Menilik Kehidupan Masyarakat Nusantara, Kawasan Maritim yang Sangat Disegani Dunia Internasional sejak Ratusan Tahun Silam
Nusantara lebih dulu eksis jauh sebelum Indonesia merdeka. Simak fakta menariknya.
Belakangan nama Nusantara kembali eksis karena digunakan sebagai nama ibu kota baru Indonesia. Jauh sebelum munculnya gagasan pemindahan ibu kota Indonesia, istilah nusantara sudah dikenal luas.
Awalnya, istilah “nusantara” berasal dari dua kata dalam bahasa Sansekerta, yaitu “nusa” yang berarti pulau dan “antara” yang berarti luar. Nusantara dikenalkan pertama kali oleh Raja Majapahit, Hayam Wuruk, bersama Mahapatih Gadjah Mada sekitar abad ke-14. Penyebutan nusantara merujuk pada wilayah kepulauan di luar pusat pemerintahan Majapahit, yakni mencakup sebagian besar negara-negara di Asia Tenggara pada masa sekarang
-
Kenapa Sriwijaya penting di sejarah maritim? Taman Purbakala Sriwijaya, Bekas Kawasan Pemukiman dengan Ragam Jenis Peninggalannya Kerajaan Sriwijaya yang terletak di pesisir Sumatra Selatan ini dikenal dalam sejarah sebagai salah satu pemerintahan yang cukup kuat di wilayah maritimnya.
-
Di mana kerajaan Sriwijaya berada? Seorang ahli geografi dari Persia bernama Abu Raihan Al-Biruni melakukan kunjungan ke Sriwijaya dan menyebut kerajaan ini terletak di Pulau Suwarnadib.
-
Bagaimana Sriwijaya menguasai Jalur Sutra Maritim? Pada puncak kejayaannya, Sriwijaya menguasai arteri Jalur Sutra Maritim yaitu sebuah pasar raksasa yang memperdagangkan barang-barang lokal dari Tiongkok dan Arab.
-
Kenapa laut penting bagi kejayaan Majapahit? Kerajaan Majapahit mengalami masa kejayaan karena berorientasi pada sektor maritim.
-
Mengapa jargon 'Nusantara Baru, Indonesia Maju' dipakai? Jargon ini menggarisbawahi aspirasi bangsa untuk memasuki era baru dengan semangat pembaruan dan kemajuan. Jargon ini tidak hanya merayakan pencapaian kemerdekaan yang telah diraih, tetapi juga mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk berfokus pada transformasi yang lebih besar.
-
Dimana Situs kerajaan Sriwijaya ditemukan? Situs kerajaan Sriwijaya pada zaman dahulu yang dikenal sebagai Pulau Emas telah ditemukan para pemancing lokal yang melakukan penyelaman malam hari di Sungai Musi, Sumatera Selatan.
Dulu, istilah nusantara tidak digunakan untuk menyebut satu negara saja, melainkan seluruh wilayah di Asia Tenggara sekarang. Khususnya negara-negara yang memiliki kesamaan sejarah tentang keberadaan penguasa yang pernah eksis pada zamannya, seperti Kerajaan Sriwijaya (abad VII-XIII), Kerajaan Majapahit (abad XIII-XV), dan Kerajaan Demak (abad XV-XVI).
Ketiga kerajaan tersebut pernah menjadi pusat politik dan pemerintahan selama berabad-abad. Kerajaan-kerajaan tersebut juga menjalin hubungan dengan negara sekitar. Keberadaannya juga menghasilkan sejumlah perubahan di masyarakat yang mencakup bidang sosial, politik, dan ekonomi.
Kawasan Maritim
Mengutip laman journal.uinsgd.ac.id, Kerajaan Sriwijaya adalah model negara maritim pertama, yang berhasil membangun jaringan perdagangan nusantara dengan sejumlah wilayah, seperti Cina dan India.
Berlanjut pada masa Kerajaan Majapahit yang juga menjalin kerja sama regional dengan kerajaan-kerajaan lain di nusantara. Mengutip buku berjudul Sejarah Maritim Indonesia karya Abd. Rahman Hamid (2015), Kerajaan Majapahit kala itu sangat menyukai kegiatan perdagangan berhasil membangun relasi kekuasaan sampai ke wilayah Semenanjung Malaya, Tumasik (Singapura), Burma (Myanmar), Campa (Kamboja), Siam (Thailand), Annam (Vietnam), Ceylon (Sri Lanka), dan India.
Nusantara atau kawasan Asia Tenggara saat ini, telah menempati posisi strategis selama berabad-abad dalam jalur pelayaran dan perdagangan antar pulau.
Kehidupan Masyarakat
Pada masa klasik, jumlah penduduk nusantara jumlahnya relatif sedikit. Hal ini membuat calon penguasa dari salah satu kerajaan besar, khususnya yang menguasai bidang maritim, akan berusaha mengambil alih kekuasaan dari wilayah yang jumlah penduduknya sedikit. Kemudian mengontrol segala hal yang berkaitan dengan politik dan ekonomi, terutama perdagangan dengan memanfaatkan keberadaan laut dan sungai. Pasalnya secara geografis, nusantara memiliki lautan luas yang membentang di antara Samudera Hindia dan Laut Cina Selatan.
Mengutip artikel berjudul Sejarah Maritim di Nusantara (Abad VII-XVI): Interkoneksi Kerajaan Sriwijaya, Majapahit, dan Demak karya Mochammad Nginwanun Likullil Mahamid (UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2023), masyarakat nusantara yang tinggal di laut atau tepi laut sering berpindah-pindah. Ada kalanya mereka disebut nomaden laut atau orang laut.
Pekerjaan utama orang laut yakni mengumpulkan produk laut untuk diperdagangkan, salah satunya mentimun laut atau teripang, yang digunakan sebagai obat di kalangan Cina. Meski demikian, kejahatan yang dilakukan bajak laut seperti perompakan dan perdagangan budak sering terjadi dalam aktivitas perdagangan di beberapa tempat.
Di sisi lain, kayu-kayu di pinggir sungai yang jumlahnya melimpah digunakan untuk membuat perahu. Lambat laun nusantara menjadi lalu lintas pelayaran yang ramah bagi pedagang, khususnya dari Eropa dan Cina.
Pada abad ke-15 hingga abad ke-17, jaringan pelayaran di Nusantara sangat ramai. Kota-kota maritim saling berhubungan di kawasan ini pun saling terhubung, antara lain Pasai, Malaka, Johor, Patani, Aceh, dan Brunei.