Benarkah Burung Kutilang Keturunan Dinosaurus yang Hidup 125 Juta Tahun Lalu? Ini Hasil Analisis Ilmuwan
Bulu burung kutilang disebut mirip dengan dinosaurus yang hidup 125 juta tahun lalu.
Benarkah Burung Kutilang Keturunan Dinosaurus yang Hidup 125 Juta Tahun Lalu? Ini Hasil Analisis Ilmuwan
Analisis sinar-X baru-baru ini mengungkap hubungan mengejutkan antara struktur kimia bulu burung modern dan bulu dinosaurus dari masa lalu. Penemuan ini mengungkapkan, kedua jenis bulu ini memiliki banyak kesamaan, terutama dalam hal susunan protein mereka.
Sumber: Greek Reporter
Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Nature Ecology and Evolution, para ahli paleontologi telah mempelajari bulu dari tiga makhluk purba dengan cermat, termasuk dinosaurus non-unggas Sinornithosaurus yang hidup sekitar 125 juta tahun yang lalu di China. Mereka juga melihat Confuciusornis, burung purba dari waktu dan tempat yang sama.
Sumber: Greek Reporter
-
Bagaimana evolusi dinosaurus menjadi seperti burung kalkun-padang? Dr. Darren Naish, seorang ahli paleontologi, mengatakan bahwa dinosaurus tersebut kemungkinan besar akan berubah menjadi seperti burung kalkun-padang/bustard, elang besar, dan rangkong tanah, bukan seperti manusia.
-
Bagaimana dinosaurus ini diidentifikasi? 'Meskipun bahan fosilnya terbatas, tulang-tulang ini memiliki ciri-ciri unik yang membedakannya dengan dinosaurus lain yang hidup di masa yang sama,' kata Dr. Kimberley 'Kimi' Chapelle, asisten profesor di Universitas Stony Brook dan rekan kehormatan di Evolutionary Studies Institute at Wits.
-
Kapan dinosaurus ini hidup? Makhluk ini merupakan reptil air dengan panjang 5 meter dan berasal dari periode Trias.
Selain itu, para ahli paleontologi juga meneliti bulu dari spesies yang tidak diketahui dari sekitar 50 juta tahun yang lalu di tempat yang sekarang menjadi Formasi Sungai Hijau, Wyoming.
Foto: Hectonichus/Wikimedia Commons
Setelah melakukan pemeriksaan menyeluruh menggunakan sinar-X dan cahaya inframerah, para ilmuwan menemukan keberadaan protein yang disebut corneous beta-proteins (CBPs) dalam struktur kimia bulu tersebut. Protein ini dulu dikenal sebagai beta-keratin dan berperan penting dalam menjadikan bulu kuat dan cocok untuk terbang.
Sumber: Greek Reporter
Sebagai perbandingan, para peneliti juga memeriksa bulu dari burung seperti kutilang zebra atau Taeniopygia. Mereka berhasil mengungkap bahwa bulu-bulu burung ini memiliki struktur kimia yang mirip dengan bulu milik dinosaurus kuno.
Foto: iStock
Tiffany Slater, penulis utama penelitian sekaligus peneliti postdoctoral dalam bidang paleobiologi di University College Cork di Irlandia, menunjukkan, “Protein beta yang sama ini juga ada dalam bulu burung modern.”
Penemuan ini sangat mengejutkan karena sebelumnya ilmuwan meyakini bahwa bulu hewan purba memiliki susunan protein yang sangat berbeda, terutama protein alpha yang tidak sekuat CBPs. Namun, penelitian baru ini mengungkap bahwa ternyata tidak hanya bulu purba yang terdiri dari CBPs, tetapi CBPs ini berubah menjadi protein-alpha selama proses fosilisasi.
Perspektif baru ini tidak hanya menunjukkan protein dapat bertahan dan tetap terawetkan dalam fosil selama lebih dari 125 juta tahun, tetapi juga mengubah pemahaman kita tentang bagaimana bulu purba berevolusi. Ini memperluas persepsi tentang rentang waktu yang terlibat dalam evolusi bulu purba ini melebihi apa yang diyakini oleh para ilmuwan sebelumnya.
"Kimia bulu burung modern ternyata jauh lebih kuno daripada yang kita pikirkan sebelumnya."
Tiffany Slater
Sumber: Greek Reporter
"Penelitian kami membantu menuliskan kembali narasi dan menunjukkan bahwa blok bangunan yang sangat dasar yang diperlukan untuk penerbangan bertenaga sudah ada setidaknya 125 juta tahun yang lalu," tambah Tiffany Slater.
Sumber: Greek Reporter