Viral Guru Dipecat karena Kritik Dirinya, Begini Tanggapan Ridwan Kamil
Sabil Fadillah mempertanyakan jas yang digunakan oleh orang nomor satu di Jabar itu saat melakukan zoom bersama dengan siswa SMP di Tasikmalaya yang iuran membeli sepatu. Begini tanggapan Ridwan Kamil.
Seorang guru bernama Muhammad Sabil Fadillah dipecat oleh dua sekolah tempat mengajarnya di wilayah Cirebon, Jawa Barat. Kejadian ini berawal dari kritik yang ia sampaikan di unggahan Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, beberapa waktu lalu.
Dalam unggahan tersebut, Sabil Fadillah mempertanyakan jas yang digunakan oleh orang nomor satu di Jabar itu saat melakukan zoom bersama dengan siswa SMP di Tasikmalaya yang iuran membeli sepatu.
-
Kenapa kasus Vina Cirebon ditarik ke Polda Jabar? Kemudian ramai itulah yang kemudian kasus ini ditarik ke Polda Jabar. Jadi sesama tahanan saling pukul sehingga membuat mereka lebam-lebam," ucap dia.
-
Bagaimana teks proklamasi dibacakan di Cirebon? Pembacaan teks proklamasi di Tugu Kejaksan itu dilakukan spontan,” kata pemerhati sejarah dan budaya Cirebon Jajat Sudrajat.
-
Di mana teks proklamasi dibacakan di Cirebon? Teks proklamasi kemerdekaan Indonesia ternyata lebih dulu dibacakan di Kota Cirebon, Jawa Barat. Pembacaannya dilakukan oleh tokoh penting bernama Soedarsono di Simpang Kejaksan, yang kini lebih dikenal dengan Tugu Pensil.
-
Kapan teks proklamasi dibacakan di Cirebon? Pembacaan proklamasi kemerdekaan Indonesia di Cirebon dua hari lebih awal dari yang dilakukan oleh Soekarno, yakni pada 15 Agustus 1945.
-
Siapa yang membacakan teks proklamasi di Cirebon? Pembacaan proklamasi kemerdekaan oleh Soedarsono dihadiri oleh sekitar 100 sampai 150 orang dari berbagai penjuru di kota pesisir Jawa Barat itu.
-
Kapan Sunan Gunung Jati tiba di Cirebon? Setelah menuntut ilmu di Makkah, Syarif Hidayatullah berangkat ke Nusantara. Ia mampir di Gujarat dan Kerajaan Samudra Pasai sebelum akhirnya tiba di Cirebon pada tahun 1470 Masehi.
Rupanya, jas yang digunakan tersebut berasal dari salah satu partai politik dan ia mempertanyakan terkait korelasinya. Komentar itu lantas menuai kontroversi, terutama setelah dibalas oleh Ridwan Kamil.
"Saya memang sudah dipecat, tapi di sini (surat) bertuliskan pengakhiran hubungan kerja, ini dikarenakan komentar saya di IG Gubernur Ridwan Kamil," kata guru yang tengah viral itu, Rabu (15/3), dikutip dari ANTARA.
Alasan Sabil Melayangkan Komentar
Guru SMK yang dipecat usai kritik Ridwan Kamil ©2023 Liputan6/ Merdeka.com
Komentar Sabil menuai kontroversi lantaran menggunakan kata maneh. Dalam tatanan Bahasa Sunda, maneh merupakan bahasa yang menempati urutan kedua.
"Saya tahu saya salah menggunakan kata 'maneh', karena di dalam Bahasa Sunda ada tingkatannya dan kata 'maneh' menempati urutan kedua. Karena yang saya tahu Ridwan Kamil mudah akrab, apalagi ketika tampil di televisi," terangnya
Ia kemudian mengungkapkan alasannya berkomentar di unggahan mantan wali kota Bandung itu.
"Ketika berhadapan dengan dunia pendidikan sepemahaman saya tidak ada politik praktis di lingkungan sekolah. Dan Ridwan Kamil saat itu mengenakan jas kuning," terangnya
Tanggapan Ridwan Kamil
Tak lama setelah Sabil berkomentar, Ridwan Kamil sempat membalasnya di kolom unggahan. Ia membalas dengan menggunakan diksi yang serupa.
“Ceuk maneh kumaha? (menurutmu gimana?)” tulis Ridwan Kamil membalas komentar Sabil yang berbunyi: “Dalam zoom ini, maneh teh keur jadi gubernur Jabar, ato kader partai ato pribadi,” tulis Sabil.
Setelah komentar guru tersebut ramai diberitakan, Ridwan Kamil lantas menyampaikan klarifikasinya. Menurut Ridwan Kamil, setiap pemimpin harus terbuka terhadap kritikan, termasuk dengan menggunakan bahasa yang kasar.
Ia mengaku terbuka terhadap komentar-komentar demikian, dan selalu menanggapinya baik dengan bahasa yang ilmiah maupun dengan candaan.
"Mungkin karena yang melakukannya posting kasar adalah seorang guru, yang postingannya mungkin dilihat/ditiru oleh murid-muridnya, maka pihak sekolah/yayasan untuk menjaga nama baik insitusi memberikan tindakan tegas sesuai peraturan sekolah yang bersangkutan," katanya.
Minta Guru Tersebut Tidak Dipecat
Ridwan Kamil mengaku kaget setelah mendapati guru tersebut dipecat. Ia kemudian menghubungi pihak sekolah yang bersangkutan agar tidak perlu sampai diberhentikan.
"Karenanya setelah berita itu hadir, saya sudah mengontak sekolah/yayasan, agar yang bersangkutan untuk cukup dinasihati dan diingatkan saja, tidak perlu sampai diberhentikan," jelas Ridwan Kamil.
Kemudian dirinya mengimbau kepada siapapun agar bisa bijak dalam menggunakan media sosial, karena bisa membawa kebaikan kepada sesama.
"Apa pun itu, di era medsos tanpa sensor ini, Kewajiban kita para orangtua, guru dan pemimpin untuk terus saling nasihat-menasihati dalam kabaikan, kesabaran dan selalu bijak dalam bermedsos. Agar anak cucu kita bisa hidup dalam peradaban yang lebih mulia," tandasnya.
Respons Dinas Pendidikan Jawa Barat
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jabar Wahyu Mijaya menjelaskan bahwa pemecatan sendiri tidak berdasarkan perintah apapun termasuk dari Ridwan Kamil.
Dirinya juga sudah mengonfirmasi kepada Kantor Cabang Dinas (KCD) di Cirebon, untuk memastikan data pokok pendidikan (Dapodik) milik Sabil masih tercatat di Disdik Jabar.
Ia juga meminta agar pihak yayasan tempat Sabil bekerja agar mencabut surat pemberhentiannya
"Kalau dari sisi statement (Sabil) di Instagram kita sudah sampaikan agar jangan sampai diberhentikan. Tapi apakah yang bersangkutan ada masalah lain dengan sekolah, kita tidak tahu. Kalau masalah di luar itu bukan kewenangan kami," katanya.