Adu Jurus Ridwan Kamil, Dharma Pongrekun dan Pramono Anung Atasi Tawuran di Jakarta, Siapa Paling Efektif?
Ketiga calon gubernur mengeluarkan jurus meminimalisir tawuran. Adu program diharapkan tidak hanya upaya meraih suara namun benar-benar menuntaskan persoalan.
Spanduk bertuliskan 'KJP Dicabut Bagi Pelajar Pelaku Tawuran' dipasang kepolisian di sejumlah sekolah wilayah Tamansari, Jakarta Barat, Selasa (1/10). Langkah itu sebagai salah satu upaya kepolisian agar para pelajar berpikir ulang jika melakukan tawuran.
Mitigasi pencegahan bukan hanya dilakukan lewat tulisan spanduk. Kepolisian juga kerap patroli dan membuka layanan hotline call center 110 untuk warga melihat potensi tawuran segera melaporkan.
- Dukung di Pilgub Jakarta 2024, Relawan Perwira Minta RK-Suswono Wujudkan Program Strategis Prabowo
- Jurus Pramono Anung Bereskan Masalah Sampah di Jakarta
- Jelang Debat Perdana, Adu Program Cagub-Cawagub DKI Jakarta, Mana yang Paling Memikat?
- Segera Disahkan, RUU DKJ Atur soal Gubernur Jakarta Dipilih Melalui Pilkada hingga Dewan Aglomerasi
Namun pelbagai upaya dilakukan kepolisian tak kunjung membuat remaja didominasi pelajar tawuran. Salah satunya ketika kepolisian menangkap 31 pelajar pembawa senjata tajam hingga air keras di kawasan Gunung Sahari Utara, Jakarta Pusat pada Senin (30/9) malam.
Penangkapan para pelajar itu berawal ketika kepolisian menerima informasi dari masyarakat mengenai sekelompok pelajar yang mencurigakan. Kepolisian bergerak merespons laporan tersebut dengan menangkap para pelajar tengah mengendarai sepeda motor dan membawa berbagai senjata tajam, petasan, serta bahan berbahaya lainnya.
Barang bukti disita kepolisian dari hasil penangkapan, antara lain 17 bilah senjata tajam, satu buah petasan, satu stik golf, satu mistar penggaris besi dan dua botol berisi air keras. Enam pelajar dari 31 yang ditangkap telah mengakui membawa senjata tajam dan satu botol air mineral berukuran 600 militer berisi air keras.
Sementara itu, 25 pelajar lainnya masih dalam proses pendalaman terkait keterlibatan mereka dengan 11 senjata tajam, satu petasan dan satu stik golf yang ditemukan di lokasi. Pelaku yang membawa senjata tajam dikenakan Pasal 2 Ayat 1 UU Darurat Nomor 12 Tahun 1951 dengan ancaman hukuman 10 tahun penjara.
Janji Cagub-Cawagub Jakarta
Berkaca dari persoalan tersebut menunjukkan tawuran menjadi salah satu masalah di Jakarta selain banjir dan kemacetan tak kunjung selesai. Tawuran tak pernah beres hingga ganti kepemimpinan. Tawuran menjadi salah satu pekerjaan rumah calon gubernur dan calon wakil gubernur di Pilkada Jakarta 2024. Pelbagai jurus dianggap meminimalisir tawuran dikeluarkan tiga kandidat calon gubernur Jakarta.
Dimulai calon gubernur DKI Jakarta nomor urut 1 Ridwan Kamil. Dia mengatakan bakal mengadakan malam bebas kendaraan (Car Free Night) untuk meminimalkan tawuran antarwarga maupun remaja yang sering terjadi di Jakarta.
Ridwan menjelaskan, "Car Free Night" mirip dengan "Car Free Day" (Hari Bebas Kendaraan Bermotor/HBKB) yang akan menampilkan sejumlah pameran kesenian dan pameran UMKM. Bedanya 'Car Free Night' digelar malam hari sebulan sekali di seluruh kecamatan dan panitianya antarkampung. Hal itu diyakini akan mampu mencegah tawuran antarwarga maupun remaja.
"Kalau antar kampung ngobrol kan nanti minimal yang biasa tawuran lama-lama akrab nanti karena selalu jadi ikut kepanitiaan," kata Ridwan Kamil di acara "Suara Pelajar, Masa Depan Jakarta, Kongkow Pelajar Se-Jakarta" di Kantor DPD Golkar DKI Jakarta, Sabtu (28/9).
Selain itu, Ridwan Kamil juga bakal membangun "micro library" atau perpustakaan kecil di kampung-kampung Jakarta untuk kebutuhan digital literasi masyarakat. "Lahannya di mana? Saya akan beli rumah di sekitar kampung tersebut, lalu saya bongkar jadi tempat 'micro library' tersebut," kata Ridwan Kamil.
Sementara itu, Cagub Nomor Urut 2 Jakarta, Dharma Pongrekun menilai pentingnya pemahaman nilai adab sebagai solusi mengatasi konflik dalam krisis yang dihadapi Jakarta. Menurut dia, jika budaya di kalangan pemuda tetap terjaga maka tidak akan terjadi konflik.
Dharma mengatakan, orang tua berperan penting dalam meredam pertengkaran Anak-anak, serta mempunyai orang tua yang harus bertanggung jawab dalam membesarkannya.
Dia menuturkan, setiap orang harus mulai memahami makna adab, dimulai dari lingkungan keluarga.
“Bagaimana untuk membuat tidak tawuran, Anak itu kan punya orang tua. Orang tuanya siapa? Nah makanya kita semua, termasuk kita semua harus mulai memahami makna adab, adab kita mulai dari rumah," kata Dharma.
Dia menegaskan, permasalahan tawuran seringkali dipandang sebagai fenomena hilir tanpa mengatasi akar permasalahannya. Menurutnya, kebijakan yang tidak tepat seringkali membuat kelompok tertentu merasa terpinggirkan. Sekalipun mereka adalah orang-orang yang mempunyai hak untuk hidup dan hak untuk memperjuangkan hidupnya.
Sedangkan Cagub Jakarta nomor urut 3, Pramono Anung meyakini tawuran dapat dicegah jika ada kamera pengawas (CCTV) di setiap RT/RW yang ada di Jakarta sebagai upaya pengawasan.
"Kalau kita sudah punya CCTV di RT/RW, di sekolah-sekolah, di tempat-tempat publik, kalau memang ada rencana itu kan bisa diawasi secara langsung," kata Pramono.
Pramono mengatakan hal itu terkait pencegahan tawuran yang kerap terjadi di Jakarta. Dia berharap masyarakat dan aparat penegak hukum bisa mencegahnya bersama-sama.
Selain tawuran, dia berharap fasilitas CCTV ini juga bisa mengawasi peredaran narkoba, perundungan (bullying) atau pencurian di lingkungan setempat. Karena itu, pemasangan CCTV di setiap lingkungan masyarakat menjadi tanggung jawab bersama untuk mengurangi tingkat kriminalitas yang terjadi.
"Maka yang seperti ini, harusnya pemerintah bertanggung jawab memasang CCTV untuk RT/RW, supaya pengawasan itu dilakukan oleh masyarakat secara bersama-sama," ujar Pramono.
Merujuk hasil kajian tahun 2017, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta idealnya membutuhkan CCTV sebanyak 70 ribu titik. Hingga pertengahan tahun 2024, pemasangan CCTV oleh Pemprov DKI Jakarta terealisasi di 747 titik. Penyebarannya, yakni Jakarta Pusat sebanyak 180 titik, Jakarta Barat 160 titik, Jakarta Utara 75 titik, Jakarta Timur 160 titik, dan Jakarta Selatan sebanyak 172 titik.
Ketiga calon gubernur telah mengeluarkan jurus untuk meminimalisir tawuran. Adu program diharapkan tidak hanya upaya meraih suara namun benar-benar menuntaskan persoalan. Lantas program calon gubernur nomor urut berapa menurut pembaca merdeka.com, bakal efektif memangkas tawuran?