutuskan untuk memakai alat bantu dengar meski harganya juga tidak murah," ujar Raden, mengutip ANTARA, Rabu (2/10).
Gagal Melamar Pekerjaan dan Alami Minder
Mengalami kehilangan pendengaran di usia muda, tentu amat membebani Raden. Ia harus mengubur dalam-dalam mimpinya untuk melamar pekerjaan, termasuk peluang mencari rezeki di luar negeri.
Padahal, Raden memiliki sertifkat Japanese Language Proficiency Test/JLPT atau kemampuan bahasa Jepang tingkat 4, dengan nilai cukup baik dan bisa menjadi modalnya meniti karier.
Kehilangan kesempatan karena kurangnya pendengaran amat membuatnya terpuruk, hingga tidak percaya diri. Bahkan, selama satu tahun ia banyak melaluinya di dalam rumah karena merasa kondisinya amat berat untuk dijalani.
Seumur hidup, Raden harus mengenakan alat bantu dengar agar telinganya bisa tetap berfungsi.
Mencoba Bidang Fotografi Namun Belum Berhasil
Sebelum memilih usaha budi daya madu, ia sempat terpikir untuk memulai hobi baru. Saat itu fotografi dipilihnya, karena dianggap bisa mendatangkan pendapatan.
Kemampuan fotografi ini ia dapatkan dari seorang teman yang mengajaknya mendalami dunia tersebut. Bahkan, ia juga terlibat di komunitas fotografi amatir di Jalan Banceuy.
Perlahan, pundi-pundi rupiah mulai didapatkan dari panggilan dokumentasi foto pernikahan dan acara hajatan. Namun ini tak berlangsung lama usai tren foto analog berganti menjadi digital.
Pilih Jualan Madu karena Banyak Dicari
Dalam kondisi yang masih belum pasti ini, Raden harus terus berusaha dengan mencari peluang baru. Ketika itu sempat terpikir untuk memulai usaha kuliner yang dianggap mampu bertahan di kondisi krisis ekonomi pada 1998 lalu.
Sebelum mengeksekusinya, Raden teringat satu komoditas bernama madu yang dianggap lebih berpeluang dibanding usaha kuliner. Sebabnya, usaha madu akan banyak dicari karena kerap dijadikan sebagai obat.
Ia kemudian mulai mendalami budi daya madu setelah mendapat dukungan dari sang istri. Beberapa tempat ia datangi seperti Tahura Djuanda hingga Sukabumi, Jawa Barat.
Akhirnya lebah jenis Apis cerana yang menghasilkan madu sebanyak 1 kg per 3 bulan, dan lebah Trigona yang mampu memproduksi 1 kg madu per tahun ia pilih untuk dibudidayakan termasuk mengambil dari para petani lokal.
Terjual di Bandung, Jakarta sampai Merauke
Saat awal, usaha madunya belum begitu berkembang dan hanya berhasil terjual di sekitaran Bandung, Cimahi hingga paling jauh Jakarta. Namun setelah mengikuti banyak pelatihan UMKM, usahanya mulai berkembang.
Di sana, ia dilatih memperkuat merek atau produk (branding), mengemas madu dan memasarkannya termasuk melalui platform digital. Alhasil, madunya kini telah terjual mulai dari Sabang sampai Merauke.
Usaha madunya kemudian mulai besar di tahun 2023 ini, dengan segmen pasar yang lebih luas dan penjualan madu yang lebih profesional. Ia pun mendapat bantuan dana sebesar Rp10 juta untuk pengembangan usaha.
Raup Jutaan Rupiah Tiap Bulan dan Mampu Kuliahkan Anak
Dari hasil penjualannya ini, tiap bulan keuntungannya pun meningkat dari sebelumnya. Biasanya, ia rutin mengantongi cuan mulai dari Rp5 juta.
Karena keuletannya, pemasukkannya juga terus bertambah hingga ia mampu menyekolahkan anak-anaknya di perguruan tinggi.
“Anak pertama itu mahasiswa tahap akhir di IKIP Siliwangi, Cimahi, dan sedang persiapan sidang skripsi, sementara putra keduanya baru lulus dari SMKN 3 Cimahi,” katanya.
Jual Aneka Madu
Mengutip Instagram pribadi Raden Ibrahim Somadinata, dirinya kini memiliki beberapa produk madu seperti madu habbatussauda, madu multiflora, madu murni, madu kaliandra, madu sarang hingga propolis.
Seluruh produknya juga sudah teruji di laboratorium, dan mampu meringankan sejumlah penyakit.
“Jadi kalau madu asli itu berbeda, tidak ada semacam kristal atau apa gitu ya,” kata dia mengutip RRI Pro4 Bandung.