Bertahan hidup di kampung terpadat se-Asia Tenggara
Di tanah seluas 540.11 hektare, Kecamatan Tambora dihuni 269.718 penduduk.
Sudah dua dasawarsa atau 20 tahun, Ijah dan keluarganya hidup di balik tembok gedung bertingkat dan rumah mewah yang ada di Kawasan Jakarta Barat. Rumahnya beratap asbes dengan dinding hanya terbuat dari triplek tipis.
Dia hidup di rumah yang hanya berukuran 1,5 meter x 1,5 meter yang ada di gang Impres. Letaknya di depan pasar Impres, Jalan Jembatan Besi II, Kecamatan Tambora, Jakarta Barat.
-
Kapan kemacetan di Jakarta terjadi? Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, Rani Mauliani menerangkan, kemacetan parah di beberapa titik di Jakarta kerap terjadi pada jam berangkat dan pulang kerja.
-
Kapan KEK Singhasari diresmikan? KEK Singhasari berlokasi di Kabupaten Malang, Jawa Timur, wilayah ini telah ditetapkan sebagai Kawasan Ekonomi Khusus sejak 27 September 2019.
-
Di mana kemacetan parah di Jakarta sering terjadi? Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, Rani Mauliani menerangkan, kemacetan parah di beberapa titik di Jakarta kerap terjadi pada jam berangkat dan pulang kerja.
-
Apa fungsi utama Gedung Kesenian Jakarta saat ini? Saat ini, gedung tersebut masih aktif digunakan sebagai lokasi pertunjukkan seni khas nusantara maupun luar negara.
-
Apa yang menjadi salah satu solusi untuk kemacetan di Jakarta? Wacana Pembagian Jam Kerja Salah satu ide yang diusulkan Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono adalah pembagian jam masuk kerja para pekerja di Jakarta. Menurutnya, cara itu bisa mengurangi kemacetan hingga 30 persen.
-
Kenapa KEK Singhasari penting? KEK Singhasari berkonsentrasi pada platform ekonomi digital untuk bersinergi dengan perkembangan antara bisnis pariwisata dan ekonomi digital.
Rumahnya berada di gang sempit yang lebar jalannya hanya untuk satu orang saja. Memasuki gang Impres, cahaya matahari mulai redup. Sebab, atap rumah petak warga menutupi sebagian gang. Sinar matahari pun tak kuasa menembus gang. Rumah Ijah memiliki bentuk yang hampir sama dengan tetangga sekitarnya. Rumah petak yang tersusun tak beraturan.
"Biar pengap asal bisa neduh. Walaupun gangnya sempit, rumahnya sempit, ngontrak juga. Tapi terhindar dari hujan. Daripada tinggal di kolong jembatan," ujar Ijah saat berbincang dengan merdeka.com di rumahnya, kemarin.
Sehari-hari Ijah bekerja di pabrik konveksi rumahan yang terletak tidak jauh dari rumahnya. Dia menikmati meski hidupnya terhimpit di gang sempit dan kumuh. "Ya disyukuri saja, kumuh ya memang kumuh tetapi ya di sini nyaman kok. Sudah 20 tahun tinggal di sini," Kata Ijah.
Tak jauh dari gang rumahnya, terdapat gang Venus yang kondisinya hampir sama. Gang sempit yang dihuni puluhan kepala keluarga. Bedanya, di gang Venus lebih banyak rumah tinggal dibanding pabrik konveksi rumahan. Sehingga banyak teman-temannya yang juga bekerja di pabrik konveksi, mencari tempat berteduh di gang ini karena letaknya tak jauh dari tempat kerja mereka.
"Sama saja kayak gang ini, bedanya di sana ramai, kalau di sini kan ada pabrik konveksi," cerita Ijah.
Berbagai kisah hidup warga Gang Venus seolah membenarkan anggapan kawasan ini terpadat se-Asia Tenggara. Data Dinas kependudukan dan Catatan Sipil DKI Jakarta, jumlah penduduk di Kecamatan Tambora memberikan kontribusi paling tinggi terhadap jumlah penduduk di Jakarta. Di tanah seluas 540.11 hektare, Kecamatan Tambora dihuni 269.718 penduduk. Saking padatnya, di setiap 2,5 meter akan dijumpai satu orang.
"Iya memang benar paling banyak di Kecamatan Tambora, ada tambahan penduduk yang belum tercatat oleh kami," ujar wakil camat Tambora Joko Suparno saat dikonfirmasi melalui sambungan selular.
Baca juga:
Mengintip Gang Venus di Tambora tak pernah tersentuh sinar matahari
Di Jakarta, sudah kerja keras tapi susah kaya
Gaji di DKI buat bayar kontrakan & transportasi, makanya susah kaya
Tetap nyaman meski hidup berhimpitan
Seperti tinggal di kandang burung