Ilmuwan Pertama Kali Temukan Bukti Mamalia Serang dan Mangsa Dinosaurus 125 Juta Tahun Lalu
Fenomena langka ini ditemukan baru-baru ini oleh ilmuwan di China.
Ilmuwan Pertama Kali Temukan Bukti Mamalia Serang dan Mangsa Dinosaurus 125 Juta Tahun Lalu
Ilmuwan Pertama Kali Temukan Bukti Mamalia Serang dan Mangsa Dinosaurus 125 Juta Tahun Lalu
Dinosaurus terkenal sebagai makhluk purba yang sangat buas, memangsa hewan lain yang tidak sebesar ukuran badannya. Namun ternyata, ada juga hewan mamalia yang berani melawan dinosaurus dan memangsanya. Fenomena langka ini ditemukan baru-baru ini oleh ilmuwan.
Fosil seekor hewan mamalia menyerang dinosaurus ditemukan di China timur laut. Seekor mamalia sejenis luwak sedang menyerang seekor dinosaurus pemakan tumbuhan, menindih mangsanya, dan menggigitnya. Ilmuwan menyampaikan, peristiwa ini terjadi sekitar 125 juta tahun lalu, pada Zaman Kapur.
-
Fosil dinosaurus apa yang ditemukan di China? Salah satu spesimen dalam fosil Yixian ini adalah temuan dinosaurus non unggas berbulu pertama.
-
Dimana penemuan fosil dinosaurus di China? Hal ini dibuktikan dari penemuan fosil Yixian yang terawetkan dengan baik yang ditemukan oleh warga setempat di gua yang tertutup, di wilayah timur laut China.
-
Bagaimana dinosaurus pertama ditemukan? Ilmuwan sekaligus ahli teologi Inggris William Buckland berbicara di depan Masyarakat Geologi London, menjelaskan tentang temuan rahang dan anggota tubuh hewan berukuran raksasa yang ditemukan di tambang batu Desa Stonesfield, dekat Oxford.
-
Apa yang menyebabkan munculnya fosil dinosaurus? Fosil lebih mungkin muncul setelah hujan, karena air mengungkap material dengan menghilangkan sedimen yang menutupinya, dalam fenomena yang dikenal sebagai pelapukan.
-
Fosil dinosaurus apa yang ditemukan? Para peneliti di Hong Kong baru saja mengumumkan penemuan fosil dinosaurus yang merupakan yang pertama kalinya di daerah tersebut.
Fosil itu menunjukkan, mamalia berkaki empat, Repenomamus robustus, sebesar kucing domestik atau kucing kampung, bertarung ganas dengan dinosaurus berkaki dua berparuh Psittacosaurus lujiatunensis, yang sebesar anjing. Para ilmuwan menduga dua hewan purba ini tertimbun lahar gunung api dan terkubur hidup-hidup. Sumber: The Hindu
"Dinosaurus hampir selalu berukuran lebih besar dari mamalia sezaman mereka, jadi kepercayaan tradisional adalah bahwa interaksi mereka bersifat sepihak - dinosaurus yang lebih besar selalu memakan mamalia yang lebih kecil."
Jordan Mallon, ahli paleobiologi dari Canadian Museum of Nature di Ottawa, yang membantu memimpin penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Scientific Reports.
Sumber: The Hindu
"Di sini, kita punya bukti yang bagurs untuk mamalia yang lebih kecil yang memangsa dinosaurus yang lebih besar, hal yang tidak pernah kita duga tanpa fosil ini."
Jordan Mallon, ahli paleobiologi dari Canadian Museum of Nature di Ottawa.
Sumber: The Hindu
Ini ilustrasi seekor Repenomamus robustus menyerang dinosaurus pemakan tumbuhan, Psittacosaurus lujiatunensis, 125 juta tahun lalu.
Sebagian besar mamalia pada Zaman Mesozoik, masa hidupnya dinosaurus, adalah pemain kecil di teater kehidupan yang lebih besar, berusaha menghindar agar tidak dimangsa hewan yang lebih besar. Repenomamus menunjukkan setidaknya beberapa mamalia bisa melawan hewan pemangsanya. "Saya pikir kuncinya di sini adalah jaring makanan Mesozoikum lebih kompleks dari yang kita bayangkan,” kata Mallon.
Daerah di Provinsi Liaoning di mana fosil ini ditemukan disebut sebagai "Chinese Pompeii" karena banyaknya fosil hewan yang terkubur karena erupsi gunung api.
Memeriksa fosil ini seperti menganalisis TKP kejahatan. Pasalnya, Repenomamus bertengger di atas rawan Psittacosaurus, mencengkeram rahang dan kaki belakang sambil menggigit tulang rusuk. Repenomamus berukuran panjang 47 cm. Psittacosaurus memiliki panjang 120 cm. Keduanya dianggap bukan hewan yang telah dewasa sepenuhnya."Ada spesimen dinosaurus karnivora yang memangsa dinosaurus pemakan tumbuhan sebelumnya, tetapi belum pernah ada contoh mamalia yang memangsa dinosaurus."
Xiao-chun Wu, penulis studi dan ahli paleontologi Canadian Museum of Nature.