Tak Hanya Corona, Ridwan Kamil Ajak Warga Jawa Barat Waspadai Ancaman DBD
Gubernur Ridwan Kamil menghimbau kepada warga Jawa Barat agar waspada terhadap fenomena gunung es dari demam berdarah yang tertutup kasus Corona.
Saat ini virus corona masih menjadi perbincangan serius di tengah masyarakat. Sampai Kamis (12/03), 34 orang di Indonesia telah terinfeksi virus ini, di mana 1 korban diantaranya meninggal dunia dan 2 lainnya telah dinyatakan sembuh.
Meski saat ini virus corona lebih banyak disorot, Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil mengungkapkan bahwa ancaman Demam Berdarah Dengue (DBD) juga harus diwaspadai. Apalagi menurut gubernur yang akrab dipanggil Kang Emil ini, sejak tiga bulan terakhir tercatat 15 orang di Jawa Barat meninggal dunia akibat penyakit yang diakibatkan oleh gigitan nyamuk Aedes aegypti tersebut.
-
Apa yang menjadi tanda awal mula pandemi Covid-19 di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Kapan peningkatan kasus Covid-19 terjadi di Jakarta? Adapun kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Apa yang terjadi pada kasus Covid-19 di Jakarta menjelang Nataru? Kasus Covid-19 meningkat di Ibu Kota menjelang Natal 2023 dan Tahun Baru 2024.
-
Kenapa berita hoaks ini beredar? Beredar sebuah tangkapan layar judul berita yang berisi Menteri Amerika Serikat menyebut Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bodoh usai Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 diserang hacker beredar di media sosial.
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Bagaimana peningkatan kasus Covid-19 di Jakarta menjelang Nataru? Peningkatan kasus Covis-19 di DKI Jakarta aman dan sangat terkendali. Tidak ada kenaikan bermakna angka perawatan rumah sakit juga.
DBD Memiliki Tingkat Bahaya yang Tinggi
Kang Emil mengungkapkan bahwa saat ini pemberitaan terkait DBD sedikit tersingkirkan oleh isu dan kepanikan sosial mengenai corona. Padahal penyebaran DBD juga dianggap cepat dan mematikan sehingga memiliki tingkat mematikan yang sama tingginya.
"Kadang-kadang berita ini kalah dari virus Corona, padahal tingkat fatalitasnya sama tingginya," kata Emil.
Kejadian Luar Biasa
Di lain kesempatan, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Jawa Barat Berli Hamdani menjelaskan bahwa sedikitnya terdapat 15 orang meninggal dunia akibat terserang DBD sejak awal Januari hingga awal Maret 2020 di wilayah Jawa Barat.
Berli mengungkapkan bahwa walaupun terdapat penurunan jumlah kasus penderita DBD dan kematian dibanding tahun lalu, namun pada tahun ini penyebaran DBD tetap terkategori kejadian luar biasa atau KLB. Hal itu berdasarkan angka yang cukup siginifikan atas kematian pasien.
Wilayah Jabar yang Rawan Serangan DBD
Berli menyimpulkan bahwa kasus terbesar DBD khususnya di wilayah Jawa Barat terjadi di berbagai berbagai kota dengan tingkat jumlah penduduk yang cukup tinggi. Ia juga menyebutkan bahwa kasus DBD kebanyakan terjadi di daerah seperti di Kabupaten Bogor, Kota Bandung, dan Kota Depok.
"Rata-rata terjadi di kota besar. Selain karena penduduknya besar, banyak tempat berlindungnya nyamuk," ucapnya.
Imbauan Ridwan Kamil
Kang Emil mengimbau kepada seluruh masyarakat Jawa Barat agar mewaspadai penyebaran serangan nyamuk demam berdarah. Apalagi saat ini Jawa Barat masih memasuki puncak musim penghujan dengan intensitas yang cukup tinggi sehingga menimbulkan banyak genangan yang bisa menjadi sarang nyamuk.
Emil pun mengatakan bahwa warganya perlu memperhatikan lingkungan sekitar dengan mengadakan kerja bakti agar masyarakat lebih peduli terhadap kasus demam berdarah ini.
"Perlu diingatkan lagi masalah yang berhubungan dengan musim penghujan. Pemerintah sudah mengimbau untuk melakukan bersih-bersih lingkungan dan mudah-mudahan masyarakat lebih peduli lagi," ujarnya di Gedung Sate, Kota Bandung, Selasa (10/3).
(mdk/nrd)