Antisipasi Banjir Rendam 14 RT, Pemprov Gerebek Lumpur di Kali Sunter
Gerebek lumpur di dua segmen ini dilaksanakan untuk pencegahan genangan pada lokasi sekitar, yaitu pada 14 RT dan 15.700 meter persegi wilayah terdekat dari daerah aliran sungai (DAS) yang dikeruk.
Gerebek lumpur kembali dilakukan Pemprov DKI Jakarta di Kali Sunter. Kali ini untuk menurunkan tinggi muka air dan mencegah terjadinya banjir di 14 RT di wilayah Jakarta Utara.
Kepala Dinas Sumber Daya Air (SDA) Provinsi DKI Jakarta, Yusmada Faizal mengatakan, pengerukan lumpur di Kali Sunter dilakukan di segmen depan Pompa Rawa Badak sepanjang 495 meter dan depan Artha Gading sepanjang 210 meter.
-
Di mana banjir terjadi di Jakarta? Data itu dihimpun hingga Jumat 15 Maret 2024 pada pukul 04:00 WIB. "Kenaikan status Bendung Katulampa dan Pos Pantau Depok menjadi Siaga 3 (Waspada) dari sore hingga malam hari serta menyebabkan genangan di wilayah DKI Jakarta," kata Kepala Pelaksana BPBD DKI Jakarta, Isnawa Adji dalam keterangan tertulis, Jumat (15/3).
-
Siapa yang menangani banjir di Jakarta? Dia menjelaskan, BPBD DKI Jakarta mengerahkan personel untuk memonitor kondisi genangan di setiap wilayah dan mengkoordinasikan unsur Dinas SDA, Dinas Bina Marga, Dinas Gulkarmat untuk melakukan penyedotan genangan dan memastikan tali-tali air berfungsi dengan baik bersama dengan para lurah dan camat setempat. "Genangan ditargetkan untuk surut dalam waktu cepat," ujar dia.
-
Kenapa banjir sungai bisa terjadi? Banjir sungai dapat disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk badai hujan yang intens, kejenuhan air tanah, dan perubahan iklim.
-
Apa yang dilakukan oleh Pemkab Banyuwangi untuk mengatasi banjir di kawasan Kampung Lebak? “Rumah pompa dibangun untuk mengantisipasi banjir. Harapannya, ketika hujan deras, warga di sini tidak kebanjiran,” ungkapnya.
-
Kapan banjir pertama kali terjadi di Jakarta? Pada masa VOC sendiri telah dilakukan berbagai cara untuk menanggulangi banjir di Batavia (kini Jakarta). Gubernur Jenderal silih berganti mencoba berbagai upaya.
-
Apa saja dampak yang ditimbulkan oleh banjir? Banjir tidak hanya menghancurkan rumah dan infrastruktur, tetapi juga mengakibatkan kerugian ekonomi yang signifikan. Pertanian, yang sangat bergantung pada kondisi cuaca, sering kali paling terdampak.
"Tentu kegiatan pengerukan ini akan memiliki dampak langsung kepada kita semua," kata Yusmada dalam keterangan tertulis, Minggu (3/10) seperti diberitakan Antara.
Gerebek lumpur di dua segmen ini dilaksanakan untuk pencegahan genangan pada lokasi sekitar, yaitu pada 14 RT dan 15.700 meter persegi wilayah terdekat dari daerah aliran sungai (DAS) yang dikeruk.
Dalam gerebek lumpur di Kali Sunter tersebut Dinas Sumber Daya Air mengerahkan 10 unit alat berat, yakni tiga kendaraan amfibi besar, dua ekskavator long arm dan satu ekskavator standar untuk pengerukan di segmen Pompa Rawa Badak.
Sedangkan pengerukan di segmen Artha Gading dikerahkan dua kendaraan amfibi besar dan dua unit ekskavator long arm. Selain itu 18 unit dump truck juga disiagakan untuk kedua lokasi tersebut.
Pada gerebek lumpur kali ini, pihaknya menargetkan bisa mengeruk sebanyak 17.920 meter kubik pada segmen Rawa Badak dan 8.400 meter kubik segmen Artha Gading.
"Nanti kerukan lumpur yang didapatkan akan dibuang di dump site, untuk segmen Pompa Rawa Badak di kawasan Beting dan segmen Artha Gading di kawasan Ancol," kata Yusmada.
Gerebek lumpur di Jakarta Utara ini dilakukan secara kolaboratif lintas Organisasi Perangkat Daerah (OPD). Di antaranya, Wali Kota Administrasi Jakarta Utara, camat, lurah, Petugas Prasarana dan Sarana Umum (PPSU), Suku Dinas Lingkungan Hidup, Suku Dinas Bina Marga, Suku Dinas Pertamanan dan UPK Badan Air.
"Semoga dengan adanya gerebek lumpur ini, masyarakat terbantu dalam penanganan permasalahan banjir," katanya.
Karena itu, mari berkolaborasi untuk menangani permasalahan banjir di Jakarta. "Bisa mulai dari yang paling sederhana, yaitu tidak membuang sampah sembarangan," katanya.
Pemprov DKI juga menggerebek lumpur Kali Mookervart untuk menurunkan tinggi muka air sekaligus mengurangi dampaknya pada empat wilayah, yakni Semanan, Rawa Buaya, Duri Kosambi dan Kalideres.
Secara aktual kondisi saat ini Kali Mookevart hanya bisa menampung debit maksimal 91,37 meter kubik (m3) per detik atau lebih rendah dari debit desain kali itu sebesar 125 m3 per detik.
Kali Mookervart merupakan saluran penghubung di Provinsi DKI Jakarta yang menghubungkan Aliran Sungai Cisadane ke kanal-kanal di Jakarta.
Lebar salurannya 40-45 meter dan panjang 13 kilometer dengan daerah pengaliran sungai (DPS) seluas 67 kilometer (km) persegi serta debit puncak 125 m3 per detik ini dirancang oleh ahli hidrologi pada 1678-1689.
Kali Mookevart juga salah satu saluran penting dalam sistem pengendali banjir untuk mengalirkan sepertiga aliran Sungai Cisadane dan menambah suplai air di Jakarta.
Baca juga:
Antisipasi Banjir, Pemprov DKI Jakarta Keruk Kali Mookevart
Gerebek Lumpur Kali Ciliwung
Aksi Dinas SDA Jakarta Grebek Lumpur di Sungai Krukut
Pemprov DKI Gelar Targetkan Pengerukan Lumpur Kali di Jakarta Selesai Akhir Tahun
Cegah Banjir Saat Hujan, Petugas Gerebek Lumpur Kali Krukut Segmen Gatot Subroto
Normalisasi Kali Sentiong
Rusun Pasar Rumput Siap Dihuni Warga Terdampak Normalisasi Ciliwung