Bangunan keropos, murid SDN 27 Kramatjati minta diungsikan
Kondisi bangunan yang didirikan tahun 1985 itu sewaktu-waktu rentan ambruk.
Bangunan Sekolah Dasar Negeri (SDN) 27 Pagi di Jalan Kerja Bakti RT 3 RW 9, Kramatjati, Jakarta Timur, membuat was-was para guru dan murid. Sebab bangunan yang terdiri dari delapan kelas ini sudah terlihat keropos dan rawan ambruk.
Sejak dibangun tahun 1985 silam, hingga kini sekolah yang memiliki 8 ruang kelas, satu laboratorium komputer dan IPA, serta perpustakaan tersebut baru sekali direhab yakni tahun 2005 lalu.
Farida Yoni (41), penjaga SDN Kramatjati mengatakan rapuhnya bangunan sekolah ini sudah terjadi sejak lebih dari setahun yang lalu. Namun hingga kini pengajuan untuk rehabilitasi belum juga ditanggapi.
"Mau tidak mau, saya dibantu beberapa guru membuat semacam penyangga di beberapa lokasi atap yang sudah hancur seperti untuk ruang kelas 1, 4, dan 6," ujarnya, saat ditemui wartawan, Kamis (18/9).
Selain atap, kata Yoni, kondisi kanopi di hampir semua bagian sekolah pun sudah terlihat hancur, bahkan plafon dan atap yang berada di ruang guru pun sudah ambruk, dan belum diperbaiki pascakejadian Senin (15/7) lalu.
Beruntung saat itu tidak ada guru yang berada di ruangan, sehingga tidak menimbulkan korban jiwa.
"Senin kemarin ruang guru atapnya ambruk, untung guru-gurunya lagi enggak di dalam. Yang kami khawatirkan itu kelas 4 dan 6. Untuk di titik-titik persikuan bangunan pun tiang pilar atapnya kita topang dengan balok. Karena kalau tidak ditahan balok, khawatir kanopinya bisa rubuh," katanya.
Yoni mengatakan, setelah peristiwa itu, pihak sekolah langsung memutuskan tak hanya murid kelas VI yang harus mengungsi untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar, tapi ratusan murid lainnya juga harus segera diungsikan ke sekolah lain. Para murid akan direlokasi ke SDN 24 Kramatjati Pagi, Jakarta Timur mulai Senin (22/7). Namun, karena bangunan di SDN Kramatjati sudah terisi penuh, rencananya KBM akan dilakukan secara bergantian.
"Saat ini kelas 6 belajarnya di perpustakaan, dan kelas lima dan empat di musala. Untuk mengantisipasi hal buruk. Takutnya sewaktu-waktu kan ambruk," paparnya.
Sementara itu pantauan merdeka.com, di SDN 27 Pagi terlihat seluruh bagian langit-langit bangunan sekolahan sudah tua, banyak yang bolong sehingga tampak tidak layak pakai. Bahkan beberapa bagian atap sekolah ditahan oleh balok penyangga, beberapa bagian kayu sisi bangunan terlihat keropos dimakan rayap.
Di sisi lain langit-langit yang bolong dilapisi kawat yang diikat dengan kaso plafon yang digantung atau ditahan ke atas balok besar pada rangka genteng.