Banjir Jakarta, BPBD bantah Pluit siaga I
"Mereka aman sampai +50, masih aman, sudah mendekati, masih waspada," kata Edy.
Informasi terakhir, pukul 18.00 WIB, sore tadi sejumlah titik banjir dinyatakan siaga. Misalnya di kawasan Depok diinformasikan Tinggi Muka Air (TMA) 270 centimeter (siaga 2), sungai di Manggarai 760 centimeter (siaga 3), Karet 460 centimeter (siaga 3), Waduk Pluit -10 sentimeter (siaga 1).
Namun kabar itu dibantah oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana Daerah (BNPB) DKI Jakarta. Kabid Informatika Pengendalian BPBD, Edy Junaedi Harahap, mengatakan tidak benar Waduk Pluit siaga I.
Topik pilihan: DKI Jakarta | Jokowi ahok
"Sekarang kita sebutnya bukan siaga lagi. -10 untuk pompa Pluit, gak mengenal siaga lagi. Mereka aman sampai +50, masih aman, sudah mendekati, masih waspada," ujarnya, Jumat (17/1) malam.
Sekarang pompa Pluit, kata dia, masih terus bekerja. Sebelumnya, dia melanjutkan, ada kesalahan, dan sudah diperbaiki. "Kemarin sempet (salah), minggu lalu juga bilang siaga I, tapi ternyata aman. Ini juga berkat dampak pengerukan waduk oleh DKI yang efektif," ujarnya.
Dia menjelaskan, ambang aman di Pluit ternyata sampai plus 50, lengkapnya dari -180 sampai +50. Di atas 50, kata dia, status ketinggian air baru dinyatakan tidak aman alias waspada.
-
Di mana banjir terjadi di Jakarta? Data itu dihimpun hingga Jumat 15 Maret 2024 pada pukul 04:00 WIB. "Kenaikan status Bendung Katulampa dan Pos Pantau Depok menjadi Siaga 3 (Waspada) dari sore hingga malam hari serta menyebabkan genangan di wilayah DKI Jakarta," kata Kepala Pelaksana BPBD DKI Jakarta, Isnawa Adji dalam keterangan tertulis, Jumat (15/3).
-
Siapa yang menangani banjir di Jakarta? Dia menjelaskan, BPBD DKI Jakarta mengerahkan personel untuk memonitor kondisi genangan di setiap wilayah dan mengkoordinasikan unsur Dinas SDA, Dinas Bina Marga, Dinas Gulkarmat untuk melakukan penyedotan genangan dan memastikan tali-tali air berfungsi dengan baik bersama dengan para lurah dan camat setempat. "Genangan ditargetkan untuk surut dalam waktu cepat," ujar dia.
-
Kapan banjir pertama kali terjadi di Jakarta? Pada masa VOC sendiri telah dilakukan berbagai cara untuk menanggulangi banjir di Batavia (kini Jakarta). Gubernur Jenderal silih berganti mencoba berbagai upaya.
-
Di mana banjir Jakarta pada tahun 1960 terjadi? Mengutip dari buku Sejarah Kota Jakarta 1950-1980 karya Edi Setyawati dkk mengatakan, pada awal tahun 1960 terjadi banjir di Jakarta, setelah mengalami musim hujan yang hebat sehingga 7 kelurahan sangat menderita, terutama daerah Grogol dan sekitarnya.
-
Siapa saja yang terdampak oleh banjir? Dampak banjir sangat luas dan kompleks, melibatkan aspek kesehatan, ekonomi, dan lingkungan. Banjir sering kali menyebabkan penyakit yang disebarkan melalui air, seperti kolera dan leptospirosis, yang dapat menyebar dengan cepat di antara populasi yang terdampak. Dari sisi ekonomi, banjir dapat menghancurkan tanaman pangan, merusak infrastruktur, dan menghentikan aktivitas bisnis, mengakibatkan kerugian finansial yang signifikan.
-
Apa yang menyebabkan banjir dan mengapa bencana banjir sering terjadi di Indonesia? Banjir adalah gejala alam yang ditandai dengan meluapnya volume air hingga merendam suatu daerah. Banjir ini bisa disebabkan oleh curah hujan yang tinggi sehingga bendungan air di suatu wilayah tidak dapat menampung kemudian meluap. Bukan hanya itu, banjir juga bisa disebabkan oleh peresapan air atau drainase di suatu wilayah yang buruk.
Baca juga:
Malam ini 8 kelurahan di Depok diprediksi kebanjiran
Akses Tanjung Priok banjir, ratusan truk mengular di Yos Sudarso
Priyo: Imbauan SBY soal banjir Jakarta kurang tepat
Kali Sunter meluap, warga Kampung Pulo Kandang kebanjiran
Pantau banjir di Kalideres, Jokowi terjun tanpa alas kaki