Anak-anak korban penggusuran Pasar Ikan idap penyakit kulit
Para orang tua terlihat antre untuk mengecek tensi darah.
Warga Pasar Ikan, Penjaringan, Jakarta Utara menjalani pemeriksaan kesehatan di dalam tenda yang didirkan di atas puing-puing sisa pembongkaran beberapa waktu lalu. Pemeriksaan kesehatan itu digelar tim medis Dompet Dhuafa.
Pantauan merdeka.com, banyak ibu-ibu yang membawa balitanya untuk diperiksa dan ditimbang berat badannya oleh petugas. Sedangkan, para orang tua terlihat antre untuk mengecek tensi darah mereka dan berobat pada dokter tim Dompet Dhuafa.
"Beratnya Salsabila sepuluh kilo ini bu, umurnya berapa?" tanya bidan Chandra kepada Rahmi ibunda Salsabila, Jumat (29/4).
"Baru jalan empat bulan bu," jawab Rahmi.
Terdengar selingan para warga yang mengeluh lantaran dirinya pernah menginap sehari di Rusun Rawa Bebek yang berada di Jakarta Timur.
"Tetangga-tetangganya pada enggak enak bu haji, pada tertutup semua, nggak kayak disini, nanti saya tidur di perahu lagi aja bu haji," ucap Surinah kepada tetangganya sewaktu rumahnya masih berdiri kokoh di kawasan Pasar Ikan.
Disela-sela kesibukkannya, saat bidan Chandra menanti pasien selanjutnya, merdeka.com mencoba mengobrol dengan bidan Chandra.
"Kita tadi kesini sekitar setengah sebelas mbak, anak-anak kebanyakan penyakit kulit sih mbak. Semua obat yang nanggung Dompet Dhuafa, saya hanya tim medis dari Dompet Dhuafa," ucap Chandra di lokasi.
Untuk diketahui, Pemprov DKI Jakarta menyatakan telah menyiapkan sejumlah hunian di Rusun Marunda, Rusun Rawa Bebek, dan Rusun Kapuk Muara untuk warga Pasar Ikan yang terkena dampak revitalisasi. Terdapat 4.929 jiwa atau 1.728 kepala keluarga (KK) yang mendiami kawasan RW 04 Pasar Ikan. Dan terdapat 893 bangunan yang bakal digusur, yakni 347 unit berupa kios, 225 hunian di RT 01, 58 hunian di RT 02, 168 hunian di RT 11, dan 95 hunian di RT 12.