Viral Lapangan Bola Desa di Pekalongan Ini Berstandar FIFA, Potretnya Bikin Takjub
Di Desa Purwodadi, Kecamatan Sragi, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah terdapat lapangan bola dengan standar internasional FIFA.
Lapangan di desa biasanya digunakan untuk tempat pertandingan sepak bola antar daerah. Namun tahukah jika di Desa Purwodadi, Kecamatan Sragi, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah terdapat lapangan bola dengan standar internasional FIFA.
Belakangan, lokasi tersebut menjadi viral lantaran memiliki keindahan layaknya lapangan di luar negeri. Tak jarang lokasi tersebut juga dijadikan tempat berswafoto. Tidak hanya indah, lapangan bola ini juga memiliki gradasi rumput yang unik. Seperti apa potretnya?
-
Kenapa berita hoaks ini beredar? Beredar sebuah tangkapan layar judul berita yang berisi Menteri Amerika Serikat menyebut Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bodoh usai Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 diserang hacker beredar di media sosial.
-
Apa kabar terbaru dari Nunung? Nunung bilang badannya sekarang udah sehat, ga ada keluhan lagi dari sakit yang dia alamin. Kemo sudah selesai "Nggak ada (keluhan), karena kemo-nya sudah selesai sudah baik, aman, Alhamdulillah," tuturnya.
-
Siapa yang diduga berselingkuh dalam berita tersebut? Tersandung Dugaan Selingkuh, Ini Potret Gunawan Dwi Cahyo Suami Okie Agustina Gunawan Dwi Cahyo suami Okie Agustina kini sedang menjadi sorotan usai foto diduga dirinya menyebar di sosial media.
-
Apa isi dari surat kabar *Bataviasche Nouvelles*? Mengutip dari berbagai sumber, isi konten tulisan yang ada di surat kabar Bataviasceh Nouvelles ini mayoritas adalah iklan. Ada pula beberapa terbitannya juga memuat aneka berita kapal dagang milik VOC.
-
Kenapa publik jadi perhatian sama kabar Jeanneta? Jeanne jadi perhatian publik gara-gara kabar cerai ini.
-
Apa isi dari surat kabar Soenting Melajoe? Terbit pertama kali pada 10 Juli 1912, isi dari surat kabar Soenting Melajoe ini seperti tajuk rencana, sajak-sajak, tulisan atau karya mengenai perempuan, hingga tulisan riwayat tokoh-tokoh kenamaan.
Berawal dari Lahan Terbengkalai
©2021 Youtube Lestarindo Soccerfield Official/editorial Merdeka.com
Rislani, salah seorang pemuda karang taruna di Desa Purwodadi mengatakan, terciptanya lapangan indah tersebut berawal dari minat warga desa akan sepak bola.
Mulanya, lapangan itu merupakan lahan sawah tak produktif seluas tiga hektar. Atas inisiatif pemuda serta perangkat desa, akhirnya lahan itu diubah menjadi lapangan bertaraf Internasional tersebut.
"Memang awalnya kita para pemuda di Desa Purwodadi umumnya gemar berolahraga sepak bola dan sering mengadakan event, mulanya sarana lapangan desa kurang bagus dan muncul keprihatinan dari para pemuda untuk menjadikan lapangan yang layak," katanya melansir Youtube Antara.
Menggunakan Rumput Zoysia Japonica
©2021 Kanal Youtube Yanuar Faylasuf/editorial Merdeka.com
Mengutip dari kanal Yanuar Faylasuf, daya tarik utama dari lapangan bola Desa Purwodadi adalah jenis rumputnya yang menggunakan jenis Zoysia Japonica.
Rumput tersebut memiliki tekstur yang halus, dan biasa digunakan di lapangan-lapangan bertaraf internasional. Untuk anggaran dan perawatannya disebutkan memerlukan biaya Rp1,7 miliar
"Lapangan di sini menggunakan jenis rumput Zoysia Japonica oleh kontraktor lapangan asal Boyolali PT Harapan Jaya Lestarindo. Untuk biaya perawatannya membutuhkan biaya Rp1,7 miliar," sebut Yanuar.
Tampilan Rumput Memakai Teknik Refleksi Cahaya
©2021 Youtube Pekalongan Trending/editorial Merdeka.com
Sebagai lapangan sepak bola, rasanya tak afdol jika tampilan rumputnya tidak memiliki pola yang khas. Hal tersebut yang kemudian diterapkan di lapangan bola Desa Purwodadi.
Saat dilihat, terdapat pola segi empat yang dibuat secara rata di atas rumput. Menurut Yanuar bentuk itu menggunakan teknik pemangkasan refleksi cahaya, sehingga menghasilkan bentuk yang indah dan enak dipandang mata.
Sayangnya, untuk saat ini, lapangan hasil kerjasama bangun guna antara pihak desa dengan PT Harapan Jaya tersebut belum bisa difungsikan lantaran masih berada di situasi pandemi Covid-19.
"Seperti terlihat di lokasi, rumput ini sudah berpola kotak-kotak dengan menggunakan teknik gradasi warna," sebut Yanuar.
"Di sini bisa digunakan untuk berswafoto karena keindahannya seperti di Eropa," tambahnya.