120 Personel Gabungan Disebar, Cek Aliran Listrik Warga Cengkareng Cegah Kebakaran
Dilihat dari sumber kebakarannya, sebanyak 74,4 persen musibah tersebut diduga akibat korsleting.
Kebakaran sering terjadi karena hubungan arus pendek
120 Personel Gabungan Disebar, Cek Aliran Listrik Warga Cengkareng Cegah Kebakaran
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BDPD) DKI Jakarta pada hari ini melakukan sidak ke perumahan warga di kawasan Cengkareng Timur, Jakarta Barat untuk mengecek aliran listrik.
Sidak sehubungan dengan maraknya kasus kebakaran di Ibu kota ditengarai konsleting listrik.
Pada sidak kali ini, selain BPBD turut serta pihak Dinas Pemadam Kebakaran, Kelurahan Cengkareng Timur, Asosiasi Kontraktor Listrik dan Mekanikal Indonesia (AKLI), juga TNI-Polri.
- Ikut Diklat Pecinta Alam di Lereng Gunung Argopuro, Mahasiswi FT Unej Meninggal Dunia
- Korupsi Lahan Bendungan Passelloreng, 6 Orang Jadi Tersangka TErmasuk 2 Kades dan Eks Pejabat BPN
- Bukan Ajudan, Brigadir Setyo yang Tewas Tertembak di Rumah Dinas Adalah Pengawal Pribadi Kapolda Kaltara
- Dikenal Riang, Istri Digorok Suami di Bekasi, Kerap Alami KDRT dan Sempat Ingin Cerai
Kepala BPBD, Isnawa Adji mengatakan pada kegiatan kali ini bersifat memberikan edukasi kepada masyarakat akan bahaya kebakaran yang disebabkan hubungan pendek arus listrik.
Sekiranya ada 120 personel gabungan yang diterjunkan untuk sidak di empat RW Cengkareng Timur.
"Kami sudah memetakan dan pagi ini akan ada 4 tim dengan kekuatan personel sekitar 120 orang kita akan mengecek instalasi listrik rumah warga. Karena kita tahu 90 persen kebakaran di jakarta ini disebabkan konsleting arus pendek," kata Isnawa di Kelurahan Cengkareng Timur, Kamis (21/9).
"Kita lebih ke upaya mengantisipasi, memitigasi kemungkinan kebakaran karena kita tau tingkat kebakaran di Jakarta cukup tinggi," sambung Isnawa.
Selain memberikan edukasi kepada masyarakat, akan ada penindakan apabila ditemukan warga yang ketahuan memainkan meteran listrik. Namun penindakan tersebut diserahkan kepada pihak PLN.
"Kalau seandainya ditemukan ada suatu kejanggalan misalnya ada konveksi, kok meterannya itu seperti meteran rumah biasa, padahal mereka menggunakan intalasi listriknya kan volume listriknya cukup tinggi, nah ini tentunya akan menjadi tugas temen-temen PLN, ahli konsul mengecek lebih dalam lagi," imbuh dia.
Nantinya, kegiatan sidak ini akan digelar selama seminggu sekali dengan menyasar 10 kelurahan di Ibu kota yang menurut data BPBD kerap kali terjadi kebakaran.
Ditargetkan pada akhir bulan Oktober akan rampung dan dilanjutkan kepada pihak Kelurahan hingga Walikota setempat untuk memantau.
Dalam catatan yang ungkap oleh pihak BPBD, wilayah yang paling banyak menyumbang kasus kebakaran terdapat di Jakarta Barat. Diantaranya wilayah Cengkareng Timur dan kawasan Tambora.
Sementara itu, dalam kurun waktu awal tahun 2023 hingga bulan Agustus 2023 kasus kebakaran sudah terjadi di 489 tragedi kebakaran di wilayah DKI Jakarta.
Pun dalam yang paling mendominasi penyebab kebakaran adalah hubungan pendek arus listrik di kawasan padat penduduk.
Sementara itu, Kepala Satuan Pelaksana Pengolahan Data dan Informasi Kebencanaan BPBD DKI Jakarta Michael Oktavianes mengatakan, enam daerah tersebut masuk dalam kategori rawan karena banyaknya jumlah kejadian kebakaran yang terjadi dalam tiga tahun terakhir.
"Dalam periode 2020 sampai 2022 itu ada kelurahan kategori tinggi yang paling banyak (terjadi) kebakaran," kata Michael dalam diskusi yang digelar BPBD DKI secara daring, Rabu (20/9).
Michael menguraikan, jumlah kasus kebakaran di Kelurahan Cengkareng Timur mencapai 26 kali dalam 2020-2022.
Kemudian, kebakaran terjadi sebanyak 24 kali di Kelurahan Kapuk, 21 kejadian di Sunter Agung, 20 di Kalideres dan Penjaringan, serta 19 di Pulo Gebang.
“Selain itu kurang kepekaan warganya terhadap ancaman kebakaran. Ini yang jadi tantangan besar kita,” ujar Michael.