Pemancing Temukan "Pulau Emas", Situs Kerajaan Sriwijaya Berusia 400 Tahun
Situs kuno ini ditemukan para pemancing yang sedang menyelam di malam hari di Sungai Musi, Sumatera Selatan.
Pemancing Temukan "Pulau Emas", Situs Kerajaan Sriwijaya Berusia 400 Tahun
Situs kerajaan Sriwijaya pada zaman dahulu yang dikenal sebagai Pulau Emas telah ditemukan para pemancing lokal yang melakukan penyelaman malam hari di Sungai Musi, Sumatera Selatan.
Sumber: Arkeonews
Kerajaan Sriwijaya merupakan kerajaan kuno legendaris yang menghilang secara misterius pada abad ke-14 dengan membawa kekayaan besarnya.
Foto: Arkeonews
-
Di mana kerajaan Sriwijaya berada? Seorang ahli geografi dari Persia bernama Abu Raihan Al-Biruni melakukan kunjungan ke Sriwijaya dan menyebut kerajaan ini terletak di Pulau Suwarnadib.
-
Dimana lokasi penemuan artefak kuno? Saat menggali di permukiman prasejaran berusia 6200 tahun di Solnitsa, Provinsi Varna, Bulgaria, para arkeolog menemukan liang lahat khusus berisi benda-benda persembahan untuk ritual.
-
Dimana artefak emas tertua ditemukan? Manik-manik ini ditemukan di sebuah permukiman prasejarah di Bulgaria, berasal dari sekitar tahun 4500 sampai 4600 SM.
-
Dimana penemuan batu kuno itu? Temuan itu terjadi di kawasan bernama Plakia di Pulau Kreta Yunani.
-
Dimana penemuan artefak kuno terjadi? Seorang petani secara tidak sengaja menemukan harta karun langka ketika sedang membersihkan batu di ladangnya di Lubusz, Polandia.
-
Emas apa yang ditemukan? Seorang ahli detektor logam di Shropshire, Inggris menemukan bongkahan emas terbesar yang pernah ada di Inggris.
Sean Kingsley, arkeolog maritim asal Inggris meyakini penemuan tersebut, termasuk temuan patung Buddha emas seukuran batu rubi yang bernilai jutaan dolar. Kerajaan Sriwijaya menguasai jalur perdagangan di perairan nusantara selama 400 tahun.
Kota istana yang terletak di sekitaran kota Palembang juga dikenal sebagai “Venesia dari Timur”, terletak di arteri utama Jalur Sutra versi maritim.
“Dalam lima tahun terakhir, hal-hal luar biasa telah terjadi. Koin dari segala periode, patung emas dan Buddha. Permata, segala macam hal yang mungkin Anda baca di Sinbad si Pelaut dan mengira itu dibuat-buat. Ini sebenarnya nyata.”
Dr. Sean Kingsley
Sumber: Arkeonews
Palembang kuno dan modern awal di Sumatera sebagian besar dibangun di dalam air dan kemudian tenggelam. Temuan ini dipublikasikan di Wreckwatch edisi terbaru yang diedit Kingsley. Penelitian terkait Sriwijaya ini merupakan bagian dari rilis musim gugur setebal 180 halaman mengenai Tiongkok dan Jalur Sutra Maritim.
Sumber: Arkeonews
Sebelumnya, para arkeolog Australia menemukan koleksi tembikar yang indah yang telah diawetkan di lumpur sungai, mencerminkan sejumlah budaya yang menakjubkan termasuk kekuatan besar Abad Pertengahan di Asia, serta Belanda, Inggris, dan Portugis.
Sumber: Arkeonews
Kingsley mencatat, pada puncak kejayaannya, Sriwijaya menguasai arteri Jalur Sutra Maritim yaitu sebuah pasar raksasa yang memperdagangkan barang-barang lokal dari Tiongkok dan Arab.
Foto: Palembang zaman dulu (Tropenmuseum, Collectie Stichting Nationaal Museum van Wereldculturen)
“Dari perairan dangkal telah muncul emas dan permata berkilauan yang sesuai dengan kerajaan terkaya ini. Mulai dari alat perdagangan dan senjata perang hingga peninggalan agama," jelas Kingsley.
Foto: Courtesy of Wreckwatch Magazine
"Dari candi-candi dan tempat-tempat ibadah yang hilang telah muncul patung-patung Buddha dari perunggu dan emas, pengetuk pintu candi perunggu bergambar wajah setan Kala, dalam legenda Hindu kepala mitos Rahu yang mengaduk lautan untuk membuat ramuan keabadian. Lonceng biksu perunggu dan cincin upacara emas bertatahkan batu rubi dan dihiasi dengan tongkat vajra emas bercabang empat, simbol Hindu untuk petir, senjata pilihan dewa," jelas Kingsley.